Oleh: Andrianto, Pengamat Kebangsaan
Terjadi kehebohan di kandang banteng saat doa dilantunkan, agar Jokowi (duduki kursi) Ketum PDIP.
Sontak tensi makin meninggi berpacu seiring belum jelasnya tiket Capres dari PDIP.
Apakah salah jika ada yang mendo’akan Jokowi jadi ketum PDIP setelah Mega? (Jabatan yang sudah di sandang Megawati sejak tahun 1993 di Kongres Surabaya)
Apakah Itu doa yang baik.Bukankah doa justifikasinya selalu baik.
Apalagi do’a itu berasal dari elemen relawan Ganjar Pranowo yakni KAMI Ganjar (Koalisi Aktivis dan Milineal Indonesia) yang di pimpin eks petinggi KNPI Joko Priyoski.
Yang bikin dahi berkerut adalah reaksi dari pendukung militan Ganjar yakni para BuzerRP yang menyatakan KAMI Ganjar abal-abal.
Bukankah doa itu harapan. Lagipula di sebutkan bila Ganjar Presiden, agar selaras dengan Ganjar di eksekutif, maka Jokowi ketum PDIP. Tentu ini harapan dari KAMI Ganjar
Tujuannya adalah untuk memperkuat pemerintahan (Ganjar), maka PDIP yang di prediksi semua lembaga survey akan pemilik suara terbesar di Parlemen itu perlu dipegang oleh tokoh seperti Jokowi.
Publik menilai endorsmen Jokowi ke Ganjar tentu bukan tanpa reserve. Jokowi butuh pengganti yang bisa di andalkan loyalitasnya.
Hal itu mengingat banyaknya kasus dan peristiwa poitik berupa pelanggaran HAM (tragedi Bawaslu, Km 50 dll) dan surutnya demokrasi dengan penangkapan aktivis yang dosisnya melebihi era Orba.
Bahkan Yusril Ihza Mahendra menyakini adanya otoriterisme terhadap Bambang Tri dan Gus Nur perihal isu ijasah palsu.
Belum lagi banyaknya proyek sifatnya mercusuar, seperti IKN dan pemihakan ke para Oligarkhy Ekonomi, seperti dinyatakan Faisal Basri yang mengecam keras soal tata kelola sumber daya alam Nikel yang untungkan elit terdalam Jokowi yang berkongsi dengan negara Asing/RRC..
Selama ini terlihat gesture Jokowi berupaya keras menjajakan Ganjar, meski PDIP lewat Rakernas II yang di bacakan Ganjar sendiri menyatakan, domain Capres itu hak prerogratif Ketum PDIP yakni Mega.
Namun tidak berlangsung lama Jokowi justru menggelar MUSRA (Musyawarah Rakyat) elemem relawan militan Jokowi untuk Pencapresan.
Nah, reaksi Ganjar sendiri sangat keras perihal doa ini. Padahal Relawan KAMI GANJAR bukankah sifatnya non struktural?
Memangnya sudah ada relawan resmi Ganjar?
Akhirnya kita jadi teringat ujaran terkenal Ketua Mao, “memancing ular keluar dari tanah.” Sebuah ungkapan era Revolusi Kebudayaan (di China), terjadinya penyingkiran tokoh yang kritis terhadap Mao.
Akhirnya publik memang menangkap adanya benih-benih keretakan yang parah di kandang banteng. Apalagi dengan makin menuanya usia Mega.
Selain Jokowi memang tidak ada kader yang menonjol lagi. Meski ada Puan Ketua DPR.
Sebenarnya, Puan tentu lebih banteng ketimbang Jokowi. Puan kader yang alami proses natural dan berjenjang sampe akhirnya jadi Petinggi di PDIP.
Hal pengkaderan ini tidak di alami Jokowi yang belum pernah jadi pengurus PDIP bahkan saat inipun, bukan pengurus.
Pasca Presiden dengan usia yang relatif fresh tentu Jokowi tidak ingin ulangi kesalahan Suharto dan SBY. Keduanya dengan sikond berbeda abai terhadap keluarganya.
Bahkan yang tragis Suharto yang besarkan Golkar, namun keluarga Cendana justru tersingkir dari Golkar.
SBY pun nyaris terguling dari Partai yang di dirikannya, akan di begal oleh orang lingkaran dalam Istana, meski akhirnya bisa diselamatkan.
Jokowi memiliki Putra dan Mantu yang bersinar terang sebagai Walikota.Tentu ini jabatan Eksekutif yang mirip dengan keluarga George Bush saat jadi Presiden AS ke 41, kelak digantikan Geroge Bush Jr yang waktu itu Gub Texas.
Jokowi pastinya akan mengawal proses Sang Putra ke jenjang tertinggi seperti dirinya. Dan ini bisa terjadi bila Ganjar yang di dukungnya bisa menggantikannya. Maka logis do’a jadi manifest Jokowi duduki kursi Ketum PDIP.
Bagaimana menurut anda?
EDITOR : REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Get the factsOctober 24, 2024 at 6:55 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-apakah-jokowi-menginginkan-ketum-pdip/ […]
สล็อตเว็บตรง ทุนหลักร้อยDecember 7, 2024 at 10:48 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-apakah-jokowi-menginginkan-ketum-pdip/ […]
cinemaruleDecember 29, 2024 at 6:11 pm
… [Trackback]
[…] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-apakah-jokowi-menginginkan-ketum-pdip/ […]
huayyim เว็บหวยครบวงจรJanuary 26, 2025 at 7:08 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/andrianto-apakah-jokowi-menginginkan-ketum-pdip/ […]