Oleh: Ridwan Saidi
Ketua Umum PB HMI 1974-1976
Sampai dengan era Plt Ketum HMI Mintareja, kedudukan PB HMI masih di Jogya.
Pada 6 Februari 1948 digelar Dies pertama di Jogya yang dihadiri Jend Sudirman.
Sekitar tahun 1949-50 Mintareja pindah ke Surabaya. Jabatan Ketum diserahkan pada Lukman el Hakim.
Lukman dan Dahlan pada 1950 pindah ke Jakarta dan berkuliah di Universiteit Indonesia di Jakarta. Sekretariat PB HMI menempati pavillion rumah Jen AH Nasution di Jl Teuku Umar.
Kongres I diadakan di Jakarta yang dihadiri a.l cabang2 Jakarta, Jogya Bandung, dan
Surabaya. Dahlan Ranuwiharjo terpiih sebagai Ketua Umum PB HMI.
Dahlan mempunyai kedekatan dengan Presiden Sukarno. Sementara itu Deliar Noer dan Mukti Ali (jaman Orba Menteri Agama) menjadi notulist pada rapat2 PP Masyumi (keterangan Ismail Hassan). Pemikiran HMI terbagi dalam Nasionalisme Sukarno dan Masyumisten (tata pikir Masyumi).
Deliar Noer terpilih pada Kongres HMI II 1953. Ia menjabat sampai 1955. Pada era pemilu 1955 transisi Deliar ke Amir Rajab Batubara yang terpilih pada Kongres III untuk masa bakti 1955-1957.
Sikap PB HMI menganjurkan anggotanya menggunakan hak pilih dan memilih salah satu partai Islam: Masyumi, NU, PSII, Perti.
Kongres IV menetapkan masa jabatan PB tiga tahun 1957-1960. Terpilih Ketum Ismail Hasan Metareum. PB tidak mengeluarkan sikap terhadap pemberontakan PRRI tapi PB ikut serta dalam wadah yang dibentuk TNI thn 1957 BKSPM Badan Kerja Sama Pemuda- Militer.
Masa jabatan PB tiga tahun dipertahankan dalam Kongres V di Makasar tapi dengan dua Ketum bergiliran. Surang separo. Pertama Oman Komarudin, kedua Nursal. PB periode 1960-63 melanjutkan garis kebijakan mulai Deliar, Amir Rajab, Ismail Hasan, dan Oman-Nursal.
Kongres VI 1963 di Jakarta. Periodisasi kembali dua tahun. Tapi adanya peristiwa Gestapu/PKI, sebabkan Kongres VII baru bisa diadakan di Solo 1966.
Kongres VI Jakarta 1963 memilih Dr Sulastomo sebagai Ketum. Lalu Mar’ie Muhammad sebagai Sekjen. Garis politik Dahlan lebih berkibar dalam periode ini.
Tulisan ini saya cukupkan sampai disini. RSaidi.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama

Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan

Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum

Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah

Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas

Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan




Buy Body-Solid G9S Multi-Stack Weight Lifting Home Gym Complete Body ExerciseDecember 15, 2024 at 10:07 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/ridwan-saidi-sosiologi-hmi-7-dies-pertama-di-jogya-dihadiri-jend-sudirman/ […]
healthyJanuary 16, 2025 at 9:52 am
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/ridwan-saidi-sosiologi-hmi-7-dies-pertama-di-jogya-dihadiri-jend-sudirman/ […]