JAKARTA – Politisi senior Partai Golkar Ir. HM. Ridwan Hisyam mengajukan pertanyaan kritis yang menohok terkait pemilihan para pembantu Presiden. Apakah mereka benar-benar diseleksi dengan standar yang ketat, ataukah sekadar hasil kompromi politik tanpa pertimbangan kualitas?
Jika benar sudah diseleksi, pertanyaan berikutnya: Apakah yang terpilih benar-benar seperti “Elang-Elang” Aristoteles?
Tajam penglihatannya: Mampu membaca situasi nasional dan global dengan presisi.
Kuat: Punya kapasitas kerja luar biasa, tidak sekadar simbol tanpa eksekusi nyata.
Berani: Tidak takut mengambil keputusan besar demi kepentingan rakyat, bukan hanya tunduk pada kepentingan elite.
Mampu melihat secara luas: Tidak berpikir sektoral dan sempit, tapi visioner untuk kepentingan jangka panjang.
Jika para pembantu Presiden tidak memenuhi kriteria ini, maka publik berhak bertanya: Apakah bangsa ini sedang dipimpin oleh elang-elang tangguh atau sekadar burung-burung peliharaan yang jinak di dalam sangkar politik?
Silakan simak pandangan B. Wiwoho, seorang saksi sejarah dua zaman, yang mungkin bisa memberikan perspektif lebih tajam.
EDITOR: REYNA
Tags:Related Posts
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
No Responses