Telaah Akademis Bima Ramah IDP : Tafsir Kritis Kegagalan IDP

“Mulai diumumkan sebagai pemenang, sejarah langsung mencatat IDP sebagai wanita pertama yang memimpin daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB)”

Oleh : Kharismafullah (Menteri Dalam Negeri BEM UNRAM)

Berbicara Kab. Bima, pikiran kita langsung tertuju kepada Ibu Bupati Cantik ‘Hj. Indah Damayanti Putri (IDP)’. Simbol kebesaran kerajaan dan kaum perempuan. Istri dari mantan Bupati Bima Dua periode H. Fery Zulkarnain, mampu membungkam seluruh prediksi dan opini bahwa kaum perempuan tidak bisa mengalahkan kedikdayaan kaum laki-laki. Mulai diumumkan sebagai pemenang, sejarah langsung mencatat IDP sebagai wanita pertama yang memimpin daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal demikian cukup bagi simbol keterwakilan perempuan dalam membungkam prediksi dan opini yang berkembang.

Hadir sebagai simbol istana dengan ketulus niat membangun serta menuntaskan pembangunan yang belum tuntas digarap oleh alm. Suaminya, menjadikan energi lebih, dalam menjemput takdir menjadi orang nomor wahit (satu) di Bima. Tentu label istana dipertaruhkan oleh IDP dalam ring pertarungan merebut mandat rakyat Bima.

IDP yang notabene sebagai istri alm. Mantan Bupati, tentu tidak ingin terlihat biasa saja dalam medan tarung. Bima Religius, Aman, Makmur dan Handal (Ramah) menjadi layar besar yang kini menjadi simbol yang dipanggungkan kekhalayak umum dalam kehadirannya menjadi calon Bupati. Visi Bima Ramah dalam klaiman IDP akan menjadi peta sekaligus kompas dalam mengarungi lima tahun kepemimpinannya.

Bima Ramah dalam pandangan penulis sangat tepat untuk kemudian menjadi simbol Bima dalam menagkis frame negatif. Konflik komunal antar kampung mencirikan ketidakamanan serta ketidakbersahabatannya Bima dalam kebidupan sosial. Ditambah lagi Bima mendapat label sebagai zona merah terorisme. Tentu pandangan negatif tentang Bima ingin rubah oleh IDP melalu Visi Bima Religius, Aman, Makmur dan Handal (Ramah).

Tafsir Religius, Aman, Makmur dan Handal :

Religius merupakan nilai-nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi serta bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Menurut penulus IDP menggambarkan Bima dalam bingkai Religius yaitu komitmen bersama mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada allah, istiqomah dalam menjalankan syari’at islam, berikhtiar dijalan yang benar, dan berupaya membangun karakter islami kepada masyarakat dan toleran terhadap perbedaan. Konsep ini Selaras dengan pandangan (T. Ramli) bahwa Religius merupakan suatu sikap dan perilaku yang taat/patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya, bersikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta saling menjalin kerukunan hidup antar pemeluk agama.

Definisi Aman merupakan kondisi dimana kita bisa mengidentifikasi resiko yang ada dan mengurangi resiko seminimalkan mungkin ke level yang bisa diterima. Dihadirkannya Kosa kata ‘Aman’ dalam visi IDP yaitu untuk mengidentifikasi secara kekeluargaan akar masalah konflik Bima hingga melahirkan solusi kongkrit untuk mengubah Bima menjadi daerah yang nyaman bagi siapa saja dan kalangan mana saja. Tentu hasil akhir yang menjadi target yaitu memperbaiki citra Bima baik dalam pangdangan masyarakat dan Negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Makmur berarti serba kecukupan, tidak kekurangan. Makmur bisa juga diartikan sebagai keadaan yang mencukupi kebutuhan dasar dan dengan keadaan itu kita merasa puas. Cukup dalam hal kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan kecukupan itu mereka bisa menikmati kebahagiaan hidup. Tentu ibu IDP sudah paham makna kata ‘Makmur’. Tinggal bagaimana IDP mampu mengejawantahkan dalam bentuk kebijakan. Tarsif kebijakan hemat penulis yaitu membangun ekonomi kreatif, inovatif dan kompetitif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada SDM-SDA, dalam mensejahterakan masyarakat Bima secara keseluruhan demi tercukupnya kebutuhan jasmani dan rohani dalam kecukupan kebutuhannya.

Terakhir ‘Handal’. Dalam KBBI Handal diartikan sebagai ‘Orang yang dipercayai’. Dalam konteks ini tentu IDP ingin memberikan sinyal bahwa ketika terpilih, dalam mengejawantahkan Visi Handal yaitu dengan kerja keras dalam melayani seluruh lapisan masyarkat, menciptakan birokrasi dan tenaga kerja yang siap siaga dalam pelayanan publik dan bekerja secara amanah dalam memenuhi harapan masyarakat Bima, demi terwujudnya Bima yang cerdas.

Related Posts