Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.
SERI-18
Fundación Mezquita de Granada
Yayasan Masjid Jami’ Granada atau Fundación Mezquita de Granada adalah wadah kegiatan komunitas Muslim Granada. Ini komunitas Muslim keempat yang dikunjungi rombongan rihlah peradaban PWM Jawa Timur di Spanyol. Sebelumya telah mengunjungi komunitas Muslim di Madrid, Sevilla, dan Cordoba.
Secara statistik jumlah umat Islam di Granada cukup besar, yaitu sekitar 10 persen dari sekitar 300 ribu penduduk kota. Walaupun Granada tergolong kota kecil, namun sangat ramai. Hal itu karena ada heritage terbesar di Spanyol, yaitu istana Alhambra. Setiap tahun tidak kurang dari 55 juta orang mengunjungi Alhambra.
Tentu saja ini jumlah yang sangat besar apabila dikaitkan dengan
sumber pendapatan pemerintah dari turisme. Di samping itu, keberadaan Alhambra dan warisan peradaban Islam lainnya juga memberi puluhan ribuan peluang pekerjaan bagi warga kota.
Komunitas Muslim Granada dimudahkan Allah bisa memiliki tanah yang sangat strategis dalam konteks pariwisata. Terletak di dataran tinggi, bersebelahan dengan Gereja Tua San Cristobar. Pemandangan alamnya sangat bagus. Dari taman masjid orang dapat melihat hamparan istana Alhambra dan area sekitarnya dari kejauhan tanpa terhalang oleh apapun.
Menurut informasi pengurus masjid, uang untuk membeli tanah tersebut merupakan donasi dari Presiden Libya, Kolonel Muammar Khadafi. Menurut prasasti yang terdapat pada dinding masjid, Masjid Jami’ Granada selesai dibangun pada tahun 2003, atas biaya dari pemerintah Uni Emirat Arab.
Peresmian Masjid Jami’ Granada diselenggarakan pada musim panas tahun 2003. Seakan merayakan sebuah reuni bersejarah, karena masjid ini menghadap siluet istana Alhambra yang megah. Masjid Jami’ Granada, selanjutnya berfungsi sebagai jiwa dan bagian yang tidak terpisahkan dari istana Alhambra.
Salah satu pengurus Takmir Masjid yang bernama Hud, mengatakan, “Dengan peresmian Masjid Jami’ Granada itu menandakan terpatrinya kembali mata rantai dakwah Islam setelah mengalami masa vakum selama 500 tahun.
Masjid Jami’ Granada secara simultan menyuarakan pesan-pesan kenabian, tentu yang ada relevansinya dengan situasi saat ini di Eropa. Spirit baru kami sebagai Muslim Eropa saat ini adalah berkontribusi pada perbaikan kehidupan yang dilanda dilema dari segala jenis ketidakadilan.
Kami menawarkan jalan Islam sebagai alternatif dari sistem yang selama ini telah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.” Dengan posisi yang strategis itu, Masjid Jami’ Granada juga sangat ramai.
Selanjutnya Hud mengatakan, “Kami menyadari bahwa Masjid adalah jantung komunitas Muslim yang bukan semata tempat shalat. Namun juga tempat untuk belajar dan transmisi pengetahuan, tempat musyawarah untuk memutuskan urusan masyarakat, dan tempat berkumpulnya masyarakat. Untuk itulah Masjid Jami’ Granada didesain secara khusus, yang terdiri dari tiga ruang utama yang masing-masing memiliki fungsi berbeda.”
Karena itu, di masjid ini tersedia ruang shalat, madrasah, dan taman. Mihrab masjid, atau relung tempat imam memimpin shalat sudah diarahkan lurus menuju kota Makkah. Bentuknya merupakan replika dari mihrab monumental yang ada di Masjid Cordoba.
Panel-panel kayu cedar dari pegunungan Atlas memuat ayat-ayat Al-Qur’an yang diukir dengan tangan yang mencantumkan sejumlah sifat Allah dalam al-asma’ al-husna.
Lantainya marmer multi warna, identik dengan ubin Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Jendela kiblat yang besar dan lebar adalah replika dari Masjid Biru di Istanbul. Air mancur mozaik di teras yang mengarah ke ruang shalat, dibuat menurut desain dan teknik Andalusia. Desainnya dikerjakan oleh pengrajin ahli asal Fez, Maroko.
Baca Juga:
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-16): Madinat az-Zahra
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-17): Istana Almodovar
Masjid Jami’ Granada juga dilengkapi dengan menara tempat adzan. Adzan dikumandangkan lima kali sehari. Menara masjid dirancang dan dibangun dengan gaya asli Albaizin, sebagaimana menara di masjid Cordoba dan Sevilla. Di bawah kubahnya terdapat pernyataan iman Islam dalam huruf kufi: “La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah.”
Adapun ruang madrasah atau Pusat Studi Islam berada di sisi kiri masjid. Ruangan ini memiliki perpustakaan dengan koleksi buku tentang Islam dalam bahasa Arab, Spanyol, dan Inggris. Juga dilengkapi dengan audio visual.
Madrasah memiliki ruang konferensi dengan kapasitas tempat duduk untuk 140 orang. Ada juga area pameran. Area penerimaan tamu dan toko yang menjual buku, barang kerajinan, dan souvenir bagi para pengunjung masjid.
Madrasah ini tidak melulu untuk belajar agama, tapi juga pengetahuan lainnya.
“Yang sedang kita gencarkan adalah pelatihan agrikultural. Mengingat Granada dan Spanyol pada umumnya adalah tanah subur penghasil banyak komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat Eropa,” tegas Hud.
Taman Masjid berada di sisi kanan masjid. Taman masjid menghadap ke lembah Sungai Darro menuju pemandangan Alhambra yang berdiri di atas Gunung Sabika, terukir di puncak Sierra Nevada. Taman Ini memiliki dua air mancur mozaik andaluz klasik yang dikelilingi oleh tanaman spesies lokal Mediterania, seperti pinus, zaitun, delima, jeruk, dan lemon.
Juga dilengkapi dengan teropong canggih.
Dengan memasukkan koin, pengunjung bisa memanfaatkan alat ini untuk meneropong bangunan istana Alhambra selama kuang lebih 15 menit. Pemerintah Kota Granada menjadikan halaman masjid sebagai destinasi wisata umum. Semua turis manca negara dengan ragam budayanya diizinkan mengunjungi lokasi tersebut.
Namun demikian terbatas pada lokasi taman dan toko buku. Adapun lokasi private seperti ruang ibadah dikhususkan untuk umat Islam.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman
Laporan: Amazon berencana mengganti pekerja dengan robot
Penjelasan – Mungkinkah inovasi digital membentuk masa depan layanan kesehatan di Afrika?
Kecerdasan buatan akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak dibandingkan manusia
Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata
Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir
Wapres Afrika Selatan: Mineral kritis di pusat industrialisasi Afrika
Putin dan Netanyahu bahas perkembangan Timur Tengah tentang rencana Trump terkait Gaza
Para ilmuwan menyelidiki bagaimana sel hidup dapat menjadi ‘biokomputer’
Rani Jambak Kincia Aia Tour Canada: Kritik Ekologi dan Semangat Kolektif Warisan Nusantara
หญ้าเทียมNovember 28, 2024 at 4:40 am
… [Trackback]
[…] Read More on to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-18-dinamika-dakwah-komunitas-muslim-granada/ […]
เว็บบอล auto คืออะไร ?January 18, 2025 at 11:50 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-18-dinamika-dakwah-komunitas-muslim-granada/ […]