Oleh : Agus Mualif Rohadi
Al – Qur’an maupun Injil Matius, Markus, Lukas, Johanes tidak mengkisahkan bagaimana pertama kali Yesus memulai tugas kersaulannya. Kisah tersebut ternyata dapat dijumpai dalam Injil Barnabas pasal 10 – 13. Saat itu, Barnabas telah menjadi sahabat Iysa.
Ketika, Barnabas, Iysa dan Maryam sedang di bukit zaitun untuk mengumpulkan zaitun, saat Iysa sedang shalat, Barnabas melihat Iysa dikelilingi suatu cahaya yang terang luar biasa, kemudian terdengar suara malaikat “ Semoga diberkati Allah”.
Barnabas berkisah bahwa malaikat Jibril menunjukkan kitab kepada Iysa seperti cermin yang berkilau yang diwahyukan kedalam hati Iysa. Dan ketika peristiwa itu selesai, kemudian Iysa berkata pada Barnabas : “ Imanlah Barnabas, bahwa aku mengetahui tiap – tiap nabi dengan segala nubuat, sehingga apapun juga yang aku katakan, seluruhnya dari kitab itu “.
Kemudian Iysa menceritakan kejadian tersebut pada Maryam dan berpamitan kepada Maryam karena dirinya tidak lagi bisa lebih lama tinggal dengan ibunya karena telah diperintah Allah berbicara pada kaumnya demi baktinya kepada Allah.
Maryam menjawab bahwa hal itu telah diberitahukan kepadanya sebelum Iysa lahir. Dan sejak peristiwa itu, Iysa mulai menjalankan tugas kerasulannya.
Peristiwa yang terjadi dibukit zaitun di sebelah timur kota Yerusalem, tersebut, mengisyaratkan bahwa Yusuf, Maryam, dan Iysa telah pindah rumah dari Nazareth yang letaknya jauh di utara Yerusalem dan kemudian tinggal di Bethlehem yang berada di selatan kota Yerusalem, tidak jauh dari kota Yerusalem.
Bethlehem adalah kota dimana banyak tinggal saudara saudara Maryam maupun Yusuf yang keduanya merupakan keturunan nabi Dawud.
Sebelum berkeliling menjalankan tugas kerasulannya, Yesus pergi menuju Yerusalem dengan maksut untuk melaksanakan shalat di Haekal Sulaiman. Di tengah perjalanan ada orang yang mengenali Yesus sebagai keturunan Dawud kemudian menghampirinya meminta di do’akan agar disembuhkan dari penyakit kusta yang dideritanya.
Orang tersebut mengetahui bahwa baik Maryam, Yusuf maupun Iysa adalah orang yang dikenal salih dan emahami taurat.
Saat itu, di wilayah Yerusalem memang banyak orang yang menderita penyakit kusta karena kekurangan gizi dan kemiskinan yang luas akibat penjajahan dan penindasan. Yesus kemudian menyembuhkan orang tersebut dengan do’anya. Karena gembiranya, orang tersebut kemudian berlari berteriak teriak mengumunkan kepada penduduk bahwa telah datang nabi yang diutus Allah untuk penduduk Israel.
Orang yang memang sebelumnya diketahui mengidap penyakit kusta tersebut menjadikan dirinya sebagai bukti kerasulan Yesus. Berita tentang mukjizat nabi Iysa menyembuhkan penyakit kusta dengan cepat menyebar sampai ke Yerusalem, dan mengakibatkan banyak orang berbondong bondong keluar kota untuk menjemput Yesus masuk ke kota Yerusalem.
Memori tentang keajaiban bayi Iysa yang sudah dapat berbicara dan pembunuhan bayi bayi di Betlehem oleh Herodes mungkin masih melekat di pikiran kaum yahudi di Yerusalem.
Dengan demikian, ayat dalam injil Barnabas ini menunjukkan keadaan penduduk Yerusalem yang sangat sulit dan telah lama menunggu datangnya seorang nabi untuk menolong dan menyelamatkan mereka. Berita semakin lama semakin menyebar sehingga semakin banyak orang datang ke Haikal Sulaiman untuk melihat nabi Iysa.
Yesus saat itu sedang shalat di haekal Sulaiman, namun di halaman Haekal Sulaiman ada keramaian besar penduduk yang semakin banyak datang dan berkumpul. Pelayan haekal Sulaiman kemudian memberi tahu Yesus bahwa penduduk Yerusalem ingin menjumpainya dan ingin mendengar perkataannya.
Yesus mendatangi penduduk kemudian naik ke tempat yang agak tinggi dan memberikan isyarat agar kaumnya tenang. Setelah keadaan tenang, Yesus berkhotbah dengan sering mengulang kata kata Maha Berkat Nama Suci Allah. Pidatonya secara ringkas adalah sebagai berikut :
Maha Berkat Nama Suci Allah yang dengan kemurahan dan rahmatnya telah berkehendak menciptakan mahluk mahluknya, yang telah menciptakan para malaikat untuk mengabdi kepadaNYa, yang menciptakan manusia dari tanah kemudian mengusirnya dari Jannah,
yang memandang dengan belas kasih kepada Adam dan Hawa yang bercucuran air mata, dia adalah orang tua pertama dari jenis manusia yang dengan adil telah menghukum Kain (Qabil) yang telah membunuh saudaranya sendiri (Habil),
yang telah mengirim air bah diatas bumi, yang telah membakar habis tiga buah negeri durjana (Kaum nabi Hud, Salih dan Syu’aib), yang telah menimpakan malapetaka kepada bangsa Mesir dan menghancurkan Fir’aun di laut merah,
yang telah mencerai beraikan musuh musuh umatNya, menyiksa orang orang yang tidak beriman dan menghukum orang orang yang tidak bertobat, yang mengutus nabinya bagi keselamatan dunia, menganugerahkan tanah bagi keturunan Ibrahim untuk selama lamanya,
yang melalui Musa memberikan Taurat yang dengan taurat telah mengangkat derajat bani Israel diatas sekalian bangsa bangsa.
Bersambung ke halaman berikutnya
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
pgslot168December 25, 2024 at 5:05 pm
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-khutbah-pertama-rasul-al-masih-iysa/ […]