Oleh: Ridwan Saidi
(Budayawan, sejarawan, politisi senior)
Jamiatul Khair organisasi (Islan) tertua berdiri 1903. Lima tahun lebih dulu dari Boedi Oetomo. Muhammadiyah berdiri, 1912.
Sarekat dagang sebagai komunitas bisnis sudah ada di zona-zona econ sejak Islam kuasai dagang di Indonesia XI M. Sarekat dagang yang memilih Syahbandar.
Sarekat Dagang Islam Samanhudi di Solo: “koperasi” batik muslim. Tak centralistic. Di Jakarta SDI oleh Tirtoadisuryo 1909 dan di Bogor oleh Bajenet 1909.
H0S TJokro ikut SDI tapi tak ada kaitan inspiratif dengan kelak berdirinya SI 1912. “Sejarawan’ (yang) kait-kaitkan keduanya.
Pendiri SI Omar Said dan Ali Surati Indian Moslem. A Muis later on. Diduga Surati ide drager perlunya organisasi Islam idiologis. Mungkin ia orang Pan Islamisme jaringan Pekojan.
Sarekat Islann dapat RECHTSPERSOON 1913.
Menurut A.P.E Korver pada tahun 1914 anggota SI tercatar sudah 2 juta. SI menjadi organisasi besar dan kuat berkat disiplin iuran anggota .
Muhammadiah dalam waktu 19 tahun, 1912-2931, menggelar 20 kali kongres. Disiplin yang menbuat Muhammadiah sukses dalam menhalankan program pendidikan dan kesehatan.
Diduga asset Muhamnadiah kini senilai puluhan Trilyhn rupiah. Ini bisa membuat yang lagi kantong tipis dan dililit hutang ilernya me-netes-netes, mau meminjam tapi malu.
Muhammadiyah anggota istimewa Masyumi. Tahun 1968 ikut mendirikan Parmusi. Setelah itu sebagai organisasi Muhammadiyah tak lagi melibatkan diri dalam politik prajtis.
Pribadi-pribadi bebas untuk ikut politik praktis mau pun politik yang tidak praktis.
Saya mengenal akrab seorang tokoh Mugamnadiah sejak Orla sampai Suharto roboh: Lukman Harun. Ia type aktivis sejati.
Suatu hari di jaman Orba ia berpesan, Wan kalau politik ummat mau selamat, pegang pak Harto.
Suatu hari tatkala reformasi sudah muncul saya ketemu Lukman, Man pak Harto rubuh, Man.
Lukman menyahut, Wan ente lihat saja nantj Islam bakal bagainana. UUD 45 sudah diacak-acak.
Ketika tanggal 15 Maret 2022 PBB sahkan resolusi Perangi Islamo phobia, tiba-tiba saya teringat temanku Lukman Harun yang ‘lah lama pergi. Lukman tak mengalami, bisik hatiku. (RSaidi).
EDITOR: REYNA
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik
Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
ทัวร์ธุรกิจจีนNovember 27, 2024 at 11:18 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-418-congres-muhamadiah-ke-xx-tahun-1931/ […]
กระเบื้องปูพื้น ภายนอกNovember 29, 2024 at 2:15 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-418-congres-muhamadiah-ke-xx-tahun-1931/ […]
about meJanuary 27, 2025 at 1:28 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-418-congres-muhamadiah-ke-xx-tahun-1931/ […]