Oleh: Isa Ansori
Kolumnis, Saat ini sedang berjuang menjahit tenun kebangsaan
Anies adalah gubernur DKI Jakarta. Namun Anies digadang – gadang untuk menduduki kursi presiden di tahun 2024. Bukan hanya Anies yang digadang – gadang untuk bisa menduduki kursi presiden, selain Anies ada Prabowo “combattan” Petarung sejati. Prabowo sudah dua kali menjadi calon presiden, namun beliau belum berhasil, dikalahkan oleh Jokowi. Juga ada Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng, yang dikenal sebagai Jokowi kecil atau pelanjut Jokowi. Prabowo dan Ganjar relatif tidak banyak mendapatkan “gangguan” dalam pencapresannya. Padahal dalam berbagai survey, Prabowo dan Ganjar selalu bergantian posisi, kalau tidak nomor 1 maka nomor 2. Anies selalu berada posisi nomor 3.
Meski Anies, Prabowo dan Ganjar selalu menempati “top mind” tiga besar, namun realitas lain seperti hasil penelusuran dari Google Trends periode 19 September 2022 – 25 September 2022, Anies menang telak terhadap Ganjar sebagai orang yang selalu menjadi perbincangan publik di media sosial, 64 % : 36 %.
Posisi Anies yang ditempatkan sebagai antitesa Jokowi, dianggap muncul bukan dari istana seperti Prabowo dan Ganjar, maka Anies diperlakukan berbeda. Anies selalu dimusuhi, sepak terjang Anies selalu dicari kelemahannya dan kesalahannya. Apapun yang dilakukan Anies dan apa saja yang berkaitan dengan Anies yang berdampak pada popularitas dan elektabilitasnya, maka ramai ramai media dan buzzer bayaran mengeroyok Anies secara orkestrasi.
Deretan prestasi Anies yang seharusnya diapresiasi, bagi mereka adalah sebuah goresan luka yang menyayat hati dan pikirannya. Mereka merasa dendam dan sakit hati bila melihat Anies berprestasi. Anies akan dicari cari kesalahannya.
Keberhasilan Anies dalam membangun stadion termegah dunia, Jakarta Internasional Stadium ( JIS), ternyata tidak mampu memuaskan hati dan pikirannya, maka dicarilah upaya untuk menjatuhkan Anies berkaitan dengan JIS. PSSI sebagai komite sepak bola Indonesia yang menjunjung tinggi sportifitas, ternyata juga menjadi alat kekuasaan, merendahkan akal sehatnya, menghinakan posisinya, Stadion yang diakui oleh dunia dan mendapatkan pujian dari berbagai lembaga dunia, dianggap sebagai stadion yang belum standar dan belum layak dijadikan tempat pertandingan sepak bola internasional.
Formula E yang nyata – nyata berhasil dan mendapatkan apresiasi masyarakat dunia, mampu membuat efek yang luar biasa bagi percepatan ekonomi pasca pandemi covid 19, berusaha dicarikan kesalahannya. Padahal berdasarkan laporan BPK, penganggaran Formula E dianggap bersih dan tidak melanggar aturan, coba bandingkan dengan event yang sama Motto GP di Mandalika, relatif tidak ada masalah dan tidak ada yang mempersoalkan.
Formula E yang mampu memusakan dunia, ternyata tak mampu memuaskan hati para pembenci Anies dan buzzer bayaran. Hasrat untuk menjatuhkan dipelihara dengan sangat bernafsunya. Sebagaimana ditunjukkan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Gembong dari PDIP, yang selalu membuat opini negatif tentang Anies dan Formula E.
Orkestra lain dalam rangka menjatuhkan Anies dipersoalan Formula E pun digendang oleh mereka, mulai dari mempertanyakan penganggarannya dilembaga “terhormat” DPRD Jakarta, lalu dimunculkan opini diduga ada kesalahan dalam penganggaran, dibuat laporan ke KPK, KPK memanggil dan memeriksa Anies, media bayaran membuat framing negatif terhadap Anies.
Meski Anies segera mengakhiri masa tugasnya di Jakarta, upaya untuk menjatuhkan dan upaya untuk memenjarakan Anies tetap dilakukan, meski BPK sebagai lembaga yang kredibel dalam persoalan keuangan menyatakan Anies bersih.
Kebijakan Anies yang pro terhadap masyarakat Jakarta, tidak ada benarnya dimata Gembong, kader PDIP, padahal PDIP katanya membela kepentingan rakyat. Patut dipertanyakan bahwa Gembong ini bekerja untuk kepentingan siapa ? Padahal nyata – nyata saat Formula E, Jokowi, Puan Maharani, Ketua DPR RI yang merupakan kader PDIP juga hadir dan menyaksikan, bahkan sempat berswafoto. Hal yang sama juga terjadi pada PSI, partai gurem yang visi besarnya adalah mengganggu dan menjatuhkan Anies. Tidak ada kerjaan lain kecuali memburu Anies dengan berbagai kebohongan dan fitnah.
Rencana Anies Baswedan melakukan pemanfaatan pulau G hasil reklamasi Teluk Jakarta era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi kawasan permukiman. Mendapatkan kecaman dengan mengadu domba pemahaman rakyat terhadap janji kampanye Anies di tahun 2017. Saat itu Anies berjanji akan menutup pulau reklamasi karena merugikan rakyat. Padahal saat ini pembukaan kembali pulau G diupayakan akan digunakan untuk pemukiman masyarakat.
Hal ini tercantum dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta.
Keberpihakan Anies terhadap rakyat sudah tak diragukan lagi, Anies mampu menjadikan Jakarta kota yang aman, adil, sejahtera dan toleran. Prestasi demi prestasi Anies, layak disebarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar mereka tahu siapa pemimpin yang mampu menepati janji dan pemimpin yang selalu ingkar janji.
Sepak terjang Anies menjelang purna tugasnya semakin membuat was was dan cemas kelompok yang selama ini merendahkan akal sehatnya. Rela melihat negara terpecah, rela melihat rakyat sengsara dengan menutupi kerja gagal rezim yang dikendalikan oligarki.
Apapun yang berkaitan dengan Anies akan dicarikan kesalahannya dan diusahakan Anies untuk dijatuhkan.
Penyebaran tabloid KBA News yang memberitakan tentang keberhasilan kinerja Anies, tiba dianggap sebagai bagian kampanye dan politik identitas. Hanya karena para relawan Anies di Malang mencetak dan membagikan kepada masyarakat seusai sholat Jum’at. Adalah Guntur Romli, DPP Partai PSI, menuliskan opininya bahwa Anies telah melakukan politik identitas, padahal logikanya tidak menemui rasionalitas. Mensangkut pautkan, Anies dengan aktifitas relawan yang membagikan tabloid KBA News.
Opini yang merendahkan akal sehat dan tak bernalar itu kemudian disambar oleh kelompok yang mengatakan masyarakat sipil peduli Demokrasi dengan melaporkan Anies ke Bawaslu. Anies dianggap melanggar kampanye, mencuri start dan lain sebagainya yang tak masuk akal. Padahal mereka tahu, Anies hanya calon, belum ada partai politik yang mencalonkan, namun bagi mereka tak perlu itu akal sehat, yang penting Anies harus diopinikan jelek, Anies mencuri start, Anies melanggar aturan kampanye dan bahkan Anies diopinikan menggunakan politik identitas. Untungnya Bawaslu sangat memahami aturan yang ada, sehingga laporan itu ditolak. Karena memang tak ada dasar melaporkan Anies.
Menjelang Anies mengakhiri masa tugasnya, tentu hantaman dan upaya upaya jahat akan terus dilakukan. Mulai dari memanfaatkan instrumen negara untuk menjegal Anies, dugaan upaya curang untuk mengalahkan Anies bila Anies dicalonkan sebagai capres, bahkan kalau perlu tidak boleh ada partai yang mencalonkan Anies.
Perjuangan Anies untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara bermartabat dan disegani oleh bangsa bangsa lain didunia ini, menjadikan Indonesia yang adil, damai dan mensejahterakan, ternyata semulus jalan mereka yang didukung dan digadang gadang istana dan oligarki. Anies diganggu dan Anies dijatuhkan. Jalan Anies menuju kursi presiden memang terjal.
Bukankah apa yang dialami Anies saat ini sama seperti yang dialami oleh mereka yang pernah berjuang untuk merubah peradaban, memperjuangkan harga diri dan martabat manusia.
Sebagaimana firman Allah bahwa jalan kebahagiaan itu sangat terjal dan sulit, tapi yakinlah bagi mereka yang bersungguh sungguh maka kebahagiaan itu akan tercapai.
Semoga Anies bisa melewati itu semua.
Surabaya, 30 September 2022
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
ทีเด็ดบอลชุดDecember 25, 2024 at 8:28 am
… [Trackback]
[…] There you can find 86517 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-terjal-anies-menuju-kursi-presiden/ […]
ufabet789December 25, 2024 at 8:32 am
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-terjal-anies-menuju-kursi-presiden/ […]
cinemaruleDecember 29, 2024 at 3:26 am
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/jalan-terjal-anies-menuju-kursi-presiden/ […]