Pilpres 2024, Memerdekakan Indonesia Kembali Atau Terjajah Lagi?

Pilpres 2024, Memerdekakan Indonesia Kembali Atau Terjajah Lagi?
Isa Ansori

Oleh: Isa Ansori, Kolumnis

 

Demokrasi seharusnya dibuat menyenangkan dan membahagiakan, namun sayangnya Demokrasi telah dibajak dan dibuat mati suri.

Demokrasi yang sejatinya kontestasi untuk menghasilkan pimpinan nasional yang baik, berkualitas dan berpihak pada amanah konstitusi, mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Indonesia, kini telah beralih menjadi siapa yang kuat, siapa yang punya uang dan siapa yang kuasa itulah yang menang.

Tak penting lagi bicara kualitas pemimpin, yang ada adalah bagaimana kekuasaan bisa direbut meski dengan menghalalkan segala cara. Machiavelis dan liberalis seolah menjadi ruh demokrasi di negeri yang katanya Pancasila.

Suasana demokrasi yang seharusnya menjadi kontestasi gagasan kini seolah menjadi arena pertempuran antara calon diluar istana dan calon yang digadang oleh istana. Tentu bagi istana tidak penting gagasan baru dalam proses pembangunan, yang dibutuhkan adalah jaminan program kalau tidak boleh dikatakan proyek istana harus bisa diwujudkan.

Inilah yang menjadi titik perbedaan, istana seharusnya menyadari bahwa setiap proyek pemerintah yang bertujuan mensejahterakan rakyat adalah amanat konstitusi yang harus dilanjutkan, tidak ada alasan bagi siapapun yang menggantikan presiden saat ini untuk tidak melanjutkan program baiknya. Itulah yang disebut oleh Anies dan Partai NasDem dengan Continuity dan Change. Menjadi masalah bila dibalik program itu ada kepentingan lain, kepentingan asing, aseng dan oligarki. Kalau itu yang terjadi maka menjadi bisa dipahami kalau kemudian istana dan presiden ikut menjadi pemain politik menentukan siapa yang harus menjadi penerusnya.

Apa yang dipertontonkan istana, Jokowi dan partai penguasa, Hasto Sekjend PDIP memperlihatkan betapa politik tidak lagi membahagiakan, politik menjadi sesuatu yang menegangkan, mencemaskan dan ada perasaan takut kalah, sehingga siapapun yang dianggap tidak sejalan akan dihabisi dengan segala cara.

Suasana berpolitik kita kembali bar bar, nir etika dan mengulang sejarah kekuasaan pada zaman raja raja. Untuk mendapatkan kekuasaan, harus dilakukan dengan cara tipu muslihat, licik dan saling bunuh. Jauh dari nilai nilai Pancasila yang semangatnya adalah persatuan dan perdamaian.

Pilpres 2024 yang seharusnya menjadi kontestasi gagasan, mencari pemimpin yang baik dan berkualitas kini telah dinodai, jauh dari nilai nilai Pancasila.

Siapapun yang dianggap berbeda kini diserang dengan cara cara tak beretika, menebarkan fitnah, menebarkan permusuhan dan harus dihancurkan sebelum berkembang.

Nasib ini dialami oleh Anies Baswedan dan Partai NasDem, meski dua hal ini sudah lama dialami oleh Partai PKS dan Partai Demokrat.

Kini Partai NasDem yang sejatinya adalah bagian dari koalisi pemerintah harus diposisikan sebagai musuh, harus dikeluarkan dari kabinet dan tuduhan tuduhan lain yang tak berdasar. Hanya karena Partai NasDem mencalonkan Anies sebagai calon presiden 2024.

Alasan Partai NasDem Jelas mengapa mencalonkan Anies, Partai NasDem ingin mengakhiri keterbelahan bangsa dan memperbaiki kehidupan Demokrasi dan politik, dengan politik tanpa mahar. Anies adalah sosok yang diharapkan selain Andika Pratama, Panglima TNI dan Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng.

Namun sayangnya Anies adalah calon yang berasal dari luar istana, dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan dan oligarki, sehingga tuduhan dan serangan tidak bisa dihindari. Akankah itu akan terjadi seandainya Partai NasDem memunculkan Ganjar atau Andika?

Sebagaimana yang terjadi pada Gerindra dan PKB yang jelas jelas sudah memunculkan nama Prabowo, tak ada reaksi berlebih yang dimunculkan istana, Jokowi dan Hasto.

Bahkan presiden dalam sambutannya di HUT Golkar menekankan agar Golkar tak sembrono memilih calon presiden. Bisa dipahami bahwa ukuran sembrono hanya diukur dari kepentingan presiden bukan kepentingan bangsa dan negara yang selalu menghadapi perubahan.

Pada akhirnya kita bisa memahami bahwa Pilpres 2024 adalah kontestasi perebutan kekuasaan antara nasionalisme Indonesia dan kepentingan asing, aseng dan oligarki yang ingin mempertahankan kekuasan untuk menjalankan proyek proyek yang menguntungkan mereka.

Pilpres 2024 adalah pertempuran untuk memerdekakan Indonesia kembali atau membiarkan Indonesia terjajah lagi.

Surabaya, 24 Oktober 2022

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. ไก่ตันNovember 3, 2024 at 7:39 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/pilpres-2024-memerdekakan-indonesia-kembali-atau-terjajah-lagi/ […]

  2. DiyalaaJanuary 2, 2025 at 11:39 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/pilpres-2024-memerdekakan-indonesia-kembali-atau-terjajah-lagi/ […]

  3. free accountFebruary 4, 2025 at 11:13 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/pilpres-2024-memerdekakan-indonesia-kembali-atau-terjajah-lagi/ […]

  4. my review hereFebruary 5, 2025 at 9:15 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/pilpres-2024-memerdekakan-indonesia-kembali-atau-terjajah-lagi/ […]

Leave a Reply