Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (26)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (26)
Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib

Mariam Al-Ijliya: Astronom perempuan pencipta Astrolab

Mariam Al-Ijliya yang juga dikenal sebagai Mariam Al-Astrolabi adalah perempuan Muslim yang hidup pada abad ke-10 di Aleppo, Suriah, yang menjadi salah satu ilmuwan di bidang astronomi.

Sosok Mariam Al-Ijliya dikenal karena mengembangkan Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang.

Kemampuan Mariam Al-Ijliya dalam mengembangkan astrolab terinspirasi dari ayahnya, yang merupakan seorang insinyur pembuat astrolab bernama Al-Ijliyy.

Dalam membuat Astrolab, ayah Mariam Al-Ijliya belajar dan bekerja di bawah bimbingan Muhammad bin Abdillah Bastulus, pembuat astrolab terkenal di Baghdad dan ilmuwan yang tercatat telah menciptakan astrolab tertua yang masih ada di dunia.

Ayah Mariam Al-Ijliya kemudian suka berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada putrinya secara mendalam yang memilki keingintahuan terhadap Astrolab.

Pada akhirnya, perempuan hebat ini membuat Astrolab dengan versinya sendiri. Perempuan Muslim ini membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi, secara bertahap ia menguasai desain Astrolab versinya.

Desain tangan Astrolab perempuan hebat ini dipandang begitu rumit dan inovatif, mengesankan Sayf Al-Dawla, Emir Aleppo dari tahun 994 M hingga 967 M.

Mariam Al-Ijliya menjadi sangat terkenal karena karyanya, sehingga Sayf Al-Dawla memutuskan untuk mempekerjakannya di istananya di Aleppo.

Selama menciptakan Astrolab, perempuan hebat ini juga mengembangkan teknik navigasi dan ketepatan waktu.

Apa itu Astrolab? 

Astrolab adalah alat yang berguna dalam ilmu benda langit dan membantu penelitian ilmuwan dalam astronomi, astrologi, dan horoskop.

Astrolab menjadi instrumen klasik penentuan posisi matahari dan planet, memberi tahu waktu dan navigasi dengan menemukan lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Dalam masyarakat Muslim, astrolab berfungsi untuk menemukan arah kiblat, menentukan waktu sholat, serta hari Ramadhan dan Idul Fitri.

Kontribusi signifikan Mariam Al-Ijliya dalam ilmu astronomi secara resmi diakui ketika asteroid sabuk utama ditemukan oleh Henry E Holt di Observatorium Palomar pada 1990 dan dinamai “7060 Al-Ijliya”.

Beberapa karya akademis menunjukkan bukti bahwa astrolab yang dibuat oleh Mariam Al-Ijliya dapat digunakan untuk secara tepat menetapkan posisi matematis bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya, meskipun dia tidak memiliki pendidikan formal matematika.

Dalam menghubungkan matematika dengan keahlian yang baik, ditambah dengan pengetahuan metalurgi yang sangat baik, perempuan berdaya ini menunjukkan keterampilan dan tingkat kecerdasannya yang tinggi, yang merupakan bukti kontribusinya dalam ilmu astronomi modern dan juga agama Islam.

Pada 2016, penulis fiksi ilmiah Nigeria-Amerika, Nnedi Okorafor, mengangkat sosok Mariam Al-Ijliya sebagai tokoh protagonisnya dalam novel fiksi ilmiah “Binti”.

Melansir Mvslim.com (2017), Nnedi Okorafor mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh Mariam Al-Ijliya, sehingga menciptakan karakter utama berdasarkan eponim seorang wanita muda yang ahli dalam membuat astrolab.

Ia menyatakan mempelajari sosok perempuan berdaya ini dari festival buku di Uni Emirat Arab.

Sayangnya, catatan sejarah soal Mariam Al-Ijliya atau Mariam Al-Astrolabi sangat langka dan tidak ada astrolabnya yang pernah ditemukan sebagai jejak sejarah.

Ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K