Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Masyarakat luas sudah mengetahui bahwa majunya Anies di blantika politik nasional misalnya Pilpres kemarin seringkali menghadapi kendala, benturan bahkan upaya penjegalan karena sosok Anis Baswedan dianggap sosok yang “membahayakan” kepentingan pihak-pihak yang berkuasa termasuk pihak-pihak yang menguasai ekonomi nasional. Karena dianggap sosok yang bahaya itu maka partai-partai politikpun perlahan-lahan menghindari Anies, bahkan kalau bisa tidak foto bersama Anies.
Masyarakat yang sudah mencium gelagat upaya penjegalan Anies itu sekarang makin terbuka dengan adanya pengakuan Sekretaris Jendral PDI-P Hasto Kristiyanto yang sudah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka – yang mengatakan bahwa dia menyaksikan sendiri bahwa upaya mengkriminalisasi Anies agar ditangkap KPK adalah perintah langsung dari Pak Joko Widodo waktu dia menjadi presiden. Pengakuan itu menunjukkan betapa bahayanya Anies itu dimata penguasa.
Banyak masyarakat yang mendukung Anies Baswedan di kancah kehidupan politik itu tidak ingin idola nya itu lantas berhenti dan menyerah atas tekanan-tekanan politik yang selama ini dideritanya. Mereka terus menginginkan Anies Baswedan maju. Caranya ya mendirikan partai politik baru sebagai kendaraan kiprah politiknya nanti.
Memang mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan pernah mengatakan akan membentuk ormas atau partai baru setelah dirinya tidak lagi terlibat dalam kontestasi Pilkada 2024. “Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu jadi sebuah kekuatan diperlukan jadi gerakan maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh,” kata Anies dalam video live streaminnya. Anies mengatakan, dorongan membuat partai muncul lantaran dia melihat banyak masyarakat yang menginginkan sistem demokrasi yang setara dan membangun. Dia juga melihat banyak masyarakat yang mulai resah akan banyaknya kepentingan politik elit-elit tertentu.
Karenanya, Anies dalam waktu dekat akan membuat partai untuk mewadahi semangat masyarakat tersebut. Anies sendiri tidak menyebut kapan persisnya dia akan membangun ormas ataupun partai politik tersebut. Pada Selasa (31/12/2024), dua mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang pernah menjadi peseteru politiknya, bertemu di Balai Kota Jakarta Pusat. Acara ini merupakan bagian dari perayaan Tahun Baru 2025 yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh mantan gubernur lainnya, seperti Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan Djarot Saiful Hidayat.
Usai acara, Anies dan Ahok bersama-sama melayani sesi wawancara dengan media. Ketika ditanya tentang isi percakapan mereka, keduanya tampak kompak menjaga rahasia. Ahok bahkan menyerahkan pertanyaan kepada Anies, yang kemudian menjawab singkat, “Ngobrol sama semua lah.” Namun, momen yang paling mencuri perhatian adalah saat Ahok menyebutkan adanya “kejutan” yang akan diumumkan bulan depan.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengungkapkan bahwa pertemuan ini bisa menjadi indikasi rekonsiliasi politik antara Anies dan Ahok. Adi menilai, kejutan tersebut mungkin berupa kerja sama politik antara Anies dan PDI-P, partai yang saat ini menaungi Ahok. “Ini bisa menjadi momen rekonsiliasi politik antara Anies dan PDI-P, yang berpotensi berdampak hingga Pemilu 2029,” jelas Adi.
Sepertinya PDI-P sebagai partai politik besar di negara ini tidak terang-terangan mendukung upaya Anies mendirikan partai politik baru, namun menitipkan “tangannya” ke kader nya yaitu Ahok untuk bertemu dengan Anies Baswedan agar “menyampaikan pesan” bahwa PDI-P mendukung langkah Anies kedepan. PDI-P sepertinya juga “berterima kasih” pada Anies karena dia (dan Ahok) merupakan kontributor utama pemenangan kader PDI-P mas Pram- Bang Dul menang dalam pilkada DKI Jakarta.
Wallahu alam.
EDITOR: REYNA
Tags:Related Posts

HMI Cabang Kota Semarang Mencetak Sejarah, Formateur Terpilih Hafal Al Qur’an dan Pelaksanaan Konfercab Yang Lebih Cepat

Jejak Panjang Dewi Astutik, Buron 2 Ton Sabu Yang Dibekuk di Kamboja: Operasi Intelijen Senyap Lintas Negara

Buron Penyelundup 2 Ton Sabu Senilai Rp5 Triliun Ditangkap di Kamboja

Donasi Meledak 10 Miliar dalam Sehari, Ferry Irwandi Terharu: Target 500 Juta Tembus 20 Kali Lipat

MTs Darul Hikmah Kabupaten Ngawi Menerima 280 Wakaf Al Quran Dari Singapura

Wakil Ketua Komisi IX DPR Yahya Zaini Apresiasi Program Magang Nasional

Yahya Zaini: Pemerintah Perlu Mempertimbangkan Kenaikan UMP Tahun 2026

Syahganda: Roy Suryo cs masih memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan keadilan langsung dari presiden

Anhar Gongong: Perusak Hutan Sumatera Seharusnya Dihukum Mati – Karena Mereka Membunuh Masa Depan Bangsa

Pengakuan Mantan Pekerja : Kerja di IMIP Morowali, Seperti Kerja di Negara Asing




No Responses