JAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi semakin membuka ruang silaturahmi dan komunikasi dengan para pihak dalam rangka penguatan misi dan program kementrian Transmigrasi agar mendapat dukungan luas publik nasional.
Seperti diketahui, Kementrian Transmigrasi mencatat bahwa ada sedikitnya 7.000 Kepala Keluarga yang telah berminat dan mendaftarkan dirinya untuk mengikuti program transmigrasi.
Dari jumlah itu, pada pekan ini Pemerintah melalui Kemenstran telah memberangkatkan 131 KK peserta transmigrasi menuju lokasi transmigrasi di luar Jawa yaitu Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pemberangkatan peserta Transmigrasi itu dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) bersama Menteri Transmigrasi M. Iftitah dimana proses pelepasan kali ini dilakukan secara serentak di Semarang dan Surabaya baik secara langsung maupun virtual pada Kamis (5/12/2024).
Secara khusus saat melepas rombongan transmigrasi di Semarang, Menko AHY menyampaikan program transmigrasi ini bukan sekedar memindahkan masyarakat ke lokasi baru, melainkan juga membuka peluang bagi mereka untuk meraih kesejahteraan yang lebih baik.
Sementara itu, diwaktu yang bersamaan, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga melepas 16 KK peserta transmigrasi di Surabaya.
Wamen Transmigrasi Bertemu Raja Pantun
Viva Yoga Mauladi bertemu senior koleganya yaitu Achmad Fachrodji yang saat ini menjabat di pucuk pimpinan Balai Pustaka.
“Nama senior saya adalah Achmad Fachrodji, saya menyebutnya Raja Pantun. Karena beliau menyebut dirinya seorang rimbawan yang diminta jadi sastrawan, pernyataan dan pengakuan yang menurut saya sebagai ungkapan kerendahan hati,” kata Viva Yoga sebagaimana teks wa yang diterina redaksi JatimUPdate.id.
Dalam urain dalam teks wa yang diterima redaksi JatimUPdate.id l, Viva Yoga yang alumnus Universitas Udayana itu menguraikan dengan bahasa bertutur perjalanannya berhubungan dengan sosok yang sangat menginspirasi yaitu Achmad Fachrodji.
Lebih jauh Viva Yoga bertutur sebagaimana berikut :
Sejak mas Fachrodji di Perhutani, saya sudah dekat dan sering bertemu.
Beliau adalah sahabat dekat saya yang otaknya tak pernah berhenti memproduksi diksi diksi untuk menciptakan kalimat yang indah.
Tak salah mas Fachrodji menempati puncak pimpinan di Balai Pustaka, kebanggaan kita, yang selalu memproduksi buku dan karya yang berkualitas. Posisinya kokoh, bahkan jika boleh mengatakan, tak layak untuk digantikan oleh siapapun.
Indah nian saat kami dapat makan siang bersama di kantor Kementerian Transmigrasi.
Saya sangat senang sekali karena bisa bercanda, berdiskusi; dan belajar membuat pantun. Ternyata : tidak semudah omongan dalam membuat pantun.
Pantun adalah budaya bangsa. Membuat bahasa yang indah, dengan rima yang mempesona, untuk dapat menyampaikan tentang kebaikan, kebenaran, nasihat, dan budi pekerti.
Silahkan berpantun di kolom komentar. Siapa tau bisa dihimpun jadi sebuah buku oleh Sang Raja Pantun.
Demikianlah kisah pertemuan dua sahabat yang tetap menjalin komunikasi dengan sangat intens dan akrab untuk saling bersinergi, saling dukung dalam rangka tugas negara.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kerusakan besar ekosistem Gaza, runtuhnya sistem air, pangan, dan pertanian akibat serangan Israel
Ilmuwan Gunakan AI untuk Ungkap Rahasia Dasar Laut Antartika
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
No Responses