Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.
SERI-19
Lokasi dan Kegiatan Masjid
Lokasi Masjid Jami’ Granada berada di distrik al-Baizin/Pl. de San Nicolás, 0, 18010 Granada. Untuk sampai ke lokasi harus jalan kaki melewati gang gang sempit yang banyak belokannya.
Di sepanjang jalan kita akan bertemu sejumlah gereja tua. Yang sempat kami ingat, adalah gereja San Cristobar dan San Bertolome. Bangunan-bangunan gereja yang terlihat sudah tua dan tidak terawat itu rata-rata berarsitektur “mooris” atau bergaya Islam.
Yasin Maimir, pemandu wisata menjelaskan, bahwa semua gereja di distrik al-Baizin dulunya adalah masjid. Setelah proses reconquista selama 500 tahun, semua yang berbau Islam dilenyapkan. Mulai dari istana, masjid, madrasah, bahasa Arab, Al-Qur’an, literatur Islam, bahkan kuburan umat Islam.
Adapun bangunan-bangunan yang monumental dialihfungsikan menjadi gereja. Sehingga fasilitas-fasilitas semacam tempat wudhu dan menara adzan tetap ada. Namun menara adzan tidak lagi untuk mengumandangkan adzan, melainkan dipasang lonceng-lonceng besar untuk ibadat minggu umat Kristiani.
Baca Juga:
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-17): Istana Almodovar
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-18): Dinamika Dakwah Komunitas Muslim Granada
Sekarang ini di era Spanyol modern hampir semua gereja tutup. Sudah tidak tampak lagi aktivitas keagamaan. Gereja yang masih beroperasi pun berfungsi sebagai wahana hiburan kelompok usia renta. Penyebabnya adalah keringnya spiritualitas generasi muda. Hal itu terjadi secara merata di Spanyol ataupun Eropa pada umumnya.
Kondisi itu setidaknya terjadi pada tiga dekade terakhir. Mereka pada umumnya menganut paham agnostic. Tidak peduli, tidak mau tahu, dan no comment dalam urusan agama. Mungkin saja saat kecil dibaptis sebagai Kristen, namun tidak pernah mengunjungi gereja dan tidak mengenal Bible. Orang-orang yang haus spiritualitas justru tertarik pada
agama Islam. Menurut Pak Nuh, ketua Yayasan Masjid Granada,
hampir setiap Jumat ada penduduk Granada yang bersyahadat
masuk Islam.
Seperti masjid pada umumnya, Masjid Jami’ Granada menyelenggarakan kegiatan ibadah shalat lima waktu dan tentu saja shalat al-Jumu’ah pada tengah hari Jumat. Menurut Abdul Karim, jamaah sepuh yang asli Granada, untuk shalat lima waktu yang aktif ada 10 sampai 20 jamaah. Sementara untuk shalat jumat bisa mencapai 300 jamaah.
Selain itu, ada program harian membaca dan mempelajari Al-Qur’an dan hukum Islam, baik untuk kalangan dewasa dan anak-anak. Ada juga program kursus agama Islam berkelanjutan, kelas bahasa Arab, dan kursus tentang mata pelajaran peradaban Islam, yaitu yang berkaitan dengan Islam dan warisannya di Spanyol.
Semua anggota masyarakat yang tertarik dipersilakan untuk hadir. Masjid juga menyediakan nomor kontak siaga guna membantu umat Islam yang dalam kesulitan dan menawarkan bantuan kepada para musafir.
Mengenal Kaum Agnostik
Agnostisisme adalah paham yang percaya bahwa keberadaan atau ketiadaan Tuhan atau hal-hal supranatural tidak dapat dikenali. Definisi lain mengatakan bahwa pemikiran manusia tidak dapat memberikan dasar rasional yang cukup untuk membenarkan keyakinan bahwa Tuhan itu ada atau tidak ada. Secara etimologi, agnostisisme berasal dari kata Yunani “a” berarti tidak dan “gnostein” berarti tahu.
Arti harfiahnya adalah seseorang yang tidak tahu. Namun demikian Agnostisisme tidak identik dengan Atheisme. Kaitannya dengan agama, Agnostik muncul dalam tiga macam bentuk:
1. Penolakan atas agama apa pun yang telah berkembang. Atau penerimaan semua agama pada saat yang bersamaan, karena semuanya bisa benar. Namun demikian seorang agnostik tidak dapat menerima doktrin agama. Jadi pada akhirnya ia hanya akan kembali ke posisi tidak beragama.
2. Tidak ada makna dalam hidup selain dirimu sendiri, atau mendedikasikan dirimu untuk kemanusiaan, tetapi tanpa parameter standar itu benar dan salah. Parameternya hanyalah kesenangan itu sendiri. Baik dan buruk akan selalu relatif dan tidak pernah absolut. Kebenaran adalah apa yang muncul di mata.
3. Mereka tidak memiliki standar nilai atau moralitas selain dari keinginan atau persetujuan mereka yang diterima oleh masyarakat. Karena kebenaran adalah hal yang relatif, maka standar nilai atau moralitas menjadi relatif. Kesepakatan itu dapat dibenarkan karena alasan yang tepat.
Tiga poin tersebut menunjukkan kesamaan antara konsekuensi Agnostisisme dan Atheisme bagi seseorang. Hanya saja ada perbedaan ideologis yang membentuk latar belakang untuk keduanya. Massifnya penganut Agnotisme di Eropa menunjukan krisis spiritual yang begitu parah di kalangan mereka.
Kondisi inilah yang menjadikan dakwah Islam di Granada dan Spanyol pada umumnya menemukan momentum yang tepat. Saatnya mengenalkan ajaran agama Islam sebagai jalan hidup untuk menyegarkan spiritualitas mereka.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman
Laporan: Amazon berencana mengganti pekerja dengan robot
Penjelasan – Mungkinkah inovasi digital membentuk masa depan layanan kesehatan di Afrika?
Kecerdasan buatan akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak dibandingkan manusia
Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata
Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir
Wapres Afrika Selatan: Mineral kritis di pusat industrialisasi Afrika
Putin dan Netanyahu bahas perkembangan Timur Tengah tentang rencana Trump terkait Gaza
Para ilmuwan menyelidiki bagaimana sel hidup dapat menjadi ‘biokomputer’
Rani Jambak Kincia Aia Tour Canada: Kritik Ekologi dan Semangat Kolektif Warisan Nusantara
BAU DiyalaJanuary 3, 2025 at 7:43 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-19-mengenal-kaum-agnostik/ […]
เว็บ lotto vipJanuary 7, 2025 at 7:03 am
… [Trackback]
[…] Here you will find 62189 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-19-mengenal-kaum-agnostik/ […]