Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-84)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-84)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

VII. Nabi Ilyas, Ilyasak, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Agsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

Setelah pertobatan dari orang orang yang beriman kepada Allah tersebut selesai dan waktu yang diperingatkan tersebut dilewati, Allah kemudian mencabut adzabnya, dan Allah menggantinya dengan kesenangan dan kenikmatan hidup sampai waktu tertentu (Qs Ash – Saffat 148, Qs Yunus 98).

Dengan peristiwa tersebut nabi Yunus semakin menyadari kesalahannya ketika meninggalkan wilayah bani Israel dengan marah. Jika Allah menghendaki tentulah semua orang dibumi seluruhnya beriman. Tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, tidak akan kamu (Nabi Yunus) bisa memaksa agar manusia beriman, dan Allah akan menimpakan adzab kepada orang orang yang tidak mengerti (Qs Yunus 99 – 100). Katakanlah, “ perhatikanlah apa apa yang ada dilangit dan dibumi !”. Tidaklah bermanfaat tanda tanda (kebesaran Allah) dan rasul – rasul yang memberi peringatan bagi orang orang yang tidak beriman (Qs Yunus 101).

satu harapan.com Kubur Nabi Yunus di Mosul sebelum perang

Nabi Yunus telah belasan tahun menjadi rasul bagi bani Israel namun jerih payahnya tidak mendapatkan hasil yang diharapkannya, sedang bangsa lain di Niniwe yang sebelumnya tidak pernah melihat dirinya, justru sangat mengindahkan peringatannya meskipun kedatangannya baru beberapa hari. Karena izin Allah mereka menjadi orang yang beriman. Demikianlah nabi Yunus akhirnya menetap di Niniwe, hidup bersama dengan orang orang yang beriman, hingga meninggal di kota tersebut. Masa kehidupan Nabi Yunus sekitar tahun 820 SM sampai 750 SM.

Liputan6. Com Makam (kubur) nabi Yunus di Niniveh (niniwe), sekarang adalah Mosul di Iraq. Saat ini, kubur nabi Yunus dalam keadaan hancur karena perang.

15. Riwayat Bait Allah (Haekal) Sulaiman

a. Runtuhnya Kerajaan Israel Samaria.

Sejak sepeninggal nabi Sulaiman, kerajaannya terpecah menjadi dua. Yang pertama, Kerajaan Israel Samaria dan yang kedua kerajaan Yudea. Hingga masa nabi Yunus, raja di wilayah kerajaan Israel Samaria tidak beriman tauhid dan rakyatnya banyak yang meinggalkan iman tauhid. Demikian pula kerajaan Yudea, meskipun terdapat rajanya yang beriman tauhid, namun banyak pula rajanya yang meinggalkan iman tauhid. Oleh karena itu, rakyatnya pun banyak yang meninggalkan iman tauhid. Risalah Tauhid yang tersimpan di Bait Allah Sulaiman sering ditinggalkan oleh raja Yudea dan digantinya dengan menyembah berhala ba’al atau berhala lainnya, padahal di Yerusalem terdapat Haekal Sulaiman yang didalamnya tersimpan Taurat dan kitab kitab nabi nabinya.

Kitab 2 Raja – Raja menceritakan, hanya beberapa tahun setelah nabi Yunus meninggal di Niniveh, Asyiria mempunyai raja baru yaitu Pul yang merebut kekuasaan dari raja assyiria yaitu Asyhur, Nirrari V. Pul menyematkan gelar rajanya dengan mengambil nama raja Asyiria yang hidup jauh sebelumnya yaitu dengan gelar Tiglath pileser III. Pul menjadi orang ketiga yang menggunakan nama gelar Tiglat Piliser. Raja baru ini ingin memperluas negerinya dengan menganeksisasi negeri berwilayah subur, seperti Aram, Tirus, hingga ke Yudea. Tiglat Pileser dengan cepat membangun angkatan perangnya lebih besar lagi.

Saat itu raja kerajaan Israel Samaria telah beralih kepada Menahem bin Gadi. Menahem menjadi raja sekitar sepuluh tahun, ketika meninggal digantikan oleh anaknya yaitu Pekahya. Namun Pekahya digulingkan oleh perwira tentaranya yaitu Pekah bin Remalya bersama sekutunya yaitu Rezin, raja Aram di Damsyk. Kedua kerajaan ini kemudian bersepakat bersekutu dan membangun kekuatan untuk menandingi kekuatan Asyiria. Selain itu, dua raja ini bersekongkol menyerang wilayah kerajaan Yudea yang saat itu diperintah oleh Ahas bin Yotam, agar tidak menusuk dari belakang dengan meminta bantuan Asyiria. Namun persekutuan ini hanya mampu merebut wilayah Edom dan mengusir orang orang Yudea dari wilayah Edom dan tidak mampu merebut wilayah Yudea.

BACA JUGA:

Ahas membalas serangan Samaria dan Aram dengan mengirim utusan menemui Tiglat Pileser III untuk menyerahkan surat pengakuan kekuasaan Asyyiria atas kerajaan Yudea, sekaligus meminta pertolongan kepada Tiglath Pileser III agar kerajaan Yudea dibebaskan dari serangan kerajaan Aram dan Israel Samaria. Pul dengan senang hati kemudian menyerang Aram, merebut Damsyk dan membunuh raja Rezin, kemudian terus masuk menyerang ke wilayah kerajaan Israel. Iyon, Abel – bet – Maakha, Yanoah, Kadesh dan Hazor, Gilead dan Galilea dan seluruh wilayah Naftali dikuasai Assyiria. Penduduk yang kuat diangkut dibawa ke Asyyur untuk diperbudak. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 733 SM. Israel Samaria kemudian berunding dan berjanji membayar upeti kepada Asyiria. Dengan demikian Tiglat Pileser III telah menguasai wilayah bagian utara Kerajaan Israel Samaria dan juga menjadikan kerajaan Yudea dan Samaria sebagai kerajaan taklukannya. Setelah serangan tersebut Ahas bin Yotam mengunjungi Tiglath Pileser III di Damsyk.

Namun ketika Ahas meminta bantuan Tiglat Pileser III untuk merebut Edom dari penguasaan Samaria, Ahas harus rela membayar tinggi dengan memberikan harta simpanan istana dan Haekal Sulaiman. Edom memang dapat kembali mejadi bagian wilayah Yudea, namun dengan membayar upah yang tinggi pada kerajaan Asyiria.

Setelah peristiwa tersebut, Ahas melihat penyembahan berhala dan ibadah pengurbanan raja Asyur sebagai peribadatan penyembahan yang harus diikutinya karena terbukti membuat raja Asyur menjadi raja yang kuat. Kemudian memerintahkan Uria, Imam Haikal Sulaiman merombak mezbah untuk penyembelihan kurban di Haikal Sulaiman.

Ahas menyingkirkan semua peralatan peribadatan Haikal Sulaiman dan menutup Haikal Sulaiman demi menjalankan peribadatan seperti peribadatan dan penyembahan berhala bangsa Asyur. Untuk pertama kalinya Haekal Sulaiman di tutup oleh Raja Yudea. Ahas sama sekali tidak mempertimbangkan bahwa nenek moyang dan bangsanya pernah jaya dan kerajaan bangsanya disegani oleh kerajaan disekitarnya karena taat pada ajaran Tauhid. Ahas justru menyalahkan ajaran tauhid yang menjadi sebab keterpurukan kerajaan bangsanya. Pada masa raja Ahas, Kerajaan Yudea tenggelam dalam penyembahan berhala, meninggalkan ajaran tauhid.

wordpres.com Lukisan raja Ahas menyingkirkanmenorah dan peralatan peribadatan lainnya dariHaikal Sulaiman dan menutup Haikal Sulaiman.

(bersambung ……………….)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-86) - Berita TerbaruSeptember 15, 2022 at 12:07 pm

    […] Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-84) […]

  2. producatori ventilatoare industrialeNovember 26, 2024 at 10:41 am

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-84/ […]

  3. free chat roomsDecember 7, 2024 at 8:59 am

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-84/ […]

  4. สล็อต เครดิตฟรีJanuary 4, 2025 at 1:17 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-84/ […]

  5. camsJanuary 18, 2025 at 12:21 pm

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-84/ […]

Leave a Reply