Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (25)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (25)
Dubes Muhammad Najib memberikan sambutan pada Acara Peringatan HUT ASEAN ke-55 di Wisma Duta RI Madrid

Tanah Para Saintis

Selain mewariskan bangunan-bangunan yang indah dan unik, Samarkand pun dikenal sebagai kota pusat studi ilmuwan dunia

Dimasa kejayaannya Pemimpin Samarkand, Timur Lenk, membangun banyak sekolah yang mengembangkan berbagai macam disiplin ilmu, seperti ilmu Tafsir, Hadits, Fiqih, Filsafat, Sastra, Matematika, Astronomi, Geografi, dan sebagainya. Sehingga banyak pelajar dan ilmuwan yang datang dari berbagai penjuru dunia ke Samarkand.

Para Ilmuwan muslim yang berhubungan dengan Samarkand misalnya Abu Ali al Husayn bin Abdullah bin Sina (Ibnu Sina), seorang ahli kedokteran yang lahir di kawasan ini. Ia berpindah ke Hamadan dan Isfahan (kini masuk wilayah Iran) karena persoalan politik terkait dengan perebutan tahta para penguasa setempat.

Ilmuwan kelahiran Farab (kini masuk wilayah Kazakhstan tetangga Uzbekistan) yang sempat menimba ilmu di Samarkand adalah Al Farabi. Ia menekuni ilmu-ilmu Islam, aritmatika, sastra, dan musik. Ia kemudian melanjutkan studinya ke Bagdad, lalu mengembara ke Damaskus.

Al Khawarizm adalah ilmuwan terkenal di masa itu, ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi kelahiran Khawarizm (sekarang bernama Khiva di Uzbekistan), kemudian mendedikasikan keilmuwannya dengan mengajar di Bagdad sampai akhir hayatnya.

Ilmwan besar lainnya yang bisa disebut disini Al Biruni, Umar Khayam, Al Farghani, dan Ulugh Beg.

Sebagai pusat budaya dan kemakmuran, Samarkand mendorong dan menarik cendekiawan terkemuka termasuk Al-Kashi abad ke-15 yang mengabdikan dirinya pada astronomi dan matematika.

Dia diundang oleh Ulugbeg untuk bergabung dengannya di sekolah pembelajarannya di Samarkand bersama dengan sekitar 60 ilmuwan lain seperti Qadi Zada yang juga seorang astronom dan matematikawan ulung.

Karena majunya di bidang sains ini, orang Eropa menyebut kota ini “Tanah Para Saintis”, merujuk pada ilmuwan-ilmuwan hebat yang belajar dan besar di kota ini.

Observatorium Ulugh Beg

Cucu Timur Lenk, Ulugh Beg, seorang ilmuwan hebat, kemudian mengembangkan Samarkand sebagai pusat ilmiah dan budaya. Dia tertarik untuk mengelilingi dirinya dengan para sarjana untuk memperdebatkan pertanyaan ilmiah dengannya.

Pada 1424 ia mendirikan salah satu observatorium terbesar dalam peradaban Muslim. Itu adalah bangunan monumental yang dilengkapi dengan garis meridian besar yang menjadi simbol dari observatorium.

Ulugh Beg adalah seorang astronom yang terkenal dengan karya fenomenalnya “Zidj al Sulthani”.

Karya tersebut memuat pengenalan teoritikal serta katalog dari 1.018 bintang yang digunakan sebagai dasar atlas perbintangan. Untuk menghargai jasa Ulugh Beg, General Conference of Unicef pun pada 1994 memasukkan namanya dalam daftar tokoh tokoh dunia yang diperingati seluruh dunia.

Observatorium ini merupakan bangunan unik tempat pengamatan bintang dengan radius 40,2 m dan sebuah busur 63 m. Selain itu, peralatan-peralatan astronomi dan buku buku karya Ulugh Beg masih bisa disaksikan hingga saat ini.

Kota perdagangan

Sepanjang sejarah, jalur perdagangan memainkan peran sentral dalam transfer barang dan pertukaran ide dan budaya antara berbagai belahan dunia.

Diantara jalur yang paling bersejarah ialah Jalur Sutra, yang merupakan jaringan rute perdagangan melintasi darat dan laut yang menghubungkan daratan dari Cina di Asia hingga kawasan Mediterania di Asia Tengah.

Jalur tersebut menghubungkan peradaban dan orang-orang dari budaya, agama, dan bahasa yang berbeda satu sama lain memungkinkan pertukaran ide, pengetahuan teknis, menciptakan warisan keterhubungan dan apresiasi budaya.

Di sepanjang Jalur Sutra, Samarkand, yang merupakan kota besar di Asia Tengah, menjadi kota perdagangan penting. Pasar disini sangat terkenal karena pada zaman dulu menjadi pusat pertemuan antara pedagang-pedagang Eropa dan Asia di jalur sutra.

Timur Lenk, membangun jalan raya pusat dengan toko-toko untuk mendorong perdagangan dan pengembangan ekonomi pedagang sebagai bagian dari rencananya untuk menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan global di jalur sutra ini.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa sejak zaman Han (206 SM-220 M), para pedagang Samarkand mencapai berbagai tempat terjauh di China untuk berdagang logam mulia, rempah-rempah, kain, dan kerajinan.

Perdagangan membawa kekayaan dan kekayaan yang memungkinkan kesempurnaan dalam proses industri termasuk percetakan, pembuatan kaca dan kertas, keramik, tekstil dan pertanian.

Kota ini disamping tumbuh dan berkembang sebagai kota-kota ilmu, juga tumbuh sebagai kota bisnis, yang berkonstribusi terhadap perkembangan peradaban.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (26) - Berita TerbaruSeptember 6, 2022 at 1:10 pm

    […] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (25) […]

  2. Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (27) - Berita TerbaruSeptember 12, 2022 at 11:19 pm

    […] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (25) […]

  3. cam chatOctober 26, 2024 at 4:46 am

    … [Trackback]

    […] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-25-2/ […]

Leave a Reply