Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammd
Pasukan Khalid bin Walid segera menyerbu pasukan kaum muslim dari belakang, sehingga membuat pasukan kaum muslim gelagapan menghadapi serangan mendadak dari belakang. Melihat keberhasilan Khalid bin Walid, Ikrimah mengkutinya dengan cara yang sama. Tiba-tiba pasukan muslim harus melawan hampir dua ratus pasukan berkuda yang masih segar. Teriakan ya Uzzah dan ya hubbal menggema kembali. Ali bin Abu Thalib dengan susah payah harus bertahan terhadap serangan dari belakang tersebut. Demikian pula nabi Muhammad yang dilindungI beberapa orang pasukan pemanah harus bertahan menghadapi gempuran dari belakang.

Pwmu.co lukisan ilustrasi, pasukan berkuda kaum Qurays bergerak cepat memutari bukit untuk menyerang pasukan muslim dari belakang
.Dua orang pemanah dari Muzaynah yaitu Wahab dan Harits ikut melindungi nabi Muhammad. Namun Wahab akhirnya kehabisan anak panahnya. Kemudian menarik pedangnya dan menghambur maju mengahadang pasukan berkuda yang akan menerjang nabi Muhammad. Wahab di kepung oleh beberapa orang yang berperang dengan menunggang kuda. Dengan gagah berani Wahab menghadapi mereka, namun akhirnya gugur syahid.Ketika pasukan berkuda hendak mengejar nabi Muhammad dan kaum muslim yang melindunginya, kuda mereka tidak mungkin mengejarnya karena posisinya tidak mungkin diterobos dengan pasukan berkuda. Ketika jenazah Wahab di temukan, badanya ditusuk tidak kurang dari dua puluh tusukan tombak. Nabi Muhammad berkata, “Dari semua kematian, aku takkan pernah melupakan kematian warga Muzaynah.”
Pasukan berkuda Qurays harus berputar arah dan mendaki bukit terlebih dahulu untuk menjangkau posisi nabi Muhammad. Ada seorang pasukan dari kaum Qurays yaitu Utbah bin Abu Waqqash melihat nabi Muhammad bergerak tidak terlalu jauh darinya. Diambilnya batu kemudian dilemparnya nabi Muhammad dengan batu mengenai wajah bagian muka nabi Muhammad. Gigi seri beliau patah dan dari wajahnya yang terluka terlihat mengucur darah.Tiba-tiba nabi Muhammad terperosok sebuah lubang. Dengan refleknya Ali bin Abu Thalib bergerak cepat memegang tangan nabi Muhammad kemudian Thalhah bin Ubaidillah mengangkat tubuhnya keatas padahal Thalhah sendiri sudah mulai lemah. Abu Bakar yang sedang di dekat nabi Muhammad mendengar perintah nabi Muhammad agar memperhatikan sepupunya, karena nabi masih merasa badannya cukup kuat. Nabi kemudian berdo’a memohon keselamatan kaum muslim.
Kaum muslim kesulitan melawan tentara berkuda dan semakin terdesak. Beberapa pasukan darat kaum Qurays mulai bangkit melihat kaum muslim terdesak dengan kuat. Pasukan muslim mulai tercerai-berai tidak terorganisir lagi dan berlarian ke atas bukit. Kemenangan kaum muslim di depan mata langsung sirna seketika karena kesalahan pasukan pemanahnya. Namun pasukan berkuda Khalid bin Walid tidak mungkin mengejar kaum muslim, sedang pasukan darat kaum Qurays sudah terlalu lelah untuk naik bukit mengejar pasukan kaum muslim.
Tiba-tiba seorang pasukan berkuda Qurays yang dapat mendaki bukit melintas di dekat nabi Muhammad dan beberapa sahabat. Orang itu adalah Ibnu Qami’ah. Penglihatannya dapat mengenali orang yang dicarinya dan segera memacu kudanya kearah nabi Muhammad yang disampingnya masih berdiri Thalhah. Ketika sudah di dekat nabi Muhammad, dengan kuat pedangnya di tebaskan. Thalhah tanpa berpikir menghadang tebasan pedang dengan pedangnya pula. Pedang Ibnu Qamiah agak melenceng setelah membentur pedang Thalhah kemudian membendur topi baja melukai pelipis dan melukai nabi Muhammad yang kemudian terjatuh. Sedang pedang Ibn Qaimah terlepas karena benturan keras dengan topi baja. Ibnu Qaimah segera menjauh dan dilihatnya nabi Muhammad sudah tergeletak dan kemudian melarikan kudanya.
Pasukan berkuda yang lain segera mendekat untuk memastikan kematian nabi Muhammad, namun dihadang oleh para sahabat yang segera melindungi nabi Muhammad. Syamas dari bani Makhzum gugur syahid. Beberapa sahabat nabi datang lagi melindungi nabi Muhammad. Ziyad bin As-Sakan datang bersama lima orang dari kaum anshar. Satu persatu mereka gugur syahid. Ziyad mengalami luka parah. Dalam kondisi kritis itu datang Abu Dujanah menjadikan tubuhnya sebagai perisai, sehingga punggungnya terkena beberapa anak panah. Sa’ad bin Abu Waqqash segera melindungi dengan melepas anak panahnya. Setelah itu sekelompok kaum muslim datang dan dapat menghalau pasukan berkuda tersebut. Nabi Muhammad melihat luka Ziyad dan merebahkannya hingga pipi Ziyad berada di paha nabi Muhammad kemudian meninggal.
Tiba tiba terdengar suara teriakan yang mungkin suara Ibnu Qaimah yang berteriak dengan keras: “Muhammad sudah mati “. Teriakan tersebut sejenak menghentikan perang. Sebagian kaum muslim yang mendengar teriakan tersebut kemudian berniat perang sampai mati syahid menjemputnya. Anas bin An-Nadhr menghambur sendirian kearah kaum Qurays, bertempur dengan sengit namun akhirnya gugur syahid. Kaum Qurays segera menjauh dan menghindar dari bentrokan karena merasa musuh utamanya sudah meninggal.
Di tempat nabi Muhammad, Ka’ab bin Malik ketika melihat mata nabi yang masih mengkilat cahaya matanya menjadi gembira kemudian berteriak : “ Wahai kaum muslim, bergembiralah kalian. Inilah Rasulullah. Namun rasul kemudian memberi isyarat kepadanya agar diam. Sedang kaum muslim yang mendengarnya kemudian mendekat kepada nabi Muhammad.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-226)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-227)
Selanjutnya, dengan dikawal oleh Abu Bakr Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair, Al-Harits bin Ash-Shammah dan beberapa sahabat lainnya, nabi bergerak semakin menjauh dari medan pertempuran yang sudah tidak ada lagi pertempuran, naik lagi menuju ke Gunung Uhud. Tiba tiba rombongan tersebut bertemu seorang pasukan berkuda kaum qurays yaitu Ubay bin Khalaf. Nabi kemudian meminjam tombak bermaksud menghadapinya. Ubay bin Khalaf ketika melihat nabi Muhammad masih hidup meskipun terlihat terluka dimana wajah dan pakainnya penuh darah kemudian menggeprak kudanya mengacungkan pedangnya menyerbu nabi Muhammad. Ketika sudah dekat, nabi Muhammad ternyata dengan sigap menghindari terjangan kuda kemudian menusukkan tombaknya mengenai leher Ubay yang membuat Ubay terkulai diatas kudanya dan kudanya terus berlari meluncur ke bawah menuju tempat pasukan Qurays berkumpul.
Di ujung lorong jalan gunung Uhud, rombongan nabi beristirahat. Ali bin Abu Thalib kemudian mengambil air di al-mihras dan diberikan kepada nabi Muhammad. Namun karena baunya tidak sedap, air tersebut hanya digunakan oleh nabi hanya untuk menyiram kepala dan membersihkan darah. Sambil menyiram kepalanya nabi berkata ; “ Allah sangat murka kepada seseorang yang melukai wajah nabi-Nya“. Tiba tiba dilihatnya ada beberapa orang pasukan berkuda kaum qurays diatas bukit, kemudian nabi Muhammad berkata: “ Ya Allah, tidak layak bagi mereka berada diatas kami “. Khalid bin Walid berada bersama pasukan berkuda tersebut. Umar bin Khattab dan beberapa sahabat kemudian bergerak ke puncak menyongsong mereka, terjadi pertempuran sengit di atas bukit sempit yang justru menyulitkan gerak pasukan berkuda tersebut, sehingga beberapa orang dari mereka dapat dibunuh.

News.detik.com Ceruk gunung Uhud, tempat nabi Muhammad beristirahat. Posisinya berada di ketinggian sekitar 30 m dari ngarai dan sempit, sehingga tidak bisa didekati kaum Qurays.
(bersambung ……………..)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
ไม้พื้นNovember 26, 2024 at 5:34 pm
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-228/ […]