Menteri Luar Negeri Perancis: Bukanlah Israel Yang Menentukan Masa Depan Gaza

Menteri Luar Negeri Perancis: Bukanlah Israel Yang Menentukan Masa Depan Gaza
French Minister for Europe and Foreign Affairs Catherine Colonna

“Gaza dan Tepi Barat harus bersama-sama menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan,” kata Catherine Colonna.

ZONASATUNEWS.COM, LONDONMenteri Luar Negeri Perancis mengatakan pada hari Jumat (5/1) bahwa “bukanlah wewenang Israel untuk menentukan masa depan Gaza, yang merupakan tanah Palestina.”

Catherine Colonna menyampaikan komentarnya kepada CNN dan menolak saran dari para menteri Israel bahwa pemukiman kembali warga Palestina di luar Gaza adalah suatu kemungkinan.

Seruan tersebut “tidak bertanggung jawab” dan “menyebabkan kita menjauh dari solusi,” kata Colonna seraya mencatat bahwa usulan tersebut juga bertentangan dengan kepentingan jangka panjang Israel.

“Kita perlu kembali ke prinsip hukum internasional dan menghormatinya,” kata Colonna, seperti dilansir Anadolu Agency.(6/1/2024).

Dia mencatat dukungan Perancis terhadap solusi dua negara yang merupakan “satu-satunya pilihan yang layak,” dan menggarisbawahi bahwa “Gaza dan Tepi Barat harus bersama-sama menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan.”

Dia mengatakan warga sipil tidak bertanggung jawab atas kejahatan tersebut dan harus dilindungi, seraya menegaskan kembali kewajiban untuk mengikuti hukum internasional dan melindungi penduduk sipil.

Colonna mengatakan Prancis berkomitmen untuk menghindari eskalasi situasi lebih lanjut oleh semua pihak, termasuk di wilayah tetangga seperti Lebanon dan Laut Merah.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Setidaknya 22.600 warga Palestina telah terbunuh dan 57.910 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan gencar ini telah menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60% infrastruktur di daerah kantong tersebut rusak atau hancur dan hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K