Budi Puryanto: Tenggelamnya Kapal van der “IKA ITS”

Budi Puryanto: Tenggelamnya Kapal van der “IKA ITS”
Spanduk di Surabaya: menolak kebijakan Ketua IKA ITS beri dukungan politik kepada Capres Ganjar Pranowo

Oleh: Budi Puryanto, Alumni Teknik Kimia ITS

Budi Puryanto, Alumni Teknik Kimia ITS (K 28)

Judul tulisan ini terilhami oleh novel terkenal Buya Hamka berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.” Saat duduk di bangku SMP dahulu, saya sangat menikmati membaca novel hebat itu. Dibaca di sore hari, diberanda rumah, saat hujan turun.

Ya, saat ini kapal bernama IKA ITS, atau Ikatan Alumni ITS itu akan tenggelam dalam lautan pergaulan sosial kebangsaan. Nakhodanya kurang piawai dalam menghadapi gelombang laut dan badai. Kapal terseret gelombang deras, nyaris karam, saat ini.

Sang Nakhoda, mestinya sudah saatnya diganti. Mandatnya sudah hampir habis. Tinggal sebulan lagi bila dihitung dari Konggres November 2019. Nakhoda baru yang tampil diharapkan segera menyelamatkan kapal yang hampir karam itu. Agar penumpangnya selamat.

Namun rupanya sang nakhoda enggan melepas kendali kemudi. Mungkin dia tidak perlu merasa untuk segera mempersiapkan Konggres diakhir masa tugasnya yang hampir purna. Karena, sang nakhoda mendapat topangan dari Senat, untuk bertahan  sampai 2025. Senat dan Konggres kuat mana mandatnya??

Ada yang berpendapat, PP IKA ITS mendapat mandat dari Konggres untuk membentuk Badan Hukum. Mandat dijalankan, Badan Hukum Perkumpulan dibentuk. Semua, saat ini harus patuh terhadap Anggaran Dasar Perkumpulan itu. Apa yang harus dipatuhi? Masa tugas PP IKA ITS selama 4 tahun. Dihitung sejak Perkumpulan didirikan. Jadi, 4 tahun itu dihitung sejak tahun 2021 dimana Perkumpulan itu disahkan, sebagai Badan Hukum. Pakailah logika, ente kan orang teknik! Begitu sebuah pendapat dilontarkan.

Oke, kalau itu memang alasanmu. Sekarang saya mau tanya, apakah Koggres tahun 2019 juga memberikan mandat kepada PP IKA ITS untuk berkonggres berikutnya tahun 2025? Atau berkonggres tahun 2023? Empat tahun masa kepengurusan IKA ITS dihitung sejak Konggres tahun 2019, atau sejak disahkan Badan Hukum tahun 2021? Siapa yang memberi mandat untuk berkonggres tahun 2025? 

Mungkin sang nakhoda juga merasa kapal IKA ITS baik-baik saja. Bahkan mungkin merasa justru kapal itu makin baik, lajunya makin kencang, dan tidak ada masalah apa-apa. Lalu, para penumpang berteriak: nakhoda saatnya diganti, selamatkan kapal ini, kapal hampir tenggelam. Ah, pikir nakhoda. Tahu apa para penumpang itu.

Suasana gaduh. Kapal oling. Para penumpang senior mulai berdiri. Menyatakan “Mosi Tidak Percaya”  kepada nakhoda kapal yang cuek bebek. Mereka tidak lagi percaya terhadap nakhoda. Nakhoda harus diganti. Paling lama November 2023. Lebih dari masa itu, sang nakhoda tidak lagi sah pegang kemudi.

Ada yang berteriak, bukannya Panitia Konggres sudah dibentuk? Beri kesempatan mereka bekerja dong. Jangan ribut saja.

Oke, memang panitia koggres sudah dibentuk. Masalahnya, kapan konggres akan digelar? Panitia tidak bisa memberi jawaban pasti. Batas waktu legalitas nakhoda sampai November 2023. Bisakah panitia menggelar konggres dengan masa persiapan sependek itu? Satu bulan dari sekarang?

Rasanya mustahil. Bukan salah panitia kalau koggres tak tergelar dibulan November 2023. Karena mandatnya menggelar kongres sebelum tahun 2025. Bisa tahun ini. Bisa juga tahun depan. Kenapa mesti buru-buru, kata panitia. Toh waktunya masih cukup panjang. Sesuai mandat itu.

Dimana kesalahannya? Kesalahan terletak kepada PP IKA ITS, yang memberikan mandat konggres sebelum tahun 2025. Yang bener mandat itu, menggelar Konggres maksimal November 2023. Titik.Tegas.Simpel. Mandatori.

Apa dasarnya? Konggres tahun 2019 berlangsung pada bulan November 2019. Masa kepengurusan PP IKA ITS 4 tahun. Hitunglah, kalau tidak percaya. Maka Konggres untuk mengakhiri periode kepengurusan ini harus digelar sebelum, atau maksimal, bulan November 2023. Fakta mana lagi yang akan kau dustakan?

Baca Juga:

Sebenarnya saya tidak ingin mengatakan terus terang, apa ujung pangkal dari mundurnya rencana Konggres IKA ITS ini, hingga tahun 2025. Lalu aksi membentuk Panitia Konggres, tapi waktu Konggresnya sebelum tahun 2025. Semua itu aksi falsu-falsu. Yang tidak falsu alias aseli, sesungguhnya karena ada Pemilu dan Pilres di bulan Februari 2024. Ini ujung pangkal muara dari keruwetan yang terjadi di Kapal IKA ITS.

Kalau masih ada yang tidak percaya, tanyakan kepada Ketua Umum IKA ITS, Cak Sutopo Kristanto. Dia telah dengan tegas, terbuka, ksatria, mendukung untuk kemenangan Calon Presiden Ganjar Pranowo, pada acara yang digelar Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia. Ini lho benang merahnya, bro. Jadi, dukungan Cak Topo dengan mundurnya Kongres IKA ITS itu, istilahnya –  dalam satu tarikan nafas. Tidak bisa dipisahkan.

Ada yang mengatakan, itu analisa ngawur. Tidak berdasar. Tidak ada kaitan antara dukungan Cak Topo kepada Ganjar dengan Konggres IKA ITS. Dukungan Cak Topo itu pribadi bukan secara organisasi.

Sudahlah, tidak usah banyak berkhotbah. IKA ITS itu kumpulan orang pinter, orang ngerti masalah. Bukan kumpulan orang dungu. Anda mengatakan seperti itu, hanya mencari alibi. Mencari-cari alasan pembenar. Tapi dalam hati berkata, “bener yang diomong Budi, cuk.”

Buktikan kalau analisa saya salah. Caranya? Gelar Konggres bulan Nopember 2023. Sederhana saja. Tidak usah dihotel mewah yang mahal. Cukup 2 hari saja Konggresnya. Sehari untuk pertanggung-jawaban kepengurusan. Sehari lagi untuk pemilihan Ketua IKA ITS yang baru. Sudah cukup, itu saja.

Kalau ini terjadi, tanganku mesti kuangkat tinggi-tinggi sebagai tanda hormat. Namamu akan kupatri dalam dadaku sebagai seorang pemimpin yang bisa menegakkan nilai, etika dan moral organisasi. Meskipun gelombang dan badai terus menderu: kapalmu, kapalku, kapal kita, kapal IKA ITS akan selamat.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K