Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (15)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (15)
Dubes RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib mengunjungi sebuah Yayasan di kota Granada, yang menempati bangunan abad XIII yang masih terus dirawat dengan baik.

Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis

 

Pelopor Industri Parfum dan Aromaterapi

Duta Besar RI untuk Spanyol, Dr Muhammad Najib mengatakan bahwa berbagai bermacam industri yang berbasis ilmu kimia dan Fisika juga berkembang maju di zaman kejayaan Islam. Seperti penemuan parfum, sabun, pembuatan berbagai kerajinan tangan berbasis pengolahan, besi, tembaga, timah, menjadi berbagai bentuk peralatan rumah tangga, jendela dan lampu warna-warni yang dikombinasi dengan kaca. 

Sekarang memang parfum begitu identik dengan kota Paris, Prancis. Di kota mode itulah sentra industri parfum dan kosmetik kini berada.

Namun bila kita mempelajari sejarah, sejatinya, sejak abad ke-8 M, khususnya pada masa keemasan peradaban Islam era Dinasti Abassiyah, industri parfum telah berkembang sangat pesat.

Sementara masyarakat Eropa baru mengenal parfum dan teknik pembuatannya sekitar abad ke-14 M atau enam abad setelah parfum berkembang pesat di dunia Islam.

Dunia Islam berkontribusi besar dalam memperkenalkan proses ekstrasi wewangian melalui teknologi distilasi uap yang telah dikembangkan para ilmuwan Islam sejak abad ke-8 M. Industri parfum modern di dunia Barat pun banyak mengadopsi bahan ramuan parfum yang telah dikembangkan para ahli kimia Muslim.

Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa kebudayaan Islam telah memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan industri parfum di dunia Barat.

Dominasi dunia Islam dalam mengembangkan parfum di era keemasan ditopang dengan perekonomian masyarakatnya yang bertumpu pada pedagangan. Bangsa Arab dan Persia yang banyak menjadi saudagar kerap berkeliling dan menjelajahi dunia. Tak heran, bila mereka mengenal dan menemukan beragam jenis tanaman serta bahan-bahan mewangian di sentero dunia.

Mereka lalu membawa pula tanaman yang mereka temukan dan mengembangkannya di luar daerah aslinya. Dua tanaman yang dikembangkan umat Islam di era kejayaan untuk dijadikan bahan parfum adalah melati yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara serta jeruk yang berasal dari Asia Timur.

Hingga kini, keduanya masih menjadi bahan yang sangat penting dalam industri parfum modern.

Industri parfum tumbuh pesat di dunia Islam, karena Rasulullah SAW menganjurkan seorang Muslim untuk mengunakan wewangian ketika akan shalat Jumat.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Mandi, memotong kuku, mencabut bulu-bulu tak perlu, memakai siwak, mengusapkan wewangian (parfum) sebisanya pada hari Jumat dianjurkan pada setiap laki-laki yang telah baligh.” 

Hadis itu mendorong para ilmuwan Islam untuk mengeksplorasi dan mengembangkan serta memproduksi parfum dalam jumlah yang besar.

Al-Zahrawi

Salah satu ilmuwan Islam yang memberikan kontribusi mengembangkan teknologi industri pembuatan parfum pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah yaitu Imam Al-Zahrawi atau dikenal barat sebagai Abulcasis, dia salah satu penemu wewangian yang kita kenal sebagai parfum saat ini.

Imam Al-Zahrawi

Dia mengupas bidang kosmetika serta berjasa dalam bidang tersebut. Seperti deodoran, hand lotion, pewarna rambut hingga parfum merupakan salah satu hasil karya Al-Zahrawi

Imam Al-Zahrawi juga ilmuwan yang terkemuka dalam bidang kedokteran. Karyanya Al-Tasrif menjadi rujukan utama Eropa dalam bidang kedokteran selama 5 abad pertengahan. 

Jabir Ibnu Hayyan

Perkembangan pesat industri parfum ditopang oleh dua ahli kimia Muslim, Jabir Ibnu Hayyan dan (722-815) serta Al-Kindi (lahir 801 M). Kedua ilmuwan itulah yang mendirikan industri parfum di dunia Islam.

Jabir Ibnu Hayyan yang dikenal sebagai ‘Bapak Kimia Modern’ ini mengembangkan beberapa teknik, termasuk penyulingan (distilasi), penguapan (evaporation), dan penyaringan (filtrasi).

Ketiga teknik itu mampu mengambil aroma wewangian dari tumbuhan dan bunga dalam bentuk air atau minyak.

Jabir Ibnu Hayyan lebih banyak berbicara tentang teknologi penyulingan minyak atsiri.

Semua penemuannya itu dituliskannya dalam Summa Perfectionis. Dalam kitab itu, Jabir menjelaskan teknologi penyulingan ciptaannya dalam beberapa bab.

Bersambung ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K