Oleh: Daniel M Rosyid
Kebangkitan Nasional 116 tahun silam diawali oleh pendidikan yang memerdekakan jiwa sebagai buah politik etis Belanda.
Para pendiri bangsa dari berbagai latar belakang bersemangat self-bestuur berhasil melahirkan Negara Proklamasi, menyusun sebuah rancangan Republik Indonesia berdasarkan pada UUD45 sebagai bendera perang melawan penjajahan.
Reybrouck menyebut karya minoritas kreatif itu bukti kepeloporan bangsa Indonesia dalam melahirkan dunia modern yang kita kenal.
Sayang dalam perjalanannya, pendidikan dikerdilkan menjadi ‘persekolahan massal paksa’ untuk mencetak buruh yang cukup trampil menjalankan mesin-mesin, sekaligus cukup dungu untuk setia bekerja bagi kepentingan investor, terutama asing.
Persekolahan adalah instrumen nekolimik yang sudah dikhawatirkan Bung Karno.
Jika Prabowo hendak mengikuti jejak Soekarno-Hatta yang telah menjadikan bangsa ini sebagai bangsa pelopor, maka ia harus memulai dari merekonstruksi pendidikan sebagai platform belajar merdeka, bukan belajar mburuh.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
No Responses