ZONASATUNEWS.COM, ANDORA – Saat ini Dubes Muhammad Najib sedang berada negara Andorra. Negera mini di benua Eropa, tetapi memiliki banyak keunikan. Negara ini berada diantara Perancis Selatan dan Spanyol Utara.
Dubes Najib berada didekat Gedung Pemerintahan dan Gedung Parlemen. Menurutnya, dulu pada masa Andalusia, pemerintahan Islam yang mengendalikan seluruh Iberia (Spanyol dan Portugal saat ini), tentara Islam dua kali melewati daerah ini untuk menyerang Perancis selatan. Mereka berhasil mengobrak-abrik tetapi tidak berhasil melanjutkan perjalanannya ke ibukota Perancis, Paris.
“Nah, karena Pemerintah Perancis merasa berkali-kali diganggu oleh tentara Islam, maka mendorong berdirinya sebuah negara yang mengendalikan wilayah pegunungan Pirenea yang sangat terjal. Pegunungan Pirenea ini seperti menjadi benteng alami antara Perancis dan Andalusia waktu itu, atau Spanyol-Portugal saat ini,” kata Dubes Najib.
Dengan mendorong berdirinya kerajaan Andorra yang mengendalikan seluruh pegunungan Pirenea ini, pemerintah Perancis bukan saja tidak diganggu lagi oleh tentara Islam yang datang dari selaytan, akan tetapi pemerintahan ini juga mampu menjaga wilayah ini.
Secara alamiah, lanjut Dubes Najib, pemerintahan Andorra ini seperti berada ditengah mangkok. Karena dikitari oleh perbukitan yang sangat terjal.
“Sehingga pintu masuknya hanya ada dua atau tiga, itupun harus melalui lereng-lereng yang sangat sempit, sebelahnya bukit yang sangat terjal, sehingga kerajaan Andorra tidak butuh tentara yang sangat besar untuk menjaga wilayah ini, cukup menjaga di pintu-pintunya saja,” jelasnya.
Lebih dari itu Pemerintah Andrra yang mengendalikan jalan-jalan sempit ini, khususnya yang menghubungkan Perancis dan Spanyol.
Rupanya strategi pemerinta Perancis ini cukup berhasil, terbukti tentara Islam tiak berani lagi melewati wilayah ini, dan secara bertahap kemudian kekuatan tentara Islam berkurang. Dan sejarah berbicara seperti apa yang kita ketahui saat ini.
“Saat ini Andorra adalah negara mini, negaranya sangat kecil tetapi kelihatannya tetapi ekonominya cukup bagus, khususnya tumbuh sebagai kota tujuan wisata. Bukit-bukitnya dimusim dingin ditutupi oleh salju yang sangat tebal. Saya lihat dibeberapa tempat terdapat spot untuk olehraga ski. Ini saya kira alternatif lain selain Swiss yang sangat terkenal didunia bagi olehragawan ski,” ungkap Dubes Najib.
Dubes Najib menerangkan sengaja datang ketempat itu karena wilayah itu merupakan tempat bersejarah dalam masa kekuasaan Islam di Andalusia, khususnya pada tempo dulu diwilayah itu antar kerajaan saling menaklukkan.
Apalagi, lanjutnya, kalau tidak musim orang bermain ski, hotelnya bagus-bagus dan sangat murah.
“Mudah-mudahan saudaraku sekalian sempat datang di tempat ini, melihat secara langsung dan merasakan kesejukan alami yang luar biasa,” pungkas Dubes Najib.
Berikutnya, perjalanan Dubes Najib memasuki perbatasan antara negara Andora dengan Spanyol.

Dubes Muhammad Najib berada di perbatasan negara Andorra dan Spanyol, dan akan kembali ke Spanyol melewati Zaragoza
Disamping kanan-kiri jalan yang bagus, berdiri memanjang pegunungan Pirenea yang sangat terkenal dalam sejarah pembebasan (penaklukan) Islam di wilayah itu. Sejarawan menuliskan, diantara kegagalan tentara Islam meluaskan wilayah penaklukkannya ke wilayah utara Andalusia, karena terhalang oleh pegungan Pirenea yang tinggi dan terjal ini
“Kita lihat betapa terjal dan tingginya pegunungan ini. Hanya ada celah-celah sempit. Itupun dilereng-lereng yang sebelahnya terdapat sungai-sungai. Nah sekarang kita bisa lihat negara cukup kecil, tetapi makmur dan indah sekali. Sangat bersih, dan pemandangannya luar biasa khususnya di akhir summer saat ini. Sekarang saya akan meningglakn Adorra dan akan kembali ke Spanyol dan saya akan melewati Zaragoza,” paparnya.
Perlu diingatkan bahwa Andorra ini didirikan oleh pemerintah Perancis sebagai daerah penyangga, atau garis demarkasi, agar tentara Islam tidak mengganggu dan meluaskan wilayah ke utara, kearah wilayah kerajaan Perancis, waktu itu.
“Penting belajar sejarah agar kita mengetahui perjuangan masa lalu, keberhasilan dan kegagalannya. Kita belajar dari keberhasilannya, begitu juga belajar dari kegagalannya. Kita bisa belajar dari hal-hal yang baik, kita juga bisa belajar dari hal-hal yang buruk. Bagaimana kita menyikapi hidup kedepan, dan yang penting kalau dulu prinsipnya win-lose. Yang menang hidup dan yang kalah mati, sekarang prinsipnya adalah win-win. Semua bisa jadi pemenang. Kita bisa maju secara bersama-sama. Kita bisa hidup secara damai, rukun, dan makmur, apapun agamanya, apapun etnisnya, dana apapun bangsanya,” ungkap Dubes Najib mengakhiri penjelasannya.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata
Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir
Wapres Afrika Selatan: Mineral kritis di pusat industrialisasi Afrika
Putin dan Netanyahu bahas perkembangan Timur Tengah tentang rencana Trump terkait Gaza
Para ilmuwan menyelidiki bagaimana sel hidup dapat menjadi ‘biokomputer’
Rani Jambak Kincia Aia Tour Canada: Kritik Ekologi dan Semangat Kolektif Warisan Nusantara
Militer Israel menghentikan hampir semua kapal dalam armada bantuan, memicu protes global
Senator AS desak Trump manfaatkan hubungan dengan Netanyahu untuk lindungi armada bantuan Gaza
Arab Saudi memperingatkan bahwa ketidakpedulian global terhadap perang Gaza mengancam stabilitas regional dan dunia
AS akan mencabut visa presiden Kolombia karena pernyataannya dalam protes pro-Palestina di New York
1200 tokens value on my free camsNovember 12, 2024 at 9:01 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/internasional/uniknya-negara-mini-andorra/ […]
webcam chatJanuary 2, 2025 at 8:57 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/uniknya-negara-mini-andorra/ […]