Perdana Menteri Australia: Sudah saatnya Julian Assange dibawa pulang

Perdana Menteri Australia: Sudah saatnya Julian Assange dibawa pulang
Julian Asange, pendiri Wikileaks

Pernyataan Anthony Albanese muncul saat sidang 2 hari untuk menentang ekstradisi pendiri Wikileaks ke AS dimulai pada hari Selasa

ANKARA – Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Rabu mengatakan sudah saatnya pendiri Wikileaks Julian Assange dibawa pulang di tengah upaya ekstradisinya ke AS.

Menanggapi kemungkinan ekstradisinya, Albanese mengatakan dia telah mengangkat masalah ini pada “tingkat tertinggi” dengan AS dan Inggris.

“Saya telah menyampaikan pandangan dengan sangat jelas, secara pribadi, dan juga secara terbuka, itu sudah cukup. Sudah waktunya Julian Assange dibawa pulang. Saya juga telah berdiskusi dengan tim hukumnya secara rutin, mengenai strategi untuk mencoba melakukan hal tersebut. lewati ini dan keluarlah demi kepentingan Tuan Assange,” katanya kepada Radio ABC saat wawancara.

Pernyataan Albanese muncul di tengah sidang Assange yang berlangsung selama dua hari, yang bisa menjadi kesempatan terakhirnya untuk menentang ekstradisinya dari Inggris ke AS.

Perdana Menteri Australia mengatakan pemerintahnya terlibat dengan kedua negara secara diplomatis dan berupaya untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar berita utama.

“Itu kan proses hukum di negara lain. Makanya, baik dengan AS maupun Inggris, kita harus menjalin hubungan diplomatis. Kita tentu sudah melakukannya,” ujarnya.

Pekan lalu, parlemen Australia juga mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar Assange, yang merupakan warga negara Australia, diizinkan kembali ke negara asalnya.

Assange, yang ditahan di penjara Inggris sejak 2019, menghadapi ekstradisi atas tuduhan membocorkan dokumen rahasia militer pada 2010-2011.

Pengadilan Tinggi Inggris, dalam keputusan penting tahun 2021, memutuskan bahwa Assange harus diekstradisi, menolak pernyataan mengenai kondisi mentalnya yang rapuh dan risiko yang mungkin dia hadapi di lembaga pemasyarakatan AS.

Selanjutnya, Mahkamah Agung pada tahun 2022 menguatkan keputusan tersebut, sementara Menteri Dalam Negeri saat itu Priti Patel menegaskan perintah ekstradisi, sehingga memperparah pertarungan hukum.

Dalam upaya terbarunya untuk mendapatkan penangguhan hukuman, Assange meminta izin untuk meneliti keputusan Patel dan menentang putusan awal pengadilan pada tahun 2021.

Jika upaya ini gagal, Assange akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk mengajukan banding dalam sistem hukum Inggris, sehingga memicu proses ekstradisi.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K