Chris Komari: Perspektif Demokrasi, Sebuah Ilusi?

Chris Komari: Perspektif Demokrasi, Sebuah Ilusi?
Chris Komari, Aktivis Democrascy Tinggal di California USA

B) Bagaimana dengan perspective religions, doctrines, ideologies dan politics…???

Beban ideology dan doktrinisasi itu terjadi dimana-mana diseluruh pelosok dunia.

Sepertinya kita hidup ini memang di programed dalam matrix kehidupan yg penuh dengan doctrines, ideologies dan illusions, hanya kita tidak menyadarinya.

Orang kita (orang Indonesia) pada umumnya, atau kebanyakan “terlampau terbebani” oleh ideology sehingga sering kali mengalahkan rasionalitas berpikirnya…!!!

Istilah umumnya “being doctrinized”.

Tentunya hal ini juga terjadi di Amerika Serikat (AS) dengan berbagai ideologies.

Orang yg sudah terdoktrinisasi (doctrinized) akan sulit menerima pendapat, ide atau ideology baru. Apalagi yg memiliki rasa hatred (kebencian)…???

Kalo ada pandangan yang menarik benang merah antara Brigjen Supardjo ke Sukarno, pendukungnya Sukarno mencak-mencak dan marah-marah…!!!

Ngomong sembarangan, nggak tahu sejarah mau sok pinter, blah… blah…. blah….!!!

Begitupun kalo ada pandangan peristiwa gerakan G30 S/1965 awalnya bukan kudeta, akan dimaki-maki, dihujat dan dicap antek komunis, pengkhianat bangsa, blah… blah… blah…!!!

Itulah bahayanya orang yg sudah terdoktrinisasi (doctrinized), sulit untuk menjadi orang yg open-minded…!!!

Masih ingat Mr. Timbul tenggelam dan akhirnya tenggelam juga dengan the king of lip service…???

Tenggelamnya Mr. Timbul bersama regime ijazah palsu, the king of lip service, bikin banyak orang memiliki kebencian (hatred) karena kecewa dan sakit hati terhadap keputusan itu sampai sekarang, bahkan mungkin keliang kubur.

Karena sudah terlanjur mengatakan timbul tenggelam bersama rakyat.

Bagaimana bila ada orang lain yg secara terbuka mengatakan, tidak akan bersaing dengan Mr. Timbul, selama beliau menjadi CAPRES…???

Tentu ada argumentasi untuk membela dan berdalih, itu janji untuk PILPRES 2019, tidak berlaku untuk PILPRES 2024.

Politics are very tricky, penuh illusions, trickery, lies, hoaxes, lip services and frauds.

Ketika seseorang sudah terdoktrinisasi (doctrinized), there will be arguments for everything.

Di Amerika Serikat (AS) juga begitu, sama saja, meski sedikit civilized..!!!

Di USA ada ideology “conservation” dan “liberalism”, dimana ideology di USA itu berkembang sangat pesat dalam kehidupan politik dan sering muncul ideology-ideology baru.

Terakhir kita mendengar istilah “trumpism” yg berisi para hardcore, nutheads and boneheads lunatic yang anti-demokrasi and election deniers.

Tapi majority rakyat USA masih waras-waras, Trumpism being crashed and defeated big time dalam midterm elections bulan November, 2022 yang baru saja berjalan minggu ini di USA.

Seseorang yang sudah terdoktrinisasi (doctrinized), seperti “Trumpism”, sering kali rasionalitas berpikirnya sangat rendah, atau minimal terganggu, karena beban ideology (brain-washed).

Do you blame them…??? No, but it is best that we are not going to be a part of those illusions.

We shall not be a part of religious prejudices, political prejudices and ideological prejudices…!!!

Jangan biarkan those nutheads, boneheads dan crackheads brain wash you dengan berbagai ideologies.

Orang bisa terdoktrinisasi (doctrinized) tidak sebatas dalam urusan politik, pilpres, agama dan kepercayaan.

Urusan sepak bola pun juga begitu, hingga terjadi tawuran antar kota dan bahkan antar negara, rakyatnya saling membenci satu sama lain, hanya gara-gara kalah dalam pertandingan sepak bola.

Tidak sedikit orang Indonesia yg anti Amerika dan juga anti demokrasi, dimana demokrasi dibilang sebagai system pemerintahan DAJJAL, KAFIR dan ILLUMINATI, dll.

Tetapi anehnya, tidak sedikit orang-orang yg membenci Amerika itu juga bermimpi ingin tinggal dan hidup di Amerika Serikat (AS).

Ternyata kebencian (hatred) pun penuh dengan illusions.

Karena ketika mereka mengalami religious persecutions dinegaranya sendiri, larinya juga ke negara BARAT, meminta suaka politik dan assylum dari negara BARAT, seperti AMERIKA, EROPA, CANADA, AUSTRALIA dan negara BARAT lain.

Pretty interesting illusions, doesn’t it…???

Tidak sedikit orang Islam yang membenci dan anti-demokrasi. Itu fakta politik yg disadari people in THE WEST.

UMAT Islam menginginkan system pemerintahan khilafah (khilafaship) or, caliphate.

Tetapi anehnya, mayoritas negara TIMUR TENGAH hingga saat ini masih menjalankan system pemerintahan non-caliphate, seperti system pemerintahan monarchy, authoritarian and strong military leadership kind of government.

Tidak ada satupun negara TIMUR TENGAH bahkan negara SAUDI ARABIA yang menjalankan system pemerintahan khilafah (caliphate) seperti yang diinginkan oleh banyak umat Islam.

So, what went wrong…??? What do you think is happening in the Muslim world…???

Bila system pemerintahan khilafah (caliphate) itu adalah yg terbaik dan mudah dijalankan, tetapi mengapa dari 22 negara di TIMUR TENGAH tidak ada satupun yg menjalankan system pemerintahan khalifah (caliphate)….???

Itu fair questions yg mesti diberikan jawaban secara comprehensive.

In my personal view, system pemerintahan khilafah (caliphate) itu terlalu bagus, dengan rule of public engagements dan regulations yg strict dari kitab suci Al-Quran, Hadiths dan Sunnah NABI Muhammad SAW.

Sehingga system pemerintahan khilafah (caliphate) itu sulit dijalankan oleh manusia biasa, terlalu berat tidak sanggup menjalankan nya, kecuali seorang pemimpin sekelas NABI atau WALI…!!!

Begitu juga dengan PANCASILA…!!!

In my personal view, ideology PANCASILA itu terlalu bagus, sangat idealistic dan sangat complex, sehingga sangat sulit dijalankan oleh manusia biasa, kecuali manusia dan pemimpin sekelas NABI, atau WALI.

Buktinya sudah 77 tahun merdeka, masih juga system pemerintahan yg berdasarkan PANCASILA itu sulit di implementasikan dan belum terwujud di Indonesia sampai sekarang.

So what’s going on dengan PANCASILA…???

Liberalism adalah social philosophy dan democracy adalah system of government.

Begitu juga dgn conservatism adalah sosial belief, atau social philosophy.

Orang sering mengawinkan 2 kata itu untuk mengambarkan corak, atau warna dari system pemerintahan di satu negara, dan munculah istilah liberal-democracy (demokrasi liberal).

Tapi konsep liberal-democracy itu tidak ada, dan begitu juga tidak ada konsep conservative-democracy.

Apalagi konsep demokrasi-terpimpin (guided-democracy), itu jelas tidak ada.

Guided-democracy adalah deviation dari system demokrasi, atau bisa dikategorikan sebagai FLAW DEMOCRACY.

Bersambung ke halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Pretty GamingOctober 26, 2024 at 4:14 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]

  2. top camsDecember 15, 2024 at 10:42 am

    … [Trackback]

    […] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]

  3. BAU DiyalaJanuary 18, 2025 at 10:03 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/chris-komari-perspektif-demokrasi-sebuah-ilusi/ […]

Leave a Reply