Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Pada perang Uhud ini, dari kaum muslim telah gugur syahid tujuh puluh empat orang dan dari Qhurays yang terbunuh dua puluh dua orang. Jumlah yang cukup banyak untuk ukuran jumlah kaum muslim yang saat itu mungkin baru mencapai seribu orang. Ibnu Ishaq menggambarkan kesedihan kaum wanita muslim ketika nabi Muhammad dan pasukan muslim sampai di Madinah. Hamnah binti Jahsy yang mendengarkan dari para sahabat menyampaikan berita kematian kaum muslim yang gugur, ketika disebut saudaranya yaitu Abdullah bin Jahsy mati syahid, maka ia mengucapkan innalillahi wa innailaihi roji’un. Ketika dikabari kematian Hamzah bin Abdul Muthalib maka ia mengucapkan innalillahi wa inailaihi roji’un.
Namun ketika dikabari bahwa suami tercintanya yaitu Mush’ab bin Umair yang juga mati syahid, Hamnah yang sebelumnya tegar mendengar kematian kaum muslim, seketika berteriak histeris. Melihat hal itu Rasulullah berkata: “ Sesungguhnya seorang suami itu memiliki tempat tersendiri dalam relung hati istrinya “. Rasulullah SAW ketika melewati perkampungan-perkampungan banyak mendengarkan ratapan tangis para istri yang ditinggal mati syahid suaminya. Rasulullah juga menitikkan air mata sambil berkata: “ Namun kenapa tidak ada seorang wanitapun yang menangisi Hamzah “.
Perkataan rasul itu didengar oleh Sa’ad bin Muadz dan Usaid bin Hudhair. Ketika sampai diperkampungannya, mereka meminta para wanita dari bani Abdul Asyhal untuk ziarah ke kubur Hamzah. Mereka menceritakan kematian Hamzah yang jenazahnya dimutilasi oleh Hindun. Para wanita tersebut kemudian pergi dengan meratap sedih atas apa yang dialami Hamzah. Ketika mereka lewat di dekat rumah nabi Muhammad, Rasulullah segera keluar dan menemui mereka di pintu masjid dan kemudian bersabda: “ Pulanglah, semoga Allah merahmati kalian. Sungguh kalian telah mensejajarkan Hamzah dengan para syahid yang lain“.
Ibnu Ishaq berkisah, setelah istirahat semalam, nabi Muhammad kembali memanggil para sahabat. Rasulullah mengajak cukup banyak kaum muslim pergi ke Hamraul Asad yang letaknya berada di tengah tengah antara Madinah dengan Makkah, agak dekat ke Makkah. Nabi Muhammad mengkhawatirkan kaum Qurays belum betul betul pulang ke Makkah dan akan kembali ke Madinah karena merasa pasukannya masih utuh. Mereka menemui orang-orang Khuza’ah baik muslim maupun yang masih kafir.
Nabi Muhammad mempunyai kepercayaan terhadap orang-orang Khuza’ah. Pemimpin Khuza’ah yaitu Ma’bad bin Abdul Ma’bad yang saat itu masih musyrik berkata : “ Wahai Muhammad, demi Allah, sungguh kami demikian berduka atas apa yang menimpa sahabat-sahabatmu dan kami berharap Allah menyelamatkanmu di tengah-tengah mereka “. Nabi Muhammad menginap sampai tiga hari di Hamra’ul Asad.
Setelah nabi Muhammad pergi, tidak lama kemudian, ternyata Abu Sufyan bin Harb dan cukup banyak pasukan Qurays datang pula ke Hamraul Asad dan menemui Ma’bad mencari informasi tentang kaum muslim di Madinah. Abu Sufyan bin Harb menjelaskan kedatangannya yang akan menyerang kaum muslim di Madinah. Namun oleh Ma’bad di cegah, karena dia juga baru kedatangan nabi Muhammad dengan jumlah pasukan yang besar yang dalam keadaan marah. Ma’bad mengatakan bahwa kaum muslim yang tidak ikut perang di Uhud telah menyesal atas kejadian di Uhud dan mereka sekarang sangat marah terhadap peristiwa perang di Uhud.
Ma’bad mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat kekuatan pasukan seperti yang dilihatnya ketika kaum muslim datang ke Hamraul Asad. Ma’bad justru menyarankan agar Abu Sufyan dan pasukannya segera pulang, karena jika Muhammad mendengar mereka di Hamraul Asad maka pasukan muslim dengan kekuatan yang besar akan menyerbu ke tempatnya. Abu Sufyan menerima saran Ma’bad, kemudian bergegas pulang ke Makkah.

en.m.wikipedia.org Pesebaran suku suku besar jazeerah Arabiya. Suku Khuza’ah berada di tengah tengah antara Madinah dengan Makkah.
Nabi Muhammad mendengar berita tersebut ketika ada orang Khuza’ah pergi ke Madinah, kemudian bersabda: “ Cukuplah Allah bagi kita dan Dia sebaik baik Pelindung “. Nabi Muhammad mengucapkan do’a yang pernah diucapkan nabi Ibrahim ketika akan dibakar oleh raja Namrud. Ibnu Ishaq berkata bahwa perang Uhud adalah ujian, pembersih dan seleksi. Allah Ta’ala menguji kaum mukminin sekaligus membongkar topeng orang-orang munafik yang menampakkan iman dengan lisan namun menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Allah Ta’ala juga memuliakan kaum mukmin yang gugur sebagai syuhada’. Banyak wahyu turun berkenaan dengan perang Uhud. Sekitar satu bulan setelah perang Uhud, datang kepada nabi Muhammad utusan dari Adhal dan Al-Qarah keturunan dari Al-Haun bin Khuzaimah bin Mudrikah yang mengatakan kepada nabi Muhammad bahwa ada sebagian dari kaumnya yang telah masuk Islam. Oleh karena itu, mereka meminta kepada nabi Muhammad mengirim orang untuk mengajar kepada kaumnya. Nabi Muhammad kemudian mengirim enam orang untuk menyertai kepulangan utusan Adhal dan Al-Qarah.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-228)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-229)
Ketika sampai di Ar-Raji, sebuah mata air di Hudzail, utusan tersebut mengkhianati enam orang pendakwah nabi Muhammad tersebut. Dengan dibantu banyak orang, mereka bermaksud menawan pendakwah Islam tersebut dan hendak di jual kepada kaum Qurays Makkah. Namun terjadi perlawanan dan kemudian tiga orang pendakwah terbunuh dan tiga orang dapat ditangkap dan ditawan. Ketika sampai di Dahran, tawanan tersebut berkesempatan melawan lagi, namun seorang dapat dibunuh dan tinggal dua orang yang dapat ditangkap dan ditawan kemudian di jual pada orang Qurays Makkah. Dua orang pendakwah Islam tersebut kemudian di beli oleh orang Qurays Makkah dan keduanya dibunuh. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Ar-Raji’. Kaum munafiq menjadikan musibah tersebut untuk menyalahkan nabi Muhammad, namun kemudian turun wahyu sebagaimana Qs Al-Baqarah 204 – 207 tentang perilaku kaum munafiq dan Allah menyantuni para pendakwah Islam karena telah menjual nyawanya kepada Allah dengan berjihad di jalan-Nya.
Pada bulan ke empat usai perang Uhud, kejadian hampir serupa yang kemudian dikenal dengan tragedi yang lebih besar lagi. Kali ini, karena pemimpin kabilah di Najd menjamin dengan perjanjian kepada Rasulullah bahwa para pendakwahnya dalam perlindungannya dalam dakwahnya, maka nabi Muhammad mengirim 41 orang pendakwahnya. Ternyata ada pengkhianat pada orang-orang Najd tersebut yang mengakibatkan terjadi perang antara bani Sulaym dengan para pendakwah tersebut. Empat puluh orang pendakwah dapat dibunuh sedang satu orang yang dikira sudah meninggal karena luka parah, ternyata dapat bertahan hidup dan dapat pulang ke Madinah. Ketika kejadian tersebut di dengar Abu Bara’ membuatnya menjadi sangat marah dan kemudian berusaha membunuh orang yang bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut yaitu Amir bin Ath-Thufail dari bani Amir yang masih keponakan Abu Bara’. Namun usahanya membunuh tidak berhasil, orang yang berusaha membunuh Amir bin Ath-Thufail hanya mampu melukai paha Amir dengan tusukan tombaknya, dan Amir berhasil meloloskan dirinya.
Sangat berat resiko berdakwah pada suku-suku dan kabilah-kabilah di sekitar kota Madinah, karena tidak semua orang pada suku dan kabilah bersedia masuk Islam dan resiko bagi pendakwah adalah terbunuh. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kaum muslim apabila telah diutus nabi Muhammad untuk berdakwah.
(bersambung …………….)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
Saba sport เดิมพันกีฬาเสมือนจริงOctober 17, 2024 at 10:08 pm
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
STD TestOctober 17, 2024 at 10:34 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
look at here nowOctober 25, 2024 at 1:51 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 65198 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
buôn bán trẻ emNovember 12, 2024 at 8:30 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
live chatDecember 7, 2024 at 10:45 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
ติดเน็ตบ้าน AISJanuary 4, 2025 at 4:10 am
… [Trackback]
[…] There you will find 37953 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
highbayJanuary 28, 2025 at 1:31 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]
พิมพ์การ์ดงานแต่งJanuary 28, 2025 at 6:34 pm
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-230/ […]