Oleh: Hasan Bisri Ridlo
Ketika Belanda menjajah Indonesia, dia berusaha sekuat tenaga supaya Bangsa terjajah tetap bodoh, dan tidak mengetahui haknya yang telah dirampas.
350 tahun bangsa kita dijajah oleh Belanda.
Selama masa itu, bangsa kita tidak tinggal diam, tidak pasrah pada penjajah, tetapi selalu bergerak dan melawan penjajah. Seperti perlawanan Sultan Agung, perang Patimura, perang Diponegoro, perang Imam Bonjol, perang Aceh, dan perlawanan perlawanan lainnya.
Tetapi kita selalu kalah. Kepada Bangsa Indonesia dimasukkan perasaan bahwa ” Mereka tidak bisa apa apa “. Tidak bisa pintar sepintas Belanda. Tidak bisa kaya sekaya Belanda. Tidak bisa naik pangkat setinggi pangkat Belanda.. Bangsa kita dibuat minder dan rendah diri ketika itu. Itulah politik pendidikan Belanda, yang menginginkan supaya Bangsa Indonesia bodoh.
Belanda juga menggunakan politik Devide et Impera, pecah belah dan kuasai, atau politik adu domba.
Akibat politik itu, bangsa kita tdk bersatu. Sehingga banya orang Indonesia yg menjadi tentara Belanda utk menghantam sesama Bangsa Indonesia.. Dengan demikian Belanda tetap eksis menguasai dan menjajah Indonesia.
Bangsa Indonesia dahulunya
Adalah bangsa yang besar. Bangsa yg pernah mengarungi lautan luas dg perahunya sampai ke Masyarakat, Afrika selatan. Bangsa yang menamakan pulau Ceylon dengan Lingkarpuri, da Maladive de gan Mula Dewi. Bangsa yang pernah mendirikan Kerajaan
Sriwijaya, Malaka, Majapahit, Demak, Pajang, mataram dan kerajaan lainnya.
Yang dikatakan bahwa kerajaan itu, mempunyai kebudayaan yang tinggi. Tetapi akhirnya jatuh ketajamannya, hilang kebesarannya dan musnah kemuliaannya. Jadilah bangsa kita, Bangsa Indonesia yang terjajah.
Setelah 350 tahun Belanda menjajah. Jepang pun datang ke Indonesia menaklukkan Belanda. Kedatangan Jepang sesama Bangsa Asia dielu elukan. Mereka dianggap saudara tua. Tapi sayang sebentar kemudian, Jepang menampakkan kekejaman dan kebengisannya. Makanan khususnya beras, minyak jarak dan lainnya diangkut ke Jepang.
Semua orang Indonesia diwajibkan mengorbankan dan membaktikan segala apa yg dimilikinya, kalau perlu jiwaraganya utk Jepang.
Mereka dijadikan Romusha, pekerja paksa, yg dikerahkan di dalam maupun di luar negeri . Untuk memperkuat pertahanan Jepang. Sehingga kian lama bangsa kita kian menderita.Alhamdulillah pada 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh AS.
Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat.
Kesempatan emas itu tidak disia siakan oleh Bangsa Indonesia. Dan pada 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Sekarang telah tercapai kemerdekaan. Dan pada 17 Agustus 2022, sekarang ini, kita merayakan HUT kemerdekaan RI yang ke 77.
Dan sekarang keadaan Bangsa Indonesia setelah setengah abad lebih, merdeka?Jawabannya ada pada diri kita masing masing.
Yang jelas kita harus bersyukur atas kemerdekaan yang telah kita raih. Kita bersyukur dengan mengisi negeri ini dengan hal hal yang baik yang positif. Yaitu mengisinya dg iman dan amal soleh. Mengisinya dg ketaqwaan.
Insya Allah negeri Indonesia yang tercinta ini, apabila masyarakatnya mayoritas beriman dan bertaqwa. Pemimpin dan pejabat tinggi negeri ini mayoritas beriman dan bertaqwa. Negeri ini akan menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur – Negeri yang baik nan indah dan mendapat ampunan Tuhan.
Itulah sebuah negeri yang
Unggul,
Maju,
Bermartabat,
Kuat dalam segala bidang,
Disegani,
Menjadi teladan bagi negeri lain.
Jangan sampai negeri Indonesia yang kita cintai ini mundur dan hancur. Kapan itu terjadi? Allah swt telah memberikan peringatan dalam Al-Quran,
Siapa yang menerima petunjuk, maka itu untuk keuntungannya sendiri, dan siapa yang sesat, maka itu untuk kerugiannya sendiri. Dan tidaklah orang yang memikul beban akan memikul beban orang lain, dan Kami tidak menjatuhkan azab sebelum Kami mengutus seorang rasul untuk memberi peringatan.
Bila Kami memutuskan hendak menghancurkan sejumlah penduduk, pertama, Kami keluarkan perintah yang pasti kepada mereka yang diberi hidup mewah, dan mereka masih melakukan pelanggaran; maka berlakulah kata atas mereka, kemudian Kami hancurkan mereka sama sekali. (QS Al-Isra’/17:15-16).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama

Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan

Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum

Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah

Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas

Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan








สติกเกอร์สินค้าOctober 30, 2024 at 7:58 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/hasan-basri-ridlo-catatan-sebuah-kemerdekaan/ […]