Dubes Muhammad Najib Menerima Kunjungan PW Muhammadiyah Jawa Timur: Muhammadiyah Jawa Timur Go International

Dubes Muhammad Najib Menerima Kunjungan PW Muhammadiyah Jawa Timur: Muhammadiyah Jawa Timur Go International
Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO Dr Muhammad Najib menerima kunjungan PW Muhammadiyah Jatim di Wisma Duta RI Madrid (11/10/2022)

ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Duta Besar Indonesia untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib menerima kunjungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Wisma Duta RI Madrid.

Dalam sambutannya Dubes Muhammad Najib mengatakan telah menugaskan diplomat SeniorKBRI Madrid (Bapak Bayu) untuk mendampingi kunjungan di beberapa kota seperti Granada, Cordova, maupun Sevilla.

Dubes Najib juga telah merekomendasikan beberapa lembaga di Spanyol yang bisa diajak untuk bekerjasama dengan Muhammadiyah, baik dalam pendidikan dasar, menengah, atas, sampai pendidikan tinggi (universitas).

Dubes Muhammad Najib berpidato menggambarkan peradaban Islam di Andalusia (Spanyol dan Portugal) hingga sebab keruntuhannya. Dubes Najib meminta umat Islam mau menggali lebih dalam masa 8 abad kekuasaan Islam di Andalusia tersbeut dan bisa mengambil pelajaran

“Tetapi juga ada lembaga-lembaga dakwah di Granada, dan satunya lagi di Sevilla. Saya sudah berbicara dengan ketuanya, insyaallah bapak ibu nanti bisa mengunjungi dan melihat aktivitas dakwah mereka, apa yang mereka kerjakan. Dan saya meyakini kehadiran Muhammadiyah bisa memberikan inspirasi kepada mereka, memberikan motivasi. tetapi pada saat yang bersamaan bapak ibu sekalian bisa juga mengambil pelajaran bahwa kedua lembaga ini betul-betul telah mempraktekkan Islam berkemajuan,” ungkap Dubes Najib melalui channel youtube Wisma Duta RI Madrid, yang diterima redaksi (18/10/2022).

Melihat praktek dakwah disini, di wilayah yang ekonominya maju, teknologinya maju, Dubes Najib teringat ucapan tokoh pembaharu Islam Jamaludin Al Afghani saat pertama kali datang di Perancis.

“Di sini Islam tidak dibicarakan tetapi di praktekkan, sementara dibanyak negara muslim, Islam itu terlalu banyak dibicarakan, tetapi tidak dipraktekkan,” ucap Dubes Najib menirukan Jamaludin AL Afghani.

Menurut Dubes Najib, tesis Jamaludin Al Afghani itu masih relevan hingga kini. Namun Dubes Njaib juga mengingatkan bahwa orang Barat itu belajar peradaban, kemajuan, yang muaranya Renaissance yang baru muncul abad XVI-XVII di Perancis dalam bentuk revolusi sosial. Kemudian di Inggris dalam bentuk revolusi industri.

Dubes RI untuk Spanyol dan UNWTO Dr Muhammad Najib menerima kunjungan PW Muhammadiyah Jatim di Wisma Duta RI Madrid

“Itu (mereka) belajar dari Islam. Dan masuknya Islam yang menawarkan kemajuan itu berasal dari Spanyol, yang dahulu wilayah ini disebut Andalusia (meliputi Spanyol dan Portugal),” ungkap Dubes Najib.

Islam masuk Spanyol sejak 711 M. Dan berkuasa hampir selama 800 tahun atau 8 abad. Perlu diketahui, ungkap Dubes Najib, saat itu bangsa Eropa masih berada pada zaman kegelapan hingga abad XIV. Kaum muslim, selama tidak kurang dari 600 tahun mengajari bangsa Eropa mengenal ilmu pengetahuan, seni, dan kebudayaan. Buahnya baru bisa dilihat pada abad XVI-XVII, dimana bangsa Eropa mulai bangkit dari kegelapan. Dan seterusnya, mereka semakin maju dan menguasai dunia. 

Satelah mendalami sejarah Islam di Spanyol, Dubes Najib mengaku banyak sekali hal-hal baru dan menarik sebagai pelajaran bagi kaum muslim saat ini.

“Mengapa setelah berkuasa 800 tahun di Andalusia, bisa jatuh,” kata Dubes Najib. Selain faktor eksternal,ada juga faktor internal didalam tubuh umat Islam sendiri.

Setelah peradaban yang bertumpu pada sain, teknologi, dan kehidupan toleransi dan perdamaian yang dibangun Abdurahman Ad-Dakhil, mulai ditinggalkan.

Dubes Muhammad Najib memberikan tanda mata berupa 5 set buku karyanya kepada PW Muhammadiyah Jatim

Mulai berkembang bibit-bibit intoleransi, ekstremisme, dan fundamentalisme, didalam tubuh umat Islam pada masa berikutnya. Umat Islam saling menyalahkan, saling mengkafirkan, saling mengharamkan, dan saling berebut kekuasaan. Pada puncaknya, pada masa kekuasaan dinasti Al Muwahidun, semua dikafirkan,dibidahkan, diharamkan, termasuk prestasi umat Islam sebelumnya tidak diakui.

“Nah, saya melihat mindset yang intoleran muncul dalam bentuk habit intoleran. Semula perbedaan agama, alasan menjadi intoleransi itu, belakangan perbedaan kabilah itu dijadikan alasan untuk tidak toleran. Lalu perbedaan afiliasi politik dijadikan alasan intoleran. Dan terakhir bukan mustahil perbedaan organisasi dakwah pun menjadikan mereka tidak toleran.Hingga akhirnya muncul kelompok-kelompok kecil yang berkelahi sampai habsis,” jelasnya

Dubes Najib juga menyebutkan bahwa umat Islam itu tidak mau belajar melakukan introspeksi diri. Sehingga kesalahan-kesalahan pada masa lalu, terus saja diulang-ulang sampai sekarang. Nah, dalam sejarah kekuasaan Islam di Spanyol ini banyak sekali yang masih harus didalami, ditelaah,dan dikaji lagi.

“Ini hanya sebuah contoh. Kalau bapak-ibu mengirimkan dosen mudanya kesini, mulai riset, delapan abad lamanya masa yang panjang, banyak sekali yang bisa digali dan diambil pelajaran. Karena itu saya meyakini kalau kita pandai mengambil pelajaran, kemudian menata kedepan, itu Renaissance of Islam itu hanya masalah waktu saja. Saya bermimpi mudah-mudahan kita ini bagian dari aktor kecil yang bisa memberikan kontribusi,” pungkas Dubes Najib.

Lebih lengkap saksikan videonya dibawah ini:

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K