Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (26)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (26)
Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib

Kota strategis di Jalur Sutra

Kota Aleppo berlokasi strategis antara pesisir timur Mediterania dan Lembah Efrat di persimpangan beberapa rute perdagangan sejak milenium ke-2 SM.

Aleppo menonjol sebagai salah satu pusat utama di sepanjang Jalur Sutra yang legendaris. Aleppo juga merupakan salah satu kota tertua yang terus dihuni di dunia, dan telah menjadi pusat perdagangan dan industri yang tercerahkan selama berabad-abad.

Kota kuno Aleppo adalah rumah bagi beberapa monumen menakjubkan yang menjadi saksi pertukaran sosial, budaya, dan ekonomi yang berkembang di kota selama Zaman Keemasan Jalur Sutra.

The Bazar

Kalau kita mengenal istilah Bazar hari-hari ini, sesungguhnya cikal bakal nya berasal dari “The Bazar” di Allepo beberapa abad yang lampau. Penjualan berbagai produk ditempat terbuka dinding permanen.

Ini adalah kawasan perdagangan yang membentang sepanjang 13 kilometer. Selama ratusan tahun, kehidupan ekonomi dan sosial Aleppo berpusat di kawasan ini.

Tak hanya sebagai pusat perdagangan. Itu telah menjadi inti kehidupan ekonomi dan sosial kota selama ratusan tahun. Setiap bagian dari Bazar memiliki nama perdagangan atau produk seperti Wool Souq, Copper Souq, the Tailor’s Souq, Spice Souq dll.

Bazar ini sangat ramai, banyak dikunjungi para pedagang dan pelancong dari seluruh dunia.

Kebudayaan dan intelektual

Kala itu, kebudayaan, intelektual, dan peradaban berkembang begitu pesat di semua bidang. Salah satu bukti tumbuh pesatnya peradaban di bumi Aleppo ditandai dengan kemampuan orang-orang Aleppo untuk membuat pakaian yang amat bagus, serta berdirinya istana dan sejumlah masjid terkemuka di kota itu.

Aleppo mencapai kemasyhuran dalam sejarah bangsa Arab ketika Sayf ad-Dawla al-Hamadani menguasai kota itu. Aleppo pun kembali mencapai kemakmuran dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, dan sastra. Pada masa itu, Aleppo pun menjadi ibu kota pemerintahan.

Berkembang pesatnya peradaban turut melahirkan sejumlah penulis, sastrawan, dan ilmuwan terkemuka, seperti Abu Firas al-Hamadani dan Abu Tayyeb al-Mutanabbi. Kota Aleppo pun bertambah luas meliputi Kelikiya, Malatya, Diarbekir, Antioch, Tarsus, Mardin, dan Roum Qal’a.

Aleppo menarik banyak sarjana, ilmuwan, dan penyair terkenal. Mereka termasuk Al-Farabi, seorang sarjana dan filsuf yang sangat tertarik pada hubungan antara logika dan bahasa; Al-Qifti; Youssef al-Sibti, Al-Mutanabi, Al-Hamadani, Al-Adhim, dan Mariam Al-Ijliya.

Beberapa ilmuwan kelahiran Allepo dijelaskan dibawah, diantaranya:

Al-Adhim

Ibnu Al-Adhim Lahir di Allepo pada 1219, Ibnu Al-Adhim menuntut ilmu hingga ke Baitul Maqdis, Damaskus, Hijaz, dan Irak.

Ia pernah bekerja di istana Dinasti Ayyubiyah pada masa Amir Al Aziz dan An-Najir di Allepo.

Ibnu Al-Adhim pula yang dikenal sebagai ilmuwan muslim Dinasti Ayyubiyah yang pernah menjadi duta besar di Bagdad dan Kairo pada masa Amir Al Aziz dan An-Najir.

Al-Adhim diketahui menerbitkan beberapa karya fenomenal, dua di antaranya adalah Zubdah al hallab min tarikh Hallaba dan Bughyah at Thalib fi Tharikh Halaba. Kitab tersebut berisi tentang sejarah Allepo/Halaba yang terdiri dari 10 jilid.

Ibnu Al-Qifti

Ibnu Al-Qifti Ibnu Al-Qifti adalah ilmuwan Muslim bidang sejarah pada masa Dinasti Ayyubiyah yang juga menjabat di pemerintahan.

Setelah meninggalnya Salahuddin Al-Ayyubi, ia pergi ke Allepo dan diangkat menjadi pejabat keuangan oleh Al-Malik Al-Zhahir.

Selama menjadi pejabat di Allepo, Ibnu Al-Qifti mulai mencurahkan perhatiannya pada dunia kepenulisan.

Ia telah melahirkan sebanyak 26 judul karya tulis, beberapa di antaranya adalah Inabah Al-Ruwat ala Anbah Al-Nuhat, Tarikh Al-Yaman, dan Al-Kalam ala Al-Muwaththa.

Ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K