Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-11): Keajaiban Petra

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini. Atau pesan langsung bukunya pada redaksi zonasatunews.com dengan nomor kontak WA: 081216664689

Novel “SAFARI” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata yang dialami sejumlah mahasiswa yang kuliah di luar negri dikombinasi dengan pengalaman pribadi penulisnya. Seorang mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu di negara maju, ditopang oleh idealisme berusaha memahami rahasia kemajuan negara lain yang diharapkan akan berguna bagi bangsa dan negaranya saat kembali ke tanah air. 

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Cover Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah. 

SERI-11

Keajaiban Petra

Hari kedua Aku diantar menuju Petra yang cukup jauh dari Kota Amman.

“Mengunjungi Petra memerlukan waktu satu hari, disamping lokasinya jauh dan terpencil, Petra sendiri wilayahnya sangat luas. Untuk bisa puas di dalamnya Kita perlu menyewa unta atau kuda sebagai kendaraan”, kata Tariq.

Aku tidak ingin mengomentari pernyataannya ini, karena di satu sisi uang di saku hanya tersisa untuk makan atau minum kopi saja. Selain itu, Aku ingin melihat terlebih dahulu kondisi lapangan yang sebenarnya, jangan sampai dieksploitasi guide yang memiliki banyak modus untuk menambah income.

Dulu Jordania, Palestina dan Lebanon merupakan bagian dari Provinsi Asyiria atau yang beribukota Damaskus yang menjadi ibukota Suriah sekarang. Bahkan, pada masa kejayaan kekhalifahan Islam, Damaskus pernah dijadikan pusat pemerintahan ketika Muawiyah mengambil-alih kekuasaan setelah Ali bin Abi Thalib mangkat. Wilayah kekuasaannya sangat luas, meliputi Afrika Utara, seluruh Timur-Tengah sampai ke Persia (sebutan Iran saat itu). Pada periode tertentu bahkan sampai ke Andalusia (Spanyol dan Portugal sekarang) di Barat dan Kurashan di Timur. Kurasan sebutan wilayah Iran saat ini ditambah Afghanistan, Uzbekistan, dan daerah-daerah Asia Tengah Muslim saat ini yang sebutan negaranya diakhiri dengan “Tan”.

Sebelum bangsa Arab menguasai wilayah ini, Asyiria berada di bawah pemerintahan Romawi Timur. Bizantium merupakan nama lain dari Romawi Timur yang lebih popular, merupakan sebuah kerajaan yang diperintah dengan semangat keagamaan Kristen Ortodoks yang beribukota di Konstantinopel atau Istambul, yang kini menjadi bagian dari Turki. Negara Jordania saat ini merupakan bagian dari pemberian Kolonial Inggris kepada Gubernur Makkah Ali bin Hussein pada 1924 yang membantunya mengalahkan Turki Usmani dalam Perang Dunia Pertama, cerita Tariq tentang sejarah Jordania dan negara-negara di sekitarnya mengisi waktu dalam perjalanan yang Aku dengar antara sadar dan tidak, karena mengantuk melihat pemandangan sepanjang jalan yang didominasi padang pasir.

“Apa yang menarik dari Petra ?”, kataku tak sabar.

“Petra, atau orang Arab menyebutnya al-Khasneh, merupakan objek wisata unggulan Kami”, katanya bersemangat.

“Petra merupakan tempat yang paling banyak dituju oleh wisatawan yang mengunjungi Jordan!”, katanya menambahkan.

Tariq lantas mengeluarkan sebuah buku berjudul Petra. Ia menyodorkan buku itu ke arahku, lalu kubuka lembar demi lembar yang dilengkapi dengan banyak foto berwarna.

“Subhanallah!”, bibirku bergumam spontan dan membuatku ngantukku pergi tiba-tiba.

“Sebentar lagi Kita akan sampai”, kata Tariq.

Aku memperbaiki tempat duduku, memperhatikan pemandangan di luar. Setelah menempuh perjalanan empat sampai lima jam mobil mulai mendekati sebuah bukit batu yang menjulang tinggi. Di depan sebuah tebing yang hanya terbuka sedikit, mobil berhenti dan diparkir di sebuah tempat yang juga ditempati mobil-mobil lain. Banyak sekali bus wisata yang berjajar di tempat itu.

Kami berdua kemudian membeli tiket sebelum memasuki wilayah ini. Banyak sekali orang yang berjalan memasuki celah bukit itu, “coba perhatikan selokan di bawah yang mengular ke dalam bukit, dulu ini saluran air untuk mensuplai keperluan air penduduk yang tinggal di dalamnya”, kata Tariq sambal terus berjalan memasuki bagian dalam bukit.

Setelah melewati celah sempit bukit, ternyata di dalamnya terbentang tanah lapang terbuka yang luas sekali. Rumah-rumah Nampak di dinding bukit yang dipahat dan dilubangi, dilengkapi dengan jalan-jalan sempit dan tangga alami. “Dulu wilayah ini seperti sebuah kota yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum. Dindingdinding bukit menjadi semacam dinding atau benteng bagi penduduk yang tinggal di dalamnya. Penjagaan cukup di pintu masuk yang tadi Kita lewati”, kata Tariq yang tampaknya sudah sangat profesional sebagai guide.

Kami terus bergerak melewati tenda-tenda pedagang souvenir. Aku berhenti sejenak memperhatikan berbagai macam cindramata yang sangat menarik. Walaupun banyak yang Aku sukai, tetapi tidak mungkin Aku beli karena alas an duit. Tanpa terasa Aku sampai di sebuah bangunan dua lantai yang dibuat pada bukit batu dengan cara memahatnya. Bangunan itu tampak dikerjakan dengan ketelitian tingkat tinggi, dilengkapi dengan ornamen yang dipahat dengan kehalusan dan keindahan sempurna. Yang lebih mengejutkanku adalah bentuknya yang sangat mirip dengan wajah depan gedung Parlemen Jerman yang disebut Bundestag, juga mirip dengan French Cathedral dan German Cathedral yang posisinya berhadap-hadapan di Gendarmenmarkt, Berlin, yang dibangun pada abad ke-17 Masehi. Bahkan jumlah pilar penyangga utamanya sama, enam buah.

“Apa hubungan kedua bangunan itu?”, tanyaku kepada Tariq spontan.

“Saya akan menjelaskan secara konprehensif”, kata Tariq.

“Bangunan yang Anda lihat dua lantai ini sebenarnya tiga lantai, satu lantainya terkubur pasir. Saya tidak tahu apakah akan digali atau dibiarkan seperti ini terus, wallahua’lam,karena sudah bertahun-tahun Aku perhatikan kondisinya seperti ini. Ini adalah temple atau rumah ibadah. Bentuk dan ukirannya paling halus dan paling indah diantara bangunan yang ada. Bentuk ini menginpirasi banyak seniman di era Renaisance di Eropa. Dua aliran arsitektur yang menonjol di Eropa: Gothic dan Baroque tidak bisa dilepaskan dari Petra”.

“Kota Petra dibangun oleh suku nomaden Arab yang dikenal dengan nama Nabatiah. Al-Qur’an menyebutnya Kaum Tsamud, kaumnya Nabi Salih. Di sejumlah Tafsir, banyak Mufasirin tidak bisa membedakan antara Petra, Nabi Salih dan kaumnya Tsamud yang hidup di sekitar Jordania dan Saudi Arabia saat ini.

Baca Juga:

• Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-9): Tembok Ratapan
• Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-10): Terapung Di Laut Mati

Madain Salih sebutan bangunan yang sama yang kini masuk wilayah Saudi Arabia. Sementara Kaum Aad yang menjadi kaumnya Nabi Hud yang tinggal di goa-goa di wilayah Yaman dan Oman saat ini. Kata Petra sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti cadas. Bangunan100 bangunan ini sempat terkubur selama berabad-abad sampai seorang arkeolog asal Perncis menemukannya”.

Gaya arsitektur Kuil Petra itu, kata Tariq, ditiru dan masih dipakai oleh para perancang bangunan di Eropa maupun Amerika sampai sekarang. Kalau Anda jeli, Gedung Putih dan banyak gedung di Paris, Roma, Berlin atau kotakota lain di Eropa mirip sekali dengan Kuil Petra, yang dalam bahasa Arab disebut Al Uzza. Selain hebat dalam arsitektur bangunan, mereka juga memiliki keunggulan dalam masalah pengairan. “Bangsa ini mencapai masa kejayaannya pada abad pertama masehi”, tegasnya.

(Bersambung…..)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ

Related Posts