Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
Prof Salim Said bahwa semua pejabat negara disumpah secara agama. Tetapi kemudian melanggar sumpah. Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju selama Tuhan tak lagi ditakuti oleh para pejabat di negeri ini (Jakarta, 6/10/2017).
Tragis kata Prof Sulistyowati Irianto (Gubes UI) yang menilai, penguasa telah melakukan kekerasan budaya. Hal tersebut dikatakan Sulistyowati karena merasa ada upaya dari penguasa untuk menggunakan aparat dalam memenangkan Pemilu 2024 (Program Rosi KOMPAS TV, Kamis (25/1/2024 ).
Kekerasan itu tidak perlu dengan fisik, dengan penyerangan yang berdarah-darah, tetapi dilakukan dengan menyerang kesadaran. Artinya mengikis nilai-nilai, ide-ide yang baik dan mengatakan bahwa itu yang tepat.
Anjing jalanan yang hanya bermodal makanan tulang dan remah remah sisa makanan yang di lempar Oligarki, terus menggonggong setelah menerima umpan recehan, terus menyalak siang malam sesuai panduan majikan tidak peduli itu benar atau salah, hak dan batil
Namanya anjing jelas tanpa nilai, etika, moral apalagi basis keagamaan dalam beraksi terus menebarkan kesadaran palsu, coba memaksakan makna kebenaran dengan pembenaran yang telah ditata dan dipersiapkan dengan rapi.
Anjing si tolol dan dungu tidak peduli apapun yang sedang terjadi selain menyampaikan misi membutakan dan membius rakyat dari nilai nilai, etika dan moral menciptakan kesadaran palsu.
Demi kekuasaan dan perintah sang bandar (pemilik modal) bertaruh hidup atau mati, semua landasan konstitusi dalam bernegara sebagai kepala negara dan pemerintahan semua di gilas tanpa sisa.
Ribuan anjing jalanan berwajah aparatur bahkan anjing dari got lorong jalan, dikerahkan untuk menjaga keamanan kesuksesan dan kelancaran dinasti, sebagai penguasa baru.
Negara berubah menjadi negara kekuasaan tiran dan otoriter adalah wajah kekuatan dan kekuasaan saat ini.
Pemenang Pilpres dengan full dukungan penguasa dengan semua anjing jalanan di semua lini sebagai sumber daya manusia di topang dana yang sangat besar, dengan rekayasa segala cara melalui kuasa KPU telah di umumkan sebagai pemenang.
Seperti sudah tanpa malu dan merasa bersalah “asal menang” adalah targetnya. Ketika kemenangan sudah di raih. Jokowi merasa aman dari ancaman resiko hukum yang akan menimpanya dan merasa semuanya akan bisa diatur seperti selama ini.
Semua orang melihat dengan jelas, telanjang, fulgar dan terang terangan disaksikan dengan jelas apa yang terjadi di negeri kita.
Boleh kerahkan semua anjing anjing jalannya sebagai benteng pertahanannya. Perlawanan masih berlangsung. Bisa saja dengan mudah kompetitor Paslon Capres 1 dan 3 mudah di tumbangkan.
Penguasa ini bisa salah perhitungan dengan segala resikonya akan tumbang bersama kekuatan dinastinya yang sedang di bangun dengan pondasi asal asalan berahir luluh lantak di terjang kekuatan rakyat.
Sangat besar potensinya akan lahir people power atau revolusi dan sangat mungkin negara akan dibersihkan dari anjing jalanan yang liar, arogan, tolol dan bodoh .
Selamatkan Indonesia, It’s now or never .. Tomorrow will be to late (sekarang atau tidak pernah – besok atau semua terlambat).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik

Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana

Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah

Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata

Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana

Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja



No Responses