Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Ubay bin Salul tidak mau melepaskan ikatannya dengan kaum yahudi yang telah berlangsung bertahun tahun meskipun dia sering tidak berdaya terhadap kelakuan kaum yahudi yang sering merendahkan kaumnya sendiri. Dia menyaksikan, sejak kedatangan kaum muslim Makkah di Madinah situasi mulai berubah dan nabi Muhammad sebagai pemimpin Madinah dapat menunjukkan sikap yang lebih tegas terhadap kaum yahudi dibanding suku suku Yatsrib sebelumnya.
Bani Qainuqa’ juga tidak meminta bantuan pada kaum yahudi dari suku lainnya. Sangat mungkin bani Qainuqa’ merasa dapat mengatasi persoalannya dengan kaum muslim karena merasa mempunyai kekuatan lebih besar dan lebih lengkap dari kaum muslim. Oleh karena itu mereka tidak meminta bantuan pada sesama kaum yahudi yang tentu mereka harus membuat perjanjian dengan suku yahudi lainnya yang dapat memberatkan mereka.

Quizizz.com foto film, ilustrasi kaum muslim berangkat akan melakukan pengepungan benteng bani Qainuqa’
Namun ternyata mereka mendapati kenyataan yang berbeda dengan yang mereka perkirakan. Bentengnya tiba tiba di kepung oleh kekuatan kaum muslim yang lebih besar dari kekuatan mereka. Di depan pintu pintu benteng mereka telah dihadang oleh kekuatan yang besar. Mereka sudah tidak bisa keluar dari bentengnya tanpa diketahui lawannya. Mereka hanya dapat menunggu waktu untuk diserang. Namun nabi Muhammad tidak mendobrak masuk ke benteng. Kaum muslim membangun perkemahan di sekitar benteng, menandakan akan melakukan pengepungan dengan waktu yang cukup panjang dan menunggu habisnya perbekalan bani Qainuqa’.
Akhirnya bani Qainuqa’ menyerah. Sebagai pengganti mereka tidak di hukum dengan di perbudak, mereka di perbolehkan pergi dari Madinah dengan menyerahkan semua harta benda mereka. Banyak dari bani Qainuqa’ mempunyai profesi sebagai tukang besi. Oleh karena itu, kaum muslim mendapatkan ghanimah besar berupa peralatan dari besi dan perlengkapan perang seperti ratusan baju besi, pedang dan tombak dan peralatan perkebunan dan pertanian. Ghanimah tersebut seperlima adalah hak nabi untuk digunakan sebagai kepentingan dirinya dan negeri Madinah, sedang empat perlimanya dibagikan secara adil pada kaum muslim.
31. Pernikahan yang menghapus kesedihan Umar bin Khattab.
Sekitar satu tahun setelah perang Badr, menantu Umar bin Khattab yaitu Khunays meninggal dunia. Hafshah bin Umar bin Khattab saat itu masih berumur delapan belas tahun ketika menjanda. Hafshah adalah putri yang sangat disayang oleh Umar bin Khattab yang parasnya cantik, pandai menulis dan cerdas. Kemampuan baca tulis saat itu adalah keahlian yang jarang dimiliki karena memang baca tulis belum menjadi kebutuhan umum. Orang yang pandai baca tulis termasuk orang yang dihormati dan diminta pertolongannya.
Umar bin Khattab kemudian mendatangi Utsman bin Affan yang saat itu sudah setahun menduda. Umar bin Khattab berharap Utsman mau menikah dengan anaknya. Namun ternyata Utsman bin Affan menjawab untuk sementra dirinya tidak menikah terlebih dahulu. Tentu Umar sangat kecewa dengan jawaban Utsman tersebut. Hari berikutnya Umar mendatangi sahabat dekatnya yaitu Abu Bakr. Ternyata Abu Bakar juga menolaknya dan kali ini Umar lebih kecewa dibanding kekecewaannya terhadap Utsman bin Affan. Akhirnya Umar berharap agar Utsman berubah pikirannya.
Beberapa hari kemudian Umar bin Khattab menemui nabi Muhammad dan mengungkapkan kesedihannya tentang Hafshah dan kekecewaannya atas penolakan Utsman dan Abu Bakar. Nabi Muhammad kemudian menghiburnya, dengan berkata : “ akan kutunjukkan kepadamu menantu yang jauh lebih baik dan akan kutunjukkan kepada Utsman bin Affan mertua yang lebih baik darimu “. Umar bin Khattab sangat senang dengan perkataan rasul yang segera menjawa menjawab penuh harap: “lakukanlah, hai Rasulullah “.
Setelah itu, Umar berfikir siapa kira kira orang yang dimaksud oleh nabi Muhammad. Akhirnya Umar bin Khattab menjadi gembira, karena menemukan jawabannya, yaitu menantu yang lebih baik dari Utsman bin Affan adalah nabi Muhammad sendiri, sedang mertua yang lebih baik dari Umar bin Khattab adalah nabi Muhammad pula.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-222)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-223)
Tidak lama kemudian, Nabi Muhammad menikahkan putrinya yaitu Umm Kultsum dengan Utsman bin Affan, kemudian setelah melewati masa idah atas kematian Khunays, nabi Muhammad menikan dengan Hafshah. Aisyah gembira dengan perkawinan itu, karena dirumahnya sekarang mempunyai teman bermain yang umurnya sebaya.
32. Peperangan negeri negeri besar di sekitar jazeerah Arabiya.
Pada sekitar tahun 600 M, Bizantium menghadapi situasi negeri yang sangat berat. Kaum hijau baru saja merebut kekuasaan dari kaum biru. Pochas dari kaum hijau diangkat sebagai kaisar di Kontantinopel dan kemudian mengejar kaisar Maurituius dari kaum biru yang lari melalui laut menuju Chalcedon akan meminta perlidungan pada menantunya yaitu raja Persia, Khosru II. Kaisar Mauritius membawa semua 4 putranya, sedang putra mahkotanya sudah mendahului berangkat ke ibu kota Persia yaitu Cteciphon. Namun pasukan Pochas dapat mengejar Murutius di Chacedon dan membunuh Mauritus bersama empat putranya. Dilaporkan bahwa pengejaran dilanjutkan terhadap putra mahkota, yang akhirnya terkejar di Nicaea. Putra Mahkota dikabarkan dibunuh pula. Enam orang dipenggal dan kepalanya di bawa ke Konstantinopel ditunjukkan pada Kaisar Pochas kemudian di pamerkan di tempat umum hingga membusuk. Namun banyak yang meragukan bahwa salah satu kepala yang dipamerkan adalah kepala putra mahkota, karena sulit dikenali.
Selama lima belas tahun sebelumnya, hubungan damai terjalin antara Mauritius dengan Kosru II. Kematian Mauritius yang mertuanya itu justru dimanfaatkan oleh Khosru II untuk menyerang Bizantium. Di utara, pasukan Persia berhasil menganeksasi Armenia. Pasukannya melanjutkan bergerak ke barat kemudian menginvasi wilayah Syam, berhasil menguasai Edessa dan Antiokia. Persia bersiap siap untuk menyerbu wilayah Asia Kecil dengan menggerakkan pasukan dari dua sisi yaitu dari Armenia dan dari Edessa.
Melihat kuslitan itu, kaisar Pochas justru menghukum jendralnya yang sebleumnya sangat disegani karena jasa jasanya. Jendral Narses dibakar hidup hidup dengan alasan dianggap menentang perintah perintahnya. Akibatnya, kaum hijau yang sebelumnya mendukung Pochas melakukan protes dan demo besar besaran. Demo tersebut diberangus, namun akibatnya kaum hijau yang sebelumnya mendukungnya menjadi penentang. Pochas kemudian memberangus para pemimpin kaum hijau, menangkap dan memenjarakannya. Pochas justru telah menjadi musuh rakyatnya baik dari kaum hijau maupun kaum biru.
Pada saat yang sulit tersebut, afrika utara melakukan pemberontakan yang dipimpin gubernur Carthago, seorang gubernur tua yang marah melihat kekacauan di Bizantium. Pada tahun 610 M Gubernur Cartagho membangun armada laut dengan komandannya adalah anaknya sendiri yaitu Heraclius. Gerakan dari Carthago ini ternyata di dukung oleh Gubernur Mesir di Alexandria. Kedua pasukan bergabung dan kemudian berlayar menuju Konstantinopel. Kabar berlayarnya pasukan ini ternyata telah didengar oleh rakyat konstantinopel. Armada laut dari Carthago dan Alexandria ternyata sama sekali tidak disongsong oleh pasukan Bizantium. Tidak ada lawan yang menghadang mereka. Justru mereka disambut rakyat di dermaga pelabuhan, dan ketika menuju kota didapatinya gerbang gerbang benteng yang terbuka.
Ternyata Pochas bukan hanya di tentang oleh rakyatnya, pasukannya sendiripun tidak membantu menghadapi pasukan Heraclius. Hukuman mati bagi jendral Narses dan para pemimpin kaum hijau, menemukan momentum bersatu dengan kaum biru ketika datang kekuatan ketiga dari carthago dan Alexandria yang dipimpin Heraclius. Kedatangan pasukan Heraclius dimanfaatkan oleh rakyat yang ikut memberontak menyerbu istana yang akhirnya dapat menangkap Kaisar Pochas. Kaisar tersebut dibakar hidup hidup oleh rakyatnya yang marah dengan tindakan tindakan represifnya. Ketika Heraclius sampai di istana disambut dengan suka ria oleh rakyat Konstantinopel dan mereka mengangkatnya sebagai Kaisar baru di Konstantinopel.
(bersambung ……………)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
lazywin888November 12, 2024 at 10:38 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-224/ […]
โปรโมชั่นNovember 17, 2024 at 4:38 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-224/ […]
https://bryggargillet.nordmark.org/index.php/PrfirecoukNovember 29, 2024 at 3:37 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-224/ […]
Lsm99 เว็บ lotto thailand อันดับ 1January 15, 2025 at 6:49 am
… [Trackback]
[…] There you can find 96290 more Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-224/ […]
pgslotFebruary 14, 2025 at 4:44 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 34924 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-224/ […]