Oleh: Muhammad Chirzin
KH Zainuddin Fannanie adalah salah seorang dari tiga bersaudara pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur pada 21 September 1926. Trimurti, Tiga Serangkai Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama 2 orang lainnya KH Ahmad Sahal dan KH Imam Zarkasyi. Ia adalah putera keenam dari Kyai Santoso Anom Besari. Beliau lahir di Gontor Ponorogo pada tanggal 23 Desember 1908.
KH Zainuddin Fannanie menempuh Pendidikan dimulai dengan masuk Sekolah Dasar Ongko Loro Jetis Ponorogo. Sementara itu mondok di pondok pesantren Josari Ponorogo, kemudian ke Termas Pacitan, lalu ke Siwalan Panji Sidoarjo.
Dari sekolah Ongko Loro ia pindah ke sekolah dasar Hollandshe Inlander School (HIS), kemudian melanjutkan ke kweekschool (Sekalah guru) di Padang. Sesudah tamat sekolah guru ia masuk Leider School (sekolah pemimpin) di Palembang. Selain itu beliau pernah belajar pada Pendidikan Jurnalistik dan Tabligh School (Madrasah Muballighin III) Muhammadiyah di Yogyakarta, dan selesai pada tahun 1930.
Pengalaman organisasi, KH Zainuddin Fannanie menjadi guru di HIS sejak 1926 sampai 1932 dan mengajar di School Opziener di Bengkulen sampai tahun 1934. Pernah menjadi Konsul Pengurus besar Muhammadiyah Sumatra Selatan pada tahun 1942. KH Zainuddin Fannanie menjadi guru Sekolah Muhammadiyah di Bengkulu bersama Bung Karno ketika beliau diasingkan di sana. KH Zainuddin Fannanie menjadi saksi pernikahan Bung Karno dengan Fatmawati.
Pada tahun yang sama KH Zainuddin Fannanie menjadi Kepala Penasehat Kepolisian Palembang hingga tahun 1943. Setahun kemudian beliau menjabat Kepala Kantor Keselamatan Rakyat di Palembang. Setelah itu dipilih menjadi Kepala Kantor Tata
Usaha Kantor Sju Tjokan. Sejak tanggal 8 April 1953 diangkat oleh Presiden menjadi anggota ” Panitia Negara Perbaikan Makanan”. Empat bulan setelah itu, tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1953 KH Zainuddin Fannanie menduduki Kepala Jawatan Bimbingan dan Perbaikan Sosial pada Kementerian Sosial.
Pada tahun yang sama, 1953, beliau menjabat Inspektur Kepala, Kepala Inspeksi Sosial Jawa Barat dan Sumatra Selatan.
Sejak tanggal 19 Januari 1956 KH Zainuddin Fannanie mendapat kepercayaan menjadi Kepala Bagian Pendidikan Umum Kementerian Sosial.
Pada pertengahan bulan Januari 1959 KH Zainuddin Fannanie menjabat Kepala Kabinet Menteri Sosial. Setahun kemudian yaitu pada tanggal 12 Agustus 1959 KH Zainuddin Fannanie menjadi anggota BPP-MPRS sampai tahun 1967.
Pada tanggal 21 Juli 1967 KH Zainuddin Fannanie meninggal dunia di kediamannya di Jakarta, meninggalkan seorang istri dan seorang anak yaitu Drs. H. Rusydi Bey Fannanie, Anggota Badan Wakaf Pondok Modern Gontor, dengan putra Prof. Dr. Husnan Bey Fannany, MA, mantan Duta Besar Indonesia di Azzarbeyjan.
KH Zainuddin Fannanie meninggalkan sejumlah karya tulis. Di antara karya tulis beliau yang masih menjadi bahan rujukan, terutama bagi generasi penerus Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:
1. Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam.
2. Pedoman Pendidikan Modern.
3. Kursus Agama Islam.
4. Penangkis Krisis.
5. Reidenar dan Jurnalistik,
Serta masih banyak yang lainya.
Sesuai dengan judulnya, buku Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam adalah buku pedoman Pendidikan kader dakwah. Pada tahun 1950an buku tersebut digunakan secara luas sebagai buku pegangan calon mubaligh, di mana-mana.
Bapak kami mendapat pembekalan kader muballigh menggunakan buku tersebut. Salah satu ciri utama buku ini, di setiap penutup bab dicantumkan kata-kata mutiara, baik dari ayat Al-Quran, hadis Nabi, maupun kata-kata bijak ulama, cendekiawan, dan filosof.

Tiga bersaudara trimurti pendiri Pondok Modern Gontor. Dari kiri KH. Ahmad Sahal, KH. Zainudin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 1:44 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-m-chirzin-perjuangan-kh-zainuddin-fannanie/ […]
บล็อกปูพื้นNovember 28, 2024 at 2:44 am
… [Trackback]
[…] There you can find 65038 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-m-chirzin-perjuangan-kh-zainuddin-fannanie/ […]
Sevink MolenDecember 5, 2024 at 2:35 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-m-chirzin-perjuangan-kh-zainuddin-fannanie/ […]
weight lossDecember 27, 2024 at 10:29 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-m-chirzin-perjuangan-kh-zainuddin-fannanie/ […]
บาคาร่าเกาหลีJanuary 22, 2025 at 2:54 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/catatan-m-chirzin-perjuangan-kh-zainuddin-fannanie/ […]