Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-248)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-248)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad

Ibnu Ishaq berkisah tentang kasus hijrahnya wanita Makkah yaitu Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mu’aith untuk masuk Islam. Ketika kedua saudaranya yaitu Imarah bin Uqbah dan al-Walid bin Uqbah datang menghadap Rasulullah untuk meminta agar saudara wanitanya di kembalikan, tiba tiba turun wahyu sebagaimana pada Qs al-Mumtahanah: 10 – 11, yang melarang Rasululallah mengembalikan wanita tersebut. Wahyu tersebut selain melarang dikembalikan juga memerintahkan pengembalian mahar yang diterima wanita tersebut, dan jika pada mantan suaminya terdapat pula mahar dari mantan istrinya maka mantan suaminya diharuskan mengembalikan maharnya pula. Dan jika ada istri kaum muslim yang lari padaorang kafir, maka mantan istri kaum muslim tersebut harus mengembalikan mahar yang diterimanya.

Ternyata tidak ada keberatan dari saudara-saudara Ummu Kultsum binti Uqbah atas penolakan pengembalian berdasarkan wahyu tersebut, sehingga tidak ada halangan bagi wanita tersebut hijrah ke Madinah.

Ibnu Ishaq berkisah dari Yazid bin Abu Habib dari Rasyid mantan budak Habib bin Abu Aws Ats-Tsaqifi, tentang Amr bin al-Ash mengumpulkan teman temannya. Dia kemudian menyampaikan pandangannya bahwa persoalan yang ditimbulkan oleh Muhammad sudah sampai pada puncaknya dan sangat sulit untuk ditandingi. Amr bin al_ash mengajak teman teman sebayanya untuk menetap sementara di Abyisinia. Jika nantinya Muhammad bisa menaklukkan Makkah, maka mereka akan tetap tinggal di Abisyinia karena lebih suka di bawah kekuasaan raja Najasyi dibanding berada dalam kekuasaan Muhammad. Jika orang-orang Makkah dapat menaklukkan Muhammad, maka mereka akan kembali ke Makkah. Ide Amr bin al-Ash disetujui oleh teman temannya. Mereka bersepakat berangkat ke Abisyinia dengan membawa hadiah berupa barang-barang dari kulit, karena barang barang tersebut sangat di sukai raja Najasyi.

Para pemuda jago perang Makkah merasakan efek jangka panjang perjanjian Hudaibiyah, dan merasa tidak mampu berbuat banyak membangun masa depan mereka. Peristiwa Abu Bashir dan sekitar tujuh puluh kaum muslim yang keluar dari Makkah menjadi penanda akan munculnya gelombang perubahan di Makkah. Mereka bukan orang yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan para kepala suku dan tokoh perdagangan di Makkah, meskipun terbukti mereka sangat handal dalam peperangan. Sedang mereka harus membangun sendiri kehidupannya dengan keyakinan penyembahan berhalanya.

Mereka berusaha mencari jalannya sendiri untuk dapat bertahan hidup sedang jalur dagang ke utara atau ke timur sudah tidak bisa mereka gunakan seperti sebelumnya karena mereka harus membayar biaya perlidungan kabilah. Maka mereka mencari peruntungan ke negeri orang, ke Abisyinia meminta perlindungan kepada raja Najasyi untuk dapat hidup dinegerinya. Kepergian mereka ke Abisyinia tidak dihalang halangi oleh kaum qurays, karena tidak ada kaitan langsung dengan perjanjian Hudaibiyah.

Rombongan para pemuda Makkah yang dipimpin oleh Amr bin al-Ash sampai di Abisyinia, dan kemudian akan menghadap raja Najasyi. Ketika dia mau masuk istana, tiba-tiba dia melihat Amr bin Umayyah Adh-Dhamri keluar dari istana. Tentu Amr kaget bukan kepalang melihat Amr yang lain ini. Dia kemudian mencari kabar dan diperolehnya informasi bahwa Amr bin Adh-Dhamri datang sebagai utusan nabi Muhammad yang membicarakan kepulangan Ja’far bin Abu Thalib dan kawan kawannya.

Setelah itu, Amr bin al-Ash menghadap pada raja Najasyi dengan membawa hadiah banyak lembaran kulit yang bagus. Amr bin al-Ash membungkukkan dalam dalam badannya sambil berkata tentang kepentingannya datang ke Abisyinia. Raja sangat senang dengan hadiah yang dibawa oleh Amr bin al-Ash. Melihat itu, Amr kemudian berkata lagi, yaitu memohon agar Amr bin Adh-Dhamri diserahkan kepadanya, karena dia adalah bagian dari orang-orang yang telah membunuh para tokoh Makkah. Raja najasyi kemudian mendekati Amr dan tiba-tiba memukul dengan keras muka Amr-bin al-Ash sehingga terjengkang. Pukulan yang tidak diduga sama sekali olehnya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Amr yang merasakan hidungnya seperti patah, kemudian berkata: “Wahai raja, demi Allah, jika aku tahu bahwa baginda raja tidak menyukai permintaanku, pastilah aku tidak akan mengajukannya kepadamu “.Raja Najasyi kemudian berkata: “Pantaskah engkau meminta padaku untuk memberikan padamu utusan orang yang didatangi malaikat Jibril yang pernah datang kepada nabi Musa, untuk kemudian engkau bunuh utusan itu? “. Sekali lagi Amr bin al-Ash kaget dengan jawaban raja Najasyi. Amr bin al-Ash ternyata tidak mengetahui bahwa dahulu raja Najasyi telah menolak permintaan utusan dari para tokoh Makkah agar mengembalikan Ja’far bin Abu Thalib dan kawan kawannya untuk dibawa pulang ke Makkah.

Baca Juga:

Amr bin al-Ash kemudian bertanya lagi: “Wahai raja, betulkah yang engkau katakan itu? “. Yang kemudian dijawab raja Najasyi: “ Celakalah engkau wahai Amr, taatilah aku dan ikutilah Muhammad. Demi Allah, ia berada diatas kebenaran dan Allah pasti memenangkannya atas siapa saja yang menentangnya, sebagaimana Allah memberikan kemanangan kepada Musa atas Fir’aun dan bala tentaranya“. Amr kemudian bertanya: “Maukah engkau membai’atku masuk Islam mewakilinya?“. Raja Najasyi meng-iya-kan dan kemudian mengulurkan tangannya yang diraih oleh Amr yang kemudian berbaiat masuk Islam. Setelah itu, Amr bin al-Ash menyampaikan laporan kepada rombongannya dari Makkah dengan merahasiakan keimanannya dengan menunjukkan hidungnya dan mukanya yang memar bekas pukulan raja Najasyi karena menolak permintaannya.

Tidak diketahui bagaimana kisah rombongan Amr bin al-Ash, namun dia dari Abisyinia pergi menuju Madinah. Ditengah perjalanan bertemu dengan Khalid bin Walid. Tidak diketahui Khalid berangkat dari kota Makkah ataukah dari kota lainnya seperti Amr bin al-Ash pergi dari Abisyinia. Amr bin al-Ash kemudian menyapanya dan bertanya: “ Wahai Abu Sulaiman, hendak pergi kemanakah engkau? ”. Khalid menjawab dengan berterus terang: “ Demi Allah, sungguh kini segala sesuatu telah menjadi jelas bahwa lelaki ini (Muhammad) benar-benar seorang nabi. Aku akan pergi menemuinya untuk masuk Islam. Lalu engkau sendiri sampai kapan akan memusuhinya? “. Kemudian Amr bin al-Ash menjawab: “ Demi Allah, tidaklah aku datang ke tempat ini kecuali untuk masuk Islam“.

umma.id gambar ilustrasi Amr bin al-Ash bertemu dengan Khalid bin Walid diperjalanan menuju Madinah untuk menghadapi nabi Muhammad hendak berbai’at masuk Islam.

Ketika mereka berdua sampai di Madinah, langsung menuju ke masjid. Ketika mereka melihat Rasulullah SAW, Khalid bin Walid maju ke depan kemudian melakukan baiat masuk Islam. Setelah itu, Amr bin al-Ash maju dan berkata: “ Wahai Rasululullah, aku akan berbaiat kepadamu dengan syarat dosa-dosa masa laluku diampuni “. Rasulullah SAW menjawab: “Wahai Amr berbaiatlah, karena Islam dan hijrah itu menghapuskan dosa-dosa masa lalu “. Amr bin al-Ash kemudian berbai’at kepada Rasulullah SAW.

Ibnu Ishaq berkisah, bersamaan dengan berbaiatnya Khalid bin Walid dan Amr bin al-Ash, juga berbaiat kepada Rasulullah SAW Utsman bin Thalhah bin Abu Thalhah. Dengan demikian, anak muda anak muda tangguh dari Makkah mulai berdatangan masuk Islam. Tidak ada kisah yang menghalangi masuknya anak anak muda tersebut masuk Islam. Kaum Qurays pasti mengetahui bahwa banyak anak muda mereka yang pergi diam-diam ke Madinah untuk masuk Islam. Tidak ada kisah tentang keberatan kaum Qurays terhadap masuk Islamnya para pemuda tersebut, sedang mereka datang ke Madinah usai perjanjian Hudaibiyah. Orang Makkah mengetahui Amr bin al-Ash akan mencari peruntungan menjadi imigran di Abisyinia namun mungkin tidak mengetahui kepergiannya ke Madinah. Sedang tentang pemuda pemuda yang lain, tidak diketahui kisahnya bagaimana mereka bisa ke Madinah namun tidak ada utusan dari Makkah untuk meminta mereka kembali. Makkah menjadi semakin lemah baik secara militer maupun dari sisi geopolitiknya terhadap berdirinya negeri Madinah.

(bersambung ……………)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K