Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (28)

Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (28)
Dubes Muhammad Najib di area industri Casa Spanyol, dengan latar belakang pesawat CN 235 kerjasamama PT Nurtanio/IPTN dengan Casa Spanyol

Madrasah Ulugh Beg

Sebagai pusat ilmu, di Bukhara banyak dibangun Madrasah sebagai tempat pendidikan, yang sebagian masih ada hingga sekarang. 

Madrasah Ulugh Beg dibangun pada tahun 1417 oleh Ismail Isfagani dan Najmeddin Bukhari, arsitek terbaik pada masanya. Pintu gerbang madrasah memiliki ukiran prasasti yang diambil dari Quran. Kini menjadi salah satu monumen arsitektur Bukhara yang paling menonjol.

Madrasah Ulugh Beg

Madrasah ini terkenal dengan penelitian astronominya. Ulugh Beg adalah tokoh llmuwan astronomi yang besar pada masanya. Dia membangun observatorium untuk penelian benda-benda angkasa.

Giyath Al-Din Jamshid Al-Kashi adalah salah satu astronom dan matematikawan yang lahir dari Madrasah Ulugh Beg ini. Ada juga nama Qadizada Al-Rumy dan Ali Ibnu Muhammad Al-Qashji.

Pada pertengahan tahun 1420, sekitar enampuluh ilmuwan Islam berkumpul di sebuah ruangan besar di Madrasah Ulugh Beg. Pandangan enam puluh pasang mata itu tertuju pada satu orang, Ghiyath Al-Din Jamshid Masud Al-Kashi.

Al-Kashi, demikian dia biasa dikenal, saat itu tengah diuji kemampuannya soal ilmu matematika oleh Ulugh Beg dan murid-muridnya. Dia diminta untuk mengajukan metode menentukan proyeksi 1022 gugusan bintang tetap dalam satuan diameter astrolab.

Astrolab adalah instrumen yang digunakan oleh astronom pada abad 14 untuk menentukan lokasi dan memprediksi posisi matahari, bulan, planet, dan bintang. Astrolab juga digunakan untuk menghitung waktu lokal.

Metode itu berguna untuk menentukan bayangan kemiringan dinding oleh bagian paralelogram tertentu, dan untuk menemukan jari-jari permukaan bumi dalam derajat busur.

“Tanpa banyak kesulitan semua bisa diselesaikan bersama karena saling menghormati dan menjaga kehormatan,” kata Al-Kashi dalam sebuah surat yang dikirim kepada ayahnya beberapa pekan setelah Observatorium Ulugh Beg dibangun.

Surat tersebut diabadikan sang ayah dan dikutip serta diterjemahkan oleh David A King dan Mary Helen Kennedy dalam bukunya, ‘Studies in the Islamic Exact Sciences’. Buku ini kemudian dicetak ulang oleh E S Kennedy pada 1983.

Di awal suratnya Al-Kashi mengaku bersyukur kepada Tuhan atas banyak nikmat dan berkah yang telah diberikan. Bagi dia, diterima oleh Ulugh Beg adalah sebuah karunia yang tak ternilai harganya. Apalagi Ulugh Beg adalah seorang penguasa dengan pemahaman Al-Quran yang tinggi.

Tak hanya Al-Quran, cucu pemimpin Timur Lenk itu juga menguasai tata bahasa Arab, logika dan ilmu matematika. Di akhir suratnya, Al Kashi meminta maaf kepada sang ayah karena tidak memberitahu sebelumnya.

Saat ini bangunan Madrasah Ulugh Beg tempat lahirnya para astronom dan imuwan Islam itu masih berdiri. Meski pernah beberapa kali dilakukan pemugaran, beberapa bagian dari bangunan asli Madrasah tersebut masih bisa dilihat.

Dari madrasah sini pula beberapa buku (kitab) karya Ulugh Beg dan murid-muridnya disusun. Salah satunya adalah kitab Zij-i-Djadid-I Sultani. Beberapa hasil karya Ulugh Beg dan murid-muridnya juga sudah diterjemahkan oleh astronom-astronom Inggris dan Prancis beberapa ratus tahun kemudian. 

Kemerosotan dan Kemunduran

Kota Bukhara dan kota lain di sekitarnya, disamping tumbuh dan berkembang sebagai kota-kota ilmu, juga tumbuh sebagai kota bisnis, yang berkonstribusi terhadap perkembangan peradaban.

Namun, kota-kota ini secara perlahan meredup kemudian dilupakan orang karena beberapa faktor: Menurut Dr Muhammad Najib ada 3 faktor yang menjadi penyebabnya: 

Pertama, kota-kota ini berada di jalur Sutra yang merupakan rute darat yang dilalui manusia maupun barang untuk berbagai keperluan termasuk perdagangan dan militer oleh bangsa-bangsa Asia dan Eropa, mulai China di Timur sampai Romawi dan Spanyol serta Portugis di Barat. Sejak ditemukanya kapal laut yang meng akibatkan transportasi lewat laut lebih cepat, lebih murah, dan lebih aman dari para perampok atau begal untuk memindah kan barang dan orang, maka jalur darat mulai ditinggalkan.

Kedua, sejak bangsa Mongol berkuasa kota-kota ini mengalami kehancuran dan nyaris tidak dibangun kembali. Hanya bangunan-bangunan tertentu yang dipertahankan, khususnya yang dapat difungsikan untuk keperluan militer.

Ketiga, Rusia yang ikut menjadi pemenang pada perang dunia pertama, lalu memperluas kekuasaannya dengan nama Un Soviet dengan memggunakan ideologi Komunis, menduduki hampir seluruh wilayah Asia Tengah termasuk negara Uzbekistan, Kazakstan, dan negara-negara di sekitarnya yang masuk kawasan Asia Tengah, yang membuat wilayah ini menjadi tertutup dari dunia luar.

“Bila disimpulkan, maka maju-mundurnya sebuah kota, negara, atau bangsa-bangsa di dunia sangat dipengaruhi oleh faktor politik (dalam pengertian kekuasaan) dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Dr Muhammad Najib.

EDITOR: REYNA

 

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. nude modelsNovember 20, 2024 at 2:39 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-28/ […]

  2. rca77November 22, 2024 at 8:29 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-28/ […]

Leave a Reply