Agus Mualif: Menjelang Kedatangan Utusan Terakhir (Bagian 2)

Kaum Saba’ dalam kesehariannya telah melupakan Tuhannya, kemudian di adzab dimusnahkan sumber penghidupan dan kekayaannya, pohon pohon buahnya diganti dengan pohon yang tidak diketahui bagaimana bisa tumbuh di bekas perkebunannya, yaitu pohon yang disebut pohon atsl yang rantingnya banyak durinya yang tajam seperti jarum dan pohon sidr yang buahnya sedikit.

Namun dengan adanya pohon atsl dan sidr ini, bekas bendungan Marib masih dapat menyimpan air, karena akar kedua pohon itu menancap sampai dalam dan pohonnya rindang.

Faktajabar.co.id ……. Reruntuhan bendungan Marib di Yaman

Beritaku.id ……. Reruntuhan kota Marib

Reruntuhan bendungan dan kota Marib, menunjukkan bahwa kota Marib pada jamannya adalah kota yang cukup megah dan Makmur, tidak kalah dengan kota kota di belahan Eropa. Dengan kondisi seperti itu juga membuktikan kota Marib adalah kota penting di Yaman pada jamannya.

Dalam hubungan dengan imperium Bizantium dan Persia, terdapat suku arab besar yang mempunyai hubungan erat dengan kedua imperium tersebut. Bani Lakhmid menguasai wilayah yang cukup luas di timur jazeerah Arabiya berafiliasi dengan imperium Persia.

Sedang bani Ghasan yang mengusai wilayah yang cukup luas di bagian barat berafiliasi dengan imperium Bizantium. Disamping dua suku tersebut, terdapat suku yang cukup besar, antara lain suku Ghatafan, Ghifar, Hanifa, Hawazin, Qurais, Ka’b, Azd, Kindah, dan beberapa lainnya yang sangat berkaitan dengan riwayat nabi Muhammad.

Meskipun ada hubungan dagang antara Mekkah dan Yatsrib dengan kota kota di negara sekitarnya seperti Damascus, Yerusalem dan Ctesiphon, namun kehidupan religius di Mekkah, Yatsrib dan kota kota kecil suku suku arab lainnya di wilayah selatan sampai perbatasan Yaman tidak terlampau terpengaruh oleh agama Kristen maupun Zoroaster (Majusi) yang menjadi agama mayoritas
penduduk Persia.

Berhala di dalam Ka’bah dan halaman Ka’bah masih sangat banyak jumlahnya, sekitar 360 nama berhala. Setiap suku arab di jazeerah Arabiya mempunyai berhalanya sendiri di Ka’bah.

Dengan demikian, jumlah berhala di Ka’bah dapat menjadi gambaran tentang jumlah suku-suku Arabiya yang cukup banyak, yang hampir tidak terpengaruh oleh agama Kristen maupun yahudi.

Ka’bah adalah pusat kehidupan religius suku-suku Arabiya yang setiap tahun mereka berdatangan ke Ka’bah untuk melaksanakan ritual yang bermula dari ajaran ritual tauhid peninggalan nabi Ibrahim, Ismael dan hajar, yaitu Haji,

Namun setelah 2600 tahun lebih terdapat penyimpangan menjadi bermacam macam perbedaan ritual Haji seiring dengan
penyembahan berhala yang bermacam macam pula.

Dalam pelaksanaan haji, terdapat aturan yang dipegang teguh oleh suku suku arab yaitu jika telah datang musim haji dilarang melakukan perang antar suku maupun antar kabilah.

Semua pedang harus diletakkan dan tidak digunakan. Bulan haji adalah bulan ibadah dan bulan perdamaian. Tradisi ibadah haji
yang masih dilaksanakan oleh suku-suku Arabiya juga menjadi bukti bahwa kebanyakan suku-suku Arabiya hampir tidak terpengaruh oleh berkembangnya Kristen.

Ada sedikit pemeluk agama Kristen di Mekkah, salah satunya adalah Waraqah bin Naufal, yang sangat mungkin bermadzab Nestorian atau madzab monofisit.

Halaman berikutnya

Related Posts