JAKARTA – Indonesia akan memperluas kemitraan pertahanan yang ada dan meningkatkan penanganannya terhadap isu-isu strategis yang berdampak pada kedaulatannya, termasuk keamanan maritim dan keselamatan jalur laut serta perikanan, kata menteri luar negerinya pada hari Jumat.
Sugiono, yang hanya menggunakan satu nama, mengatakan Indonesia akan terus mengadvokasi penyelesaian kode etik antara blok Asia Tenggara ASEAN dan Tiongkok di Laut Cina Selatan dan memprioritaskan sentralitas ASEAN.
Indonesia menganggap dirinya bukan pihak dalam sengketa atas laut tersebut, jalur air yang penting bagi perdagangan global, tetapi baru-baru ini diuji oleh serangan penjaga pantai Tiongkok ke zona ekonomi eksklusifnya.
Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang membuatnya berselisih dengan Malaysia, Vietnam, dan Filipina, dengan perselisihan yang sering terjadi atas perilaku armada penjaga pantai Cina yang besar di ZEE mereka. Cina bersikeras bahwa mereka beroperasi secara sah di wilayahnya.
“Dalam pengertian geostrategis, Indonesia dekat dengan sumber konflik regional, Laut Cina Selatan. Posisi Indonesia tetap memprioritaskan penyelesaian konflik yang damai,” kata Sugiono, seraya menambahkan Indonesia akan terus mendorong dialog yang konstruktif tentang kode etik.
Komitmen regional untuk menyusun kode etik pertama kali dibuat pada tahun 2002 tetapi pembicaraan menuju pembuatannya baru dimulai pada tahun 2017 dan kemajuannya terbatas, dengan waktu bertahun-tahun dihabiskan untuk membahas kerangka kerja negosiasi dan banyak perjanjian yang ditandatangani untuk mempercepat prosesnya.
Masalah pelik termasuk apakah kode tersebut akan mengikat secara hukum, dapat ditegakkan, dan berdasarkan hukum maritim internasional, di mana panel arbitrase internasional tahun 2016 memutuskan klaim teritorial Beijing yang luas tidak memiliki dasar hukum.
Cina tidak mengakui putusan tersebut.
Dalam pidato yang memaparkan kebijakan luar negeri Indonesia yang dihadiri oleh komunitas diplomatik, Sugiono juga mengatakan Indonesia akan memprioritaskan penyelesaian perundingan perjanjian perdagangan bebas dan memperluas perdagangan internasionalnya, termasuk dengan mitra non-tradisional di Afrika dan Pasifik.
Ia mengatakan bergabungnya Indonesia dalam kelompok BRICS – yang meliputi Rusia, Tiongkok, Brasil, India, Iran, Mesir, dan Afrika Selatan – bukanlah penyimpangan dari posisi internasional Indonesia, tetapi merupakan penegasan kebijakan luar negerinya yang bebas dan aktif.
Ia juga mengatakan Indonesia tidak akan pernah meninggalkan dukungannya terhadap perjuangan Palestina, menyerukan gencatan senjata dan akuntabilitas Israel atas perannya dalam konflik Gaza.
Sugiono dilantik pada bulan Oktober ketika Presiden baru Prabowo Subianto mulai menjabat.
SUMBER: REUTERS
EDITOR: REYNA
Related Posts

OKI mendesak Dewan Keamanan untuk mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB

Jokowi, Pratikno dan Prabowo Bisa Terbakar Bersama – sama

Pongah Jadi Menko Tiga Kali

Jihad Konstitusi Kembali ke UUD 18/8/1945

Yahya Zaini Dukung Konsep “School Kitchen” Untuk MBG Yang Aman dan Dekat Anak

Ada Pengangkutan Belasan Ton Limbah B3 Asal Pertamina Tanjunguban dengan Tujuan Tak Jelas

Lho Kok Hanya Peringatan Keras…?

Yahya Zaini: Tidak Ada Instruksi DPP Golkar Untuk Laporkan Pembuat Meme Bahlil

Menjadi Santri Abadi

Pendemo Desak KPK Periksa Ketua Komisi VIII DPR RI Terkait Skandal Kuota Haji 2024



No Responses