Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-9): Memasuki Peshawar

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-9): Memasuki Peshawar
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UN Tourism

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store.

Novel dengan judul: Bersujud di Atas Bara ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

 

Pesawat terguncang agak keras sehingga mengagetkan Mujahid yang tertidur lelap. Ia menyingkap selimut yang menutupi sekujur tubuhnya dari udara dingin  dalam pesawat. Ia menoleh ke Kanan, tampak Rizali mengusap-usap matanya sembari menguap tanda Ia masih mengantuk. Sementara yang lainnya masih tidur lelap. Mujahid menoleh ke luar jendela, tampak lampulampu Bandara Internasional Islamabad. Pesawat terus menggelinding makin lama makin pelan. Beberapa kali suara pramugari menyebut-nyebut nama Islamabad dalam bahasa Urdhu dan Inggris yang tidak begitu Ia pahami.

Mujahid membangunkan ketiga orang temannya. Penumpang yang lain mulai berkemas-kemas merapikan pakaian dan bawaan Mereka yang diletakkan di bawah tempat duduk. Pramugari terus memberikan aba-aba agar penumpang tidak bergerak sebelum pesawat berhenti dengan sempurna. Lampu bergambar sabuk dilepas lalu menyala, pertanda penumpang sudah boleh meninggalkan pesawat.

Mujahid dan kawan-kawan keluar beriringan, “Jangan lupa perhatikan orang yang membawa bendera merahputih”, ucap Mujahid mengingatkan. Bandara tampak sepi, hanya beberapa orang pegawai berseragam dan petugas keamanan yang tampak berjaga-jaga dengan malas-malasan. Para penumpang terus bergerak keluar beriringan. Sampai pada pintu kaca yang terbuka secara otomatis, barulah mereka melihat para penjemput yang bergerombol di balik pembatas.

Tampak selendang merah-putih dikibar-kibarkan oleh seseorang bertubuh pendek di antara orang-orang Pakistan yang jangkung. Orang itu mengenakan celana dan baju panjang sampai ke lutut ala Pakistan. Namun wajahnya tampak asli Indonesia. Ia mengenakan kopiah putih dan jenggotnya yang jarang, Panjang, serta kurang rapi dibiarkannya terurai.

“Ahlan wasahlan wa marhaban fi Islamabad”, katanya menyapa dengan ucapan selamat datang dalam bahasa Arab. Mujahid dan kawan-kawan hanya tersenyum sambil saling pandang.

“Kenalkan Ana Syakur, yang diberi tugas menjemput Antum semua”, Ia tersenyum ramah sembari menjabat tangan tamunya satu per satu.

“Dingin, ya?”, katanya lebih lanjut.

“Sekarang di Pakistan dan Afghanistan sedang musim dingin, jadi kalau Antum bawa jaket dipakai saja biar tidak kedinginan”, sarannya.

“Sebentar lagi akan masuk waktu Subuh, Kita sebaiknya ke masjid dulu untuk beristirahat sambil menanti datangnya waktu Subuh”, katanya sambil mempersilakan Mujahid dan kawan-kawan masuk ke dalam mobil.

Mobil yang mirip Toyota Kijang itu dikemudikan oleh seorang lelaki berwajah Pakistan yang memakai serban Afghan. Setelah semua tamunya naik ke mobil, Syakur lalu duduk di sebelah sopir.

“Yang nyupir ini sahabat lama Ana, Kami sudah bersahabat sejak masih kuliah di Karachi”, katanya sambil menepuk-nepuk punggung sang sopir.

“Dia orang Pakistan atau Afghanistan?”, tanya Rozali.

“Pakistan, tapi sekarang dia lebih banyak di Afghanistan.

“Dia bisa berbahasa Indonesia?”, tanya Mujahid.

“Tentu tidak, kecuali kata-kata selamat makan atau selamat minum”, jawab Syakur bercanda.

“Di sini, Kami menggunakan bahasa Arab atau Bahasa Inggris. Hanya sesekali menggunakan bahasa Urdhu, bahasa yang banyak digunakan orang Pakistan. Tapi dia sekarang juga bisa bahasa Pashtun, bahasa yang banyak digunakan orang Afghanistan”.

“Siapa namanya?”, tanya Gufron.

“Amjad Khan, panggil saja dia Amjad”.

 

 

 

 

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

Syakur memegang kembali punggung Amjad. Lelaki bernama Amjad itu tampaknya tahu kalau dirinya menjadi subjek pembicaraan. Ia terus tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Sekali-sekali Amjad menanyakan rute jalan yang ingin ditempuh pada Syakur dengan menggerak-gerakan tangannya. Jalan-jalan di kota Islamabad bersih dan tertata rapi. Banyak bangunan megah dan besar. Barangkali karena masih di ambang fajar, tidak banyak kendaraan dan warga kota yang berkeliaran di jalanan. Taman-taman kota tampak indah di bawah payung langit yang masih gelap. Mereka berhenti di depan sebuah masjid yang sangat besar di pusat kota,

“Indah sekali masjid ini”, ujar Mujahid.

Ia langsung bersujud mencium lantai marmer putih mengkilap masjid itu. “Alhamdulillah, Allah menakdirkan saya mengunjungi masjid semegah ini”, kata Mujahid.

“Apa nama Masjid ini?”, tanya Mujahid pada Syakur.

“Ini Masjid King Faisal yang sangat terkenal itu. Fotofotonya banyak menghiasi kalender dan hiasan dinding di masyarakat Muslim di berbagai negara. Namanya diambil dari nama salah seorang Raja Saudi Arabia. Saat perang Arab-Israel tahun 1973, Raja Faisal adalah seorang pemimpin Arab yang berhasil mempersatukan, sekaligus memobilisasi kekuatan negara-negara Arab, sehingga mereka dapat melakukan boikot untuk tidak mengekspor minyak ke negara-negara Barat. Akibatnya Amerika dan negara-negara di Eropa lumpuh perekonomiannya. Dana untuk membangun masjid ini sebagian besar berasal dari sumbangan Kerajaan Arab Saudi yang kaya itu”, jelas Syakur.

Mereka mengambil wudhu. Mujahid yang selesai lebih awal berjalan menuju saf paling depan. Ia menoleh ke Kiri dan ke Kanan, memperhatikan bangunan dan orang-orang yang ada di situ. Orang-orang Pakistan rupanya gemar memelihara jenggot. Walau berambut hitam, tapi jenggot orang Pakistan berwarna kuning kemerah-merahan. Orang-orang membaca Al-Quran dengan penyebutan dan lagu yang terasa ganjil di telinganya. Mujahid juga mencium aroma yang tidak lazim. Mungkin ini bau yang berasal dari kemenyan Arab, pikirnya. Setelah shalat Subuh berjamaah, Syakur memberikan isyarat kepada teman-temannya untuk kembali ke mobil.

“Kita berangkat sekarang menuju Peshawar”, ujar Syakur sambil bergerak.

“Berapa jauh Kota Peshawar dari Islamabad?”, tanya Mujahid.

“Lumayan jauh! Sebenarnya ada satu kota lagi yang banyak digunakan oleh para Mujahidin sebagai tempat transit sebelum menyebrang, yaitu Quetta. Tetapi yang lebih ramai adalah Peshawar, mungkin karena jaraknya dari Islamabad lebih dekat. Kalau masuk lewat Peshawar, kita akan melalui perbatasan Khyber Pass, lalu menuju kota terdekat Jalalabad. Sedangkan kalau masuk lewat Quetta, kita akan melewati pintu perbatasan Khojak Pass, lalu menuju kota terdekat Kandahar. Untuk melewati dua pintu perbatasan tersebut, Kita harus menunggu isyarat dari seberang. Karena seringkali situasi tidak aman, meskipun pintu perbatasan dikuasai oleh para Mujahidin”, jelas Syakur. Ketika langit mulai terang, rombongan itu berangkat.

BACA JUGA:

Jalan yang menghubungkan Islamabad dan Peshawar lebar dan mulus, sehingga kecepatan mobil selalu di atas seratus kilometer per jam. Matahari terasa sudah tinggi ketika mobil perlahan mulai mengurangi kecepatannya. Bangunan-bangunan tua bercat putih dan kuning tampak di Kiri-Kanan jalan. Debu-debu membumbung tinggi setiap kali mobil lewat. Kuda dan keledai yang menarik gerobak masih banyak digunakan. Anak-anak atau orang tua tampak santai dan cekatan duduk di punggung keledai.

Mobil terus mengurangi kecepatannya dan bergerak sangat perlahan ketika memasuki gerbang besar yang tampak cukup tua. Di balik gerbang itu tampak bangunanbangunan seperti pasar. Ramai sekali orang lalu-lalang di situ. Sebagian besar dari mereka menggunakan pakaian tradisional Afghanistan dengan serban di kepalanya.

“Kalau Ana perhatikan serban mereka kok berbedabeda bentuknya?”, tanya Mujahidin.

“Memang. Di sini banyak orang Afghan. Bangsa Afghan itu memiliki banyak sekali suku-suku. Setiap suku memiliki bentuk serban yang berbeda. Jadi cukup melihat bentuk serbannya, dengan gampang kita bisa mengetahui dari suku mana mereka berasal. Tapi untuk lebih pastinya, bisa Kita ketahui dari bahasa yang mereka gunakan. Suku yang paling besar adalah Pashtun. Orang-orang Peshawar banyak yang berasal dari Afghanistan. Jadi mereka memiliki hubungan kekerabatan atau kekeluargaan yang sangat dekat”, kata Syakur menjelaskan.

Mobil lalu memasuki sebuah kompleks masjid yang cukup besar. Banyak sekali orang keluar dan masuk ke kompleks itu.

“Ini adalah pusat pendidikan mirip pesantren di Indonesia. Di samping memiliki masjid dan kelas-kelas untuk belajar, kompleks ini juga memiliki asrama. Lembaga pendidikan seperti ini disebut Ma’had. Santrinya disebut Talib atau Talibun yang dalam dialek lokal disebut Taliban. Banyak para pejuang sebelum berangkat ke medan perang tinggal disini untuk belajar”.

“Apakah Kami akan tinggal disini?”, tanya Rizali.

“Ya!”.

“Untuk berapa lama?”, giliran Gufron yang bertanya.

“Tergantung situasi”.

Mobil terus bergerak ke arah samping masjid. Tampak bangunan-bangunan empat lantai berjajar rapi. Terdiri dari ruang-ruang kelas. Di bangunan tiga lantai berikutnya terlihat banyak jemuran. Mungkin ini asramanya. Mobil berhenti di bangunan nomor dua paling ujung.

“Orang-orang yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand Selatan dan Filipina Selatan, sebagian besar tinggal di blok ini”, Syakur menunjuk bangunan tiga lantai di depannya.

“Mereka dikelompokan berdasarkan asal negaranya. Setiap kelompok ada panglimanya yang dipanggil qa’id. Sang panglimalah yang bertanggung jawab terhadap segala keperluan mereka”, jelas Syakur.

(Bersambung…..)

Bagi yang berminat dengan karya-karya Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini: 

Di Beranda Istana Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ

 

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

15 Responses

  1. ozempic comprar sin receta, comprar ozempic online, ozempic comprar, comprar ozempicSeptember 14, 2023 at 6:56 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  2. useful siteNovember 28, 2023 at 5:37 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  3. สุดยอดค่ายเกม SLOTXO เกมยิงปลาNovember 29, 2023 at 6:51 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 82197 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  4. รับติดตั้งโซล่าเซลล์ กรุงเทพFebruary 23, 2024 at 7:32 am

    … [Trackback]

    […] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  5. lottovipJune 22, 2024 at 8:02 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  6. ruayJune 23, 2024 at 5:15 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  7. here are the findingsJuly 2, 2024 at 2:12 am

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  8. Acquista ossicodone online Texas, Acquista Xanax online, Commander Oxycodone 30 mg, dove acquistare ossicodone in linea, Il posto migliore per acquistare Ossicodone in linea, Livraison Oxycodone 30 mg, Ordina Acquista ossicodone online senza prescrizione,August 20, 2024 at 2:39 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  9. โคมไฟSeptember 4, 2024 at 7:01 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  10. Simpleplay บริษัทผู้พัฒนาเกมส์พรีเมียมSeptember 9, 2024 at 5:58 am

    … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  11. Winchester gunsSeptember 21, 2024 at 10:29 am

    … [Trackback]

    […] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  12. overwatch cheatSeptember 26, 2024 at 12:32 pm

    … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  13. ทำนามบัตรSeptember 29, 2024 at 8:20 am

    … [Trackback]

    […] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  14. rtp altogelOctober 6, 2024 at 1:17 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 81200 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

  15. remisollekeOctober 12, 2024 at 1:48 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 94225 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-9-memasuki-peshawar/ […]

Leave a Reply