Oleh : Agus Mualif Rohadi
Puluhan tahun setelah Nebukadnezar menghancur luluhkan Yerusalem dan Haikal Sulaiman pada sekitar tahun 685 SM yang kemudian menggiring laki perempuan yang kuat dari bani Israel di bawa ke Babilonia untuk diperbudak, Nabi Daniel sangat sedih menyaksikan nasib kaumnya.
Mereka tidak mempunyai hak untuk mendapatkan tanah untuk mendirikan rumahnya. Tidak mempunyai hak untuk menjalankan ibadah menurut agamanya sendiri.
Kaumnya tidak tahu harus dengan cara bagaimana menjalankan ibadahnya, bagaimana harus menyembah EL yang biasanya mereka lakukan berjama’ah di Haekal Sulaiman yang kemudian disambung dengan tradisi membaca Taurat. Saat itu satu-satunya taurat adalah taurat yang diletakkan di ruang paling suci Haekal Sulaiman yaitu di ruang Devir. Tidak ada duplikat taurat lainnya karena menulis dan membaca belum menjadi kemampuan umum. Belum ada kertas tipis untuk menulis ayat-ayat taurat yang banyak. Taurat masih dituliskan dalam berbagai media tulis baik lempeng batu maupun dedaunan.
Ada dari bani Israel yang hafal taurat tetapi tidak diberi hak untuk menyampaikan taurat.
Nabi Daniel harus sering berkeliling ke kemah-kemah bani Israel untuk menjaga dan membesarkan hati kaumnya, agar bersabar menunggu pertolongan YaHWeH, sebab YaHWeH sedang menghukum mereka karena kesalahan mereka sendiri. YaHWeH masih memberikan kasih sayangnya kepada bani Israel sehingga mengutusnya untuk memberikan peringatan dan menguatkan hati bani Israel dan menjalani hukuman dengan sabar sampai datang petunjuk dan pertolongan YaHWeH.
Dalam keprihatinannya, disuatu malam Nabi Daniel bermimpi melihat :
Ketika angin dari empat arah menderu-deru mengaduk aduk lautan, dari tengah laut tiba-tiba berturut-turut muncul empat binatang buas yang bergantian melahap kaumnya.
Yang pertama muncul seekor singa bersayap rajawali, disusul seekor beruang yang menggigit tiga tulung rusuk, kemudian seekor macan tutul yang mempunyai empat sayap dan empat kepala dan terakhir binatang sangat besar yang memiliki 10 tanduk dan bergigi besar dari besi yang melahap dan meremukkan. Ditengah tengah 10 tanduk terdapat TANDUK KECIL yang mempunyai mata dan mulut manusia yang dengan sombongnya MENANTANG YANG MAHA TINGGI.
Namun tiba-tiba dilihatnya diatas cakrawala ditengah cahaya gemerlapan duduk diatas mimbarnya yang terbuat dari cahaya yang mempunyai roda dari cahaya memancar, duduk Barnasya yang melaju naik keatas awan menghadap kepada YANG MAHA KEKAL yang kemudian menerima kekuasaan dimana segala bangsa mengabdi kepadanya dan (memiliki) kerajaan (agama) untuk selamanya. Setelah itu Barnasya membakar tubuh 4 binatang buas itu beserta si tanduk kecil.
Nabi Daniel yang mempunyai mukjizat dalam mentakwil mimpi seperti nabi Yusuf, mamahami bahwa kaumnya harus menjalani hukuman yang panjang karena harus menerima menjalani nasib sebagai bangsa yang dijajah dan diperbudak oleh 4 bangsa berturut turut sampai kedatangan Barnasya Sang Utusan Yang Maha Kekal untuk menolong kaumnya dan menyelamatkan manusia segala bangsa.
Mimpi itu kemudian disampaikan kepada kaumnya agar bersabar dan tetap berpegang teguh kepada agamanya hingga Barnasya datang menolongnya. Mereka harus bersabar dan menyampaikan kepada anak cucunya bahwa suatu saat Barnasya akan datang membebaskan dan memerdekakan kaumnya.
Ratusan tahun kemudian, seorang nabi dari kaumnya, yaitu nabi Maleakhi atau Malakhi, bermimpi dan kemudian bernubuat : “Lihatlah Aku akan mengirim utusanKu, dan ia akan menyiapkan jalan dihadapanKu. Tiba tiba ia akan masuk ke baitNya. Ia adalah Adonai yang engkau inginkan, dan Pesuruh (Utusan) yang dijanjikan yang menggembirakanmu. Sesungguhnya dia sedang datang, kata Tuhan pemilik rumah “.
Qs Al – Isra’ 1 menyebutkan : “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebenaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat “.
Begitu miripnya mimpi nabi Maleakhi dengan ayat tersebut. Pesuruh atau Utusan atau Adonai (tuan) yang dijanjikan yang akan memnggembirakan, dimana segala bangsa akan mengabdi dan (memiliki) kerajaan (agama) untuk selamanya yaitu Barnasya atau Muhammad yang sedang datang kata Tuhan (Allah) pemilik rumah.
Tidak ada seorangpun nabi-nabi bani Israel yang digambarkan maupun mengalami peristiwa seperti yang dilihat oleh nabi Maleakhi maupun Nabi Daniel, kecuali Nabi Muhammad.
Dan akhirnya, pada tahun 638 M, pengganti Nabi Muhammad (Khalifah) yaitu Umar ibn Khattab bersama kaum muslim dapat merebut kembali tanah Syam dan Yerusalem yang diberkati dari penguasaan kaum penjajah yang memperbudak secara berturut turut yaitu bangsa Khaldea, Persia, Yunani dan Roma selama lebih dari 1300 tahun. Khalifah Umar ibn Khattab memanggil kembali kaum yahudi dari seluruh dunia yang telah terusir dari Yerusalem untuk menempati kembali negerinya dan beribadah lagi di batullah Haikal Sulaiman.
amr 11032021.
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
website for psychologistJanuary 2, 2025 at 5:24 pm
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-nabi-yahudi-melihat-isra-mikraj/ […]
therapist seoJanuary 2, 2025 at 5:25 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-nabi-yahudi-melihat-isra-mikraj/ […]
cam chatJanuary 3, 2025 at 5:06 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-nabi-yahudi-melihat-isra-mikraj/ […]