Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
Melacak ulang pada 1971 didirikan, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) adalah lembaga think thank yang fokus pada perekonomian, politik dan perubahan sosial, dan hubungan internasional. CSIS melakukan kajian kebijakan, serta advokasi publik dan pendidikan publik.
Pada tahun 1999 CSIS melahirkan buku yang tebalnya 800 halaman, berjudul “Akselerasi Pembangunan Nasional”, di halaman 18 buku itu menyatakan bahwa “penghambat pembangunan nasional itu adalah umat Islam.”
Dampak ikutan politiknya sangat luar biasa bahkan sampai melahirkan dua golongan Jendral di Indonesia, diakhir masa jabatan Presiden Suharto yaitu sebutan “Jendral merah dan Jendral hijau”
Beberapa dari mereka (didikan CSIS) sekarang masih terus bergerak untuk melemahkan bahkan ingin menghancurkan Umat Islam.
Ketika menemukan momentumnya mereka memanfaatkan situasi politiknya bersamaan indikasi kuat kepala negara saat ini bisa dikendalikan, kering dari ajaran agama bahkan terkesan tidak peduli dengan agama.
“Sunyi sepi tak peduli, sebagian para ulama dan tokoh umat Islam tenang sekali, seakan tidak ada apa apa, tidak terusik, atau memang sudah menyerah tak berdaya”. Tetapi tetap semangat, ngotot, bergairah ketika sedang bertengkar dengan teman sendiri .
Ingat tentang Moshe Dayan (Menhan Israel) mendapatkan aduan (laporan) dari bawahannya yang mengatakan : “Panglima dokumen rahasia kita hilang”. Mose Dayyan ketawa. Kenapa ketawa ? Mose Dayyan: “Anda jangan khawatir, karena pemuda / umat Islam itu tidak suka membaca”.
Sama persis dengan ucapan Zion Golda Meir (PM Israel 1969 – 1074):
“Ketika kami membakar masjid Al Aqsha sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku takut bangsa Arab akan berbondong-bondong memasuki Israel dari segala penjuru. Tapi ketika esok hari tiba aku baru tahu bahkan kami bisa berbuat apapun yang kami inginkan karena sebenarnya kami sedang berhadapan dengan umat Islam yang tidur.”
Umat Islam begitu mudahnya di adu domba. Suasana psikologis sedang terjadi di Indonesia, umat Islam bukan hanya terus tidur, ketika nglilir (bangun tidur) kembali bertengkar dengan teman sendiri. Ketika kelelahan dan babak belur, lantas tidur kembali.
Segelintir tokoh Umat Islam yang terus berjihad menyatukan umat Islam, seperti kewalahan dan masih belum menemuka jalan keluarnya dengan terus berteriak “bersatulah wahai umat Islam” musuhmu sudah didepan matamu dan terus akan membunuhmu. Tetap saja blm bisa bisa menyadarkan memori ingatannya untuk bersatu melawan kezaliman yang terus terjadi.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
special offersOctober 26, 2024 at 11:29 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/terkini/sutoyo-umat-islam-tertidur/ […]
live webcamsNovember 19, 2024 at 6:24 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/terkini/sutoyo-umat-islam-tertidur/ […]
get tokensNovember 26, 2024 at 8:25 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/terkini/sutoyo-umat-islam-tertidur/ […]
go to the websiteJanuary 4, 2025 at 11:59 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 2151 more Info on that Topic: zonasatunews.com/terkini/sutoyo-umat-islam-tertidur/ […]