Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-210)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-210)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Pada hari panas yang terik, biasanya kabilah akan istirahat di bayangan bukit untuk melepas lelah dan menunggu hilangnya terik matahari. Namun nabi Muhammad memutuskan melanjutkan jalannya yang tinggal melintasi satu bukit tersisa untuk sampai di Quba’. Hingga akhirnya nabi Muhammad dari kejauhan melihat bayang bayang banyak kurma menghijaukan pemandangan. Suatu lahan subur di antara dua jalur batu batu hitam, yang ditempat tersebut kaum muhajirin banyak tinggal menunggu kedatangan nabi Muhammad. Nabi Muhammad kemudian berkata kepada pemandu jalannya : “ bawalah kami ke bani Amr di Quba’, dan usahakan sudah memasuki kota sebelum malam tiba “.

Orang orang di Quba’ juga menunggu dengan gelisah. Kaum muslim maupun kaum yahudi juga sama sama menunggu, meskipun mungkin dari kaum yahudi ada yang memendam pikiran yang berbeda. Bagi mereka yang tidak menginginkan datangnya utusan terakhir yang bukan dari kaumnya, akan menunggu dengan harap harap cemas kedatangan utusan terakhir. Mereka mengerti berdasarkan kitabnya namun tidak mau menerima kenyataan atas pemberitahuan dari kitab sucinya. Orang yang seperti ini adalah kaum yang disebut dalam Qs Albaqarah 120, yaitu orang orang (yahudi dan nashara) yang dahulunya menerima namun ketika datang utusan terakhir mereka kemudian menolak kedatangannya mulai dari saat itu hingga selamanya.

Di Quba’, orang orang yang menunggu ini telah berbaris di perbatasan jalan masuk menuju Quba’. Bahkan ada yang memanjat kurma untuk melihat hingga jarak yang lebih jauh. Ketika di tengah panas terik ketika matahari bergerak turun menjelang sore hari, ada yang melihat tiga atau empat titik hitam yang semakin lama semakin kelihatan besar bergerak menuju Quba’. Bagi orang yang sudah berpengalaman melakukan perjalanan jauh, meskipun dari kejauhan dan belum kelihatan sosok yang dilihatnya, namun mereka bisa membedakan gerak unta, kuda atau keledai. Yang melihat tersebut yakin bahwa yang dilihatnya adalah unta. Saat itu mungkin tidak ada orang yang ditunggu dari arah tersebut kecuali nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sehingga ketika yang dilihatnya adalah gerak unta, orang tersebut langsung berteriak : “ Rasulullah telah tiba “.

Baca Juga:

Ibnu Ishaq berkisah, bahwa yang berteriak tersebut adalah orang yahudi. Dengan adanya teriakan tersebut orang orang yang menunggu kedatangan nabi Muhammad di gerbang perbatasan menjadi bersemangat. Sedang orang yahudi tersebut berlari kepemukiman memberitahukan kepada penduduk bahwa nabi Muhammad dan Abu Bakar telah tiba. Penduduk terutama kaum muslim kemudian berbondong bondong menuju gerbang perbatasan jalan masuk ke Quba’. Semakin lama semakin nampak bahwa yang datang tersebut adalah sosok yang ditunggu tunggunya.

Rebana dan senandung shalawat menyambut kedatangan nabi Muhammad, Abu Bakar dan penunjuk jalannya yaitu Abdullah bin Arqath. Orang orang kemudian berhamburan berebut menyalami nabi Muhammad dan Abu Bakar. Mereka adalah kaum muhajirin dan anshar. Kaum muhajirin adalah orang orang yang melakukan hijrah, sedang kaum Anshar adalah kaum yang menolong kaum muhajirin yang datang ke kotanya. Hari itu adalah bertepatan dengan hari senin tanggal 12 rabiul awal, bertepatan dengan tanggal 27 September 622 M.

Baniakoy.com foto film ilustrasi kaum muhajirin dan anshar menyambut kedatangan nabi Muhammad dan Abu Bakar di Quba’.

Setelah keriuhan penyambutan selesai, Nabi Muhammad dan Abu Bakar kemudian istirahat di bawah pohon kurma dengan dirubung oleh kaum muhajirin dan anshar. Ibnu Ishaq berkisah, ketika nabi Muhammad dan Abu Bakar melepaskan lelah, orang tua dari bani Amr bin Aws, Kultsum bin Hidam, meminta agar nabi Muhammad untuk sementara tinggal di rumahnya. Sebelumnya di tempat orang tua tersebut menginap paman nabi Hamzah dan anak angkat nabi Zayd. Nabi Muhammad menerima tawaran tersebut. Sedang Abu Bakar kemudian menerima tawaran menginap di rumah Khubaib bin Isaf, orang dari bani Al-Harts bin Al-Kahzraj. Dengan keputusan tersebut nabi Muhammad dan Abu Bakar telah mempertimbangkan rasa keadilan pada bani Aws dan bani Khazraj karena dua bani tersebut yang telah membuat perjanjian dengan nabi Muhammad di aqabah.

Nabi memutuskan untuk sementara tinggal di Quba’ terlebih dahulu sambil menunggu kedatangan Ali bin Abu Thalib yang masih belum datang. Ali bin Abu Thalib berangkat paling belakangan karena menjalankan Amanah dari nabi Muhammad untuk mengembalikan barang barang orang Qurays yang dititipkan kepada nabi Muhammad. Sekitar tiga malam setelah kedatangan nabi Muhammad dan Abu Bakar, kemudian datang Ali bin Abu Thalib. Tidak dikisahkan bagaimana dan bersama siapa Ali bin Abu Thalib pergi ke Yatsrib.

Di Yatsrib, di tempat Salman al Farisi bekerja sebagai budak pada seorang Yahudi, saat orang Yahudi tersebut sedang duduk di bawah pohon kurma, dia kedatangan tamu yaitu saudaranya yang tinggal di Quba’. Orang tersebut menceritakan bahwa penduduk Quba’ sedang menunggu kedatangan seseorang dari Makkah yang katanya adalah seorang Rasul. Salman yang mendengar pembicaraan tersebut badannya menjadi gemetar, karena apa yang di harapkan dan dinantikannya ternyata telah tiba. Dia kemudian turun dan bertanya lagi pada tamu tuannya tersebut. Namun tuannya menjadi marah dan menyuruhnya bekerja lagi. Sore harinya dia meloloskan diri dari rumah tuannya dan dengan membawa makanan ia pergi ke Quba’. Sampai di tempat tersebut, dilihatnya orang yang sedang duduk di rubung banyak orang mendengarkan apa yang dikatakannya.

Salman kemudian mendekat dan menyerahkan makanannya sebagai sedekah. Nabi Muhammad menerimanya namun tidak memakannya karena nabi Muhammad tidak makan dari sedekah. Makanan tersebut diberikan kepada sahabat sahabatnya untuk dimakan. Salman kemudian ikut duduk mendengarkan uraian nabi Muhammad. Dia merasa lega mendengarkan uraian nabi Muhammad. Suatu saat ia ingin melihat lebih jauh lagi tentang tanda tanda kenabiannya. Setelah itu Salman balik pulang ke rumah tuannya di Yatsrib.

Ali bin Abi Thalib dengan demikian sampai di Quba’ pada hari rabu atau kamis pada pekan yang sama. Jum’at pagi, nabi Muhammad dan Abu Bakar melanjutkan perjalanannya ke Yatsrib. Perjalanan kali ini, rombongan hijrah nabi Muhammad menjadi besar dengan suara riuh pembicaraan yang menunjukkan rasa kegembiraan. Karena jumlah rombongan yang cukup besar, perjalanan menjadi agak lambat. Menjelang waktu ndluhur rombongan sampai di lembah Ranuna’ tempatnya bani Salim. Disana juga bertemu dengan rombongan dari Khazraj yang menunggu kedatangannya. Selain itu juga terdapat kerabat nabi Muhammad dari bani Najr yang ikut datang menjemput pula. Jumlah orang di lembah Ranuna’ menjadi mencapai sekitar seratus orang. Dilembah tersebut kemudian nabi Muhammad beristirahat, setelah itu memimpin shalat. Peristwa ini adalah shalat jum’at pertama dengan jama’ah yang cukup besar. Di tempat tersebut, nantinya akan dibangun masjid Quba’.

Usai shalat, nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya dengan naik qashwa, untanya yang dibeli dari Abu Bakar. Semakin mendekati Yatrib, rombongan sering melewati pemukiman yang banyak penduduknya. Banyak tawaran dari penduduk pada nabi Muhammad untuk mampir ke rumahnya. Mungkin, qashwa sangat mengerti dengan sambutan penduduk sehingga jalannya juga cukup lambat. Sambutan dan tawaran tersebut menunjukkan bahwa mereka dapat menerima dengan baik kedatangan nabi Muhammad. Jumlah kaum muslim Yatsrib mungkin juga cukup banyak.

Namun masih cukup banyak penyembah berhala dari berbagai suku, disamping suku yahudi dengan agama yahudinya. Oleh karena itu kedatangan nabi Muhammad dan kaum muhajirin sangat dinanti kedatangannya oleh kaum muslim Yatsrib untuk memperkuat posisi kaum muslim pada masyarakat Yatsrib, yang hal itu akan segera mempengaruhi keseimbangan kekuatan sosial di Yatsrib. Nabi Muhammad menolak dengan halus banyak tawaran dari banyak orang baik dari bani Aws, Khazraj, Najr, Saidah, bani Adi yang merupakan suku ibunya, dan lain lain. Akhirnya nabi Muhammad mengatakan dirinya akan tinggal di tempat dimana qashwa berhenti.

(bersambung …………..)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K