Sutoyo Abadi: Second Home Visa-Kebijakan Bunuh Diri

Sutoyo Abadi: Second Home Visa-Kebijakan Bunuh Diri
Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

Oleh: Sutoyo Abadi

Koordinator Kajian Politik Merah Putih

 

“Migrasi warga China ke Indonesia  bersamaan  sejumlah anak muda di China saat ini lebih memilih untuk menyerah ketika berhadapan dengan situasi buruk. Tindakan tersebut di China dikenal dengan sebutan ‘Bailan.”

Kebijakan second home visa telah    disampaikan oleh  Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Beberapa tokoh nasional dan masyarakat sontak terkejut atas kebijakan ini

Kebijakan ini dianggap sangat berbahaya dan mengancam stabilitas negara karena akan terjadi migrasi besar-besaran warga negara asing (WNA). “Pemerintah menerbitkan aturan second home bisa (visa rumah kedua). Lewat beleid ini, orang asing bisa tinggal di Indonesia hingga 10 tahun”.

Selama 10 tahun mendapatkan second home visa, sangat mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dan politik khususnya  jelang Pilpres 2024.

Mulai dari peluang investasi sampai kemudahan ambil hutang dr China, Jokowi selama ini terus salah membaca sinyal dari Xi Jinping. Apa memang benar bahwa Jokowi memang  boneka China dan agen Xi Jinping?.

Petaka datang kesekian kalinya dengan munculnya Kebijakan Second Home Visa. Kemungkinan akan dimanfaatkan lebih dalam RRC untuk kepentingan yang lebih luas baik aspek ekonomi atau politik untuk mengendalikan Indonesia.

Terbitnya visa tersebut menjadi pembenaran isu serbuan warga China bisa mencapai ratusan juga orang, mengingat penduduk China mencapai 1,4 miliar.

Layak Jokowi dicurigai punya agenda sendiri dengan terbit visa ini. Sangat mungkin kepatuhan Jokowi sedang menjalankan perintah pemerintah Xi Jinping untuk mengurangi beban pemerintah dan negaranya, yaitu kepentingan terselubung untuk ekspansi memindah kepadatan penduduknya ke Indonesia.

Mantan kepala BIN Sutiyoso mengungkapkan kekhawatirannya akan terus berdatangannya tenaga kerja asing (TKA) dari China, dia bahkan menjamin mereka tak akan kembali lagi ke negaranya.  Saya jamin orang itu gak akan pulang ke negaranya,” tegas Sutiyoso pada Senin, 22 Mei 2022.

Ungkapan Sutiyoso bukan asalan asalan karena : _”Ada isu bahwa warga China yang sudah keluar dari negaranya akan dihapus data kependudukannya. Dengan demikian, warga tersebut akan berusaha menjadi WNA di negara yang mereka datangi dan tidak akan pernah kembali kenegaranya.

Agar semua orang Indonesia waspada tehadap serbuan TKA asal Tiongkok dan segera sadar akan kemungkinan etnis China akan menjadi mayoritas di tanah air. Mereka akan migrasi ke Indonesia lantaran kejamnya aturan yang ada di negara asal mereka. Salah satunya adalah aturan larangan memiliki anak maksimal satu orang. Maka mereka akan berbondong – bondong datang ke Indonesia untuk beranak pinak di Indonesia, pada saatnya mereka menjadi etnis mayoritas di tanah air.

“Migrasi warga China ke Indonesia  bersamaan  sejumlah anak muda di China saat ini lebih memilih untuk menyerah ketika berhadapan dengan situasi buruk. Tindakan tersebut di China dikenal dengan sebutan ‘Bailan”

“Bailan secara harfiah berarti ‘biarkan membusuk’. Sebagaimana diberitakan South China Morning Post, gerakan kaum rebahan ini muncul dari sentimen generasi muda China yang merasa mereka tak memiliki kekuatan untuk merespons tekanan ekspektasi sosial di negara itu.”

Kebijakan ini membuat miris akan jumlah warga asal China akan datang ke Indonesia tanpa kendali, kedepan khawatir situasinya akan lebih buruk lagi.

Seluruh warga negara Indonesia  tidak boleh   tinggal diam. Kita harus paling depan mengamankan NKRI dari penjajahan gaya baru yang lebih berbahaya, dari penjajahan Belanda yang makan waktu 350 tahun. Penjajahan gaya baru akan mengambil negara untuk selamanya.

Jokowi harus membatalkan second home visa ini, karena ini berbahaya bagi masa depan bangsa dan negara.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K