Oleh: Yudhie Haryono
Pada mulanya angka. Deret ukur dan hitung. Dan, sudah satu dekade, kita di Indonesia jadi budak uang. Hilang moral. Hilang mental. Hilang ilmu. Hilang kebijaksanaan. Hilang kharisma. Hilang ilham dan wahyu. Moral, mental, ilmu, kebijaksanaan, kharisma, ilham, agama dan jabatan kini tak ada harganya.
Apa yang berharga hari ini? Uang. Maka, manusia berbondong-bondong mencari dan menyembah uang. Hidup dan mati demi, oleh dan untuk uang.
Akhirnya, fungsi uang pada ujungnya banyak. Sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, sebagai penyimpan nilai, sebagai alat investasi, sebagai alat kolonialisasi, sebagai ilusi dan imajinasi.
Lahirlah masyarakat uang. Kebutuhan masyarakat untuk mengumpulkan uang dengan segala cara akhirnya mengaburkan antara: idealisme dan pelacuran; antara realita dan harapan semu; antara nilai-nilai dan ilusi. Pragmatisme telah membawa orang-orang memandang dunia hanya dengan satu kaca mata yakni uang, dan uang.
Masyarakat telah menjelmakan dirinya sebagai abdi dari uang. Semua sendi kehidupan kita dapat dibeli dengan uang. Tuhan, hantu dan hutan kini semua dapat diuangkan.
Bahkan kehormatan dan harga diri manusia begitu murah terbeli dengan segepok uang yang dihidangkan. Maka, tak heran jika banyak orang berlomba mencari dan mengumpulkan uang dengan cara apa saja dan kapan saja serta di mana saja.
Ya. Uang pada akhirnya seperti segalanya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan uang. Lahirlah tesis bahwa uang bukan segalanya, tetapi segalanya membutuhkan uang.
Tetapi, ia tak ubahnya seperti iblis: tiada tetapi ada; realitas tetapi menyihir; rasional yang metarasional; ia ke mana-mana dan ada di mana saja; ia terbang dan keliling dunia.
Padahal, sejarah dan kisah penyembah uang hanya akan membawa mereka pada keserakahan yang tiada ujungnya. Sebab, angka uang tidak tak terbatas; ia begitu membutakan seseorang dari jalan kebajikan; ia menuntun manusia menuju jurang semu tanpa ujung; ia menghantarkan mereka pada penyesalan.
Reputasi kekayaan dan uang tak akan bertahan lama. Sejarah besar dunia diisi oleh para penakluk kapital dan uang, bukan penyembahnya. Tulisan panjang nama seseorang yang kaya, terlalu sedikit dibanding para pemuja ilmu dan moral.
Karenanya, kesadaran ini penting dituliskan. Sebab, republik Indonesia itu didirikan oleh para pendiri bangsa dengan modal revolusi nalar pada pengabdian kemanusiaan; spirit keberlimpahan, bukan pengabdian pada uang, kapital dan kejumudan.
Tanpa kesadaran massal dan semesta, Tuhan menakdirkan semua orang Indonesia menjadi penyembah uang ciptaan manusia, kecuali aku. Sebab, akulah yang ditakdirkan Tuhan untuk meletakkan uang pada porsinya. Akulah pemimpin bermental spiritual. Akulah presiden berkarakter spiritual. Atau kaliankah? Ayok maju dan gotongroyong.(*)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama

Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan

Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum

Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah

Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas

Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan




coupon codesOctober 26, 2024 at 11:18 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-economic-society/ […]
Stripchat discountsNovember 16, 2024 at 12:02 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-economic-society/ […]
Food RecipesDecember 27, 2024 at 6:37 am
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-economic-society/ […]
cinemakickJanuary 4, 2025 at 1:14 am
cinemakick