Apakah Tuhan Sedang Membuka Aib (di) Negeri Ini?

Oleh: Yoyon Suryono

Sedikit demi sedikit aib negeri ini terkuak. Sudah lama terpendam tanpa diketahui secara luas, kini sedikit demi sedikit aib kebobrokan itu mencuat dari hal yang boleh dibilang sepele, namun berdampak luas terhadap hidup berbangsa dan bernegara, bahkan bisa jadi, terhadap kelangsungan pemerintahan kini. Dan moga-moga tidak menggoyahkan kepemimpinan nasional sampai Pemilu 2024?

Belum tamat kasus Sambo. Muncul perkara baru narkotika bak gunung es yang melibatkan seorang jenderal** di Kepolisian. Dan di minggu kemarin, karena ulah sang anak, seorang pejabat eselon III di Ditjen Pajak harus menanggung malu, juga kementeriannya tempat ia bekerja dan menumpuk kekayaan. Ibarat pepatah Jawa “Anak polah Bapa Kepradah”. Ulah si anak berimbas pada “nasib” bapak dan keluarganya. Menganiaya remaja bersama sang kekasih “cinta monyet” sembari pamer kekayaan: jeep mewah dan moge yang memicu cercaan nitizen sampai heboh dari mana uang diperoleh untuk membeli harta semewah itu? Nah, jadilah petaka bagi si bapak. Usut punya usut drama skandal pajak terungkap.

Menteri pun gusar, murka, dan jurus-jurus pecat-memecat dikeluarkan sembari membubarkan klub mewah eksklusif moge di kementeriannya yang berbuntut penelusuran harta kekayaan yang angkanya menakjubkan rakyat kecil yang miskin, puluhan miliar. Kini berlanjut ke episode baru. Konon mega skandal 300 T. Waduh apa lagi? Lengkaplah aib itu satu per satu muncul.

Skandal jual beli hukum yang akut. Skandal asuransi, minyak goreng, kebakaran, dan daftar panjang aib dan kebobrokan lainnya yang sangat panjang terlihat nyata. Tersisa pertanyaan: Apakah Tuhan sedang membuka Aib (di) Negeri ini? ENTAHLAH.

Yang pasti pujangga Jawa Joyoboyo dilanjut Ronggowarsito sudah mewanti-wanti: “zaman edan, ora edan ora keduman”. Hehehe. Eling lan Waspodo direka. Eling ne korupsi, waspodo ojo nganti konangan. Ingat, selain KPK ada Tuhan yang Maha Mengetahui. Dan kini satu per satu aib dan skandal itu menampakkan diri atas kehendak Tuhan. Besok lusa apa lagi?

(Dirangkum dari beberapa sumber, sekadar renungan. Nirpolitik praktis).

EDITOR: REYNA

Related Posts