Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-233)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-233)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Desas desus tersebut akhirnya di dengar nabi Muhammad dan para sahabat. Abu Bakar dan Umar bin Khattab meyakinkan kepada nabi Muhammad bahwa tidak ada alasan membatalkan tantangan perang dari kaum Qurays. Nabi Muhammad meneruskan rencana mengirim pasukan perang kaum muslim. Telah berkumpul sekitar seribu lima ratus orang kaum muslim yang berangkat ke Badr, dengan hanya sepuluh orang tentara berkuda. Setelah semuanya siap nabi Muhammad dan pasukannya kemudian meninggalkan Madinah, sehingga sampai lebih dahulu di Badr kemudian menunggu kedatangan pasukan Abu Sufyan.

Nu’aim kehilaNgan peluangnya untuk memperoleh dua puluh unta, namun dia takjub dengan barisan pasukan kaum muslim yang berangkat dengan langkah sangat meyakinkan, bersemangat, tanpa ada tanda tanda takut meskipun dia melihat bahwa pasukan Qurays jumlahnya jauh lebih banyak. Abu Sufyan dan pasukannya akhirnya mendengar kabar bahwa kaum muslim telah siap berangkat ke Badr. Tidak ada lagi pilihan selain menepati janjinya. Abu Sufyan kemudian memimpin pasukannya ke Badr. Dia masih berharap bahwa ada kabar yang sampai ke Madinah bahwa kaum Qurays berangkat dengan jumlah pasukan yang besar dengan harapan kaum muslim akan membatalkan niatnya untuk berperang.

Di tengah jalan, Abu Sufyan justru mendengar kabar bahwa pasukan muslim telah beberapa hari berada di Badr menunggu kedatangan pasukannya. Kabar itu membuat bimbang Abu Sufyan. Ketika sampai di Majinnah dari arah Zahran, namun ada yang mengatakan sampai di Usfan, Abu Sufyan kemudian berunding dengan para tokoh yang ikut, dan akhirnya mereka sepakat kembali ke Makkah. Nabi Muhammad juga segera mendengar kabar kepulangan pasukan Qurays. Dengan kepulangan kaum Qurays tersebut, nabi Muhammad telah memenangkan perangnya secara moral, dan kemudian memerintahkan pasukan muslim
pulang ke Madinah.

Sekitar satu atau dua bulan kehidupan damai di Madinah. Pada bulan dzulhijjah atau juni 626 M, terdengar kabar bahwa suku Ghatafan sekutu penting kaum Qurays akan menutup jalur perdagangan dari Madinah. Nabi Muhammad menanggapi kabar tersebut sebagai tantangan perang, dan segera mengumpulkan kaum muslim untuk berangkat perang lagi. Sebelum berangkat nabi Muhammad menunjuk Siba’ bin Urfuthah al-Ghifar untuk menjadi imam shalat sementara di masjid. Nabi membawa pasukan muslim ke Daumat al-Jandal untuk menyongsong lawan. Daumat al-Jandal terletak di antara Madinah dan Syam, dekat gunung Thayy, di tanah datar As-Sarhan, sebelah utara kota Tayma di dekat kota Tabuk. Cukup jauh dari Madinah, jaraknya sekitar 450 km. Wilayah ini sangat strategis dalam jalur perdagangan menuju Damascus.

Ganaislamika.com Letak Dauma al-Jandal di utara Tayma di dekat tabuk.

Namun ketika sampai disana, pasukan lawan tidak nampak, telah kabur lebih dahulu. Nabi Muhammad kemudian memerintahkan pasukan muslim pulang kembali. Dengan tidak adanya pasukan dari suku Ghatafan, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kota Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad telah sampai di wilayah yang cukup jauh. Kabilah kaum Qurays Makkah yang sebelumnya selalu menjadi kabilah penting perdagangan suku suku Arabiya yang menjadi perantara perdagangan dari Yaman, yang sebelumnya telah membangun persekutuan dengan suku suku di sepanjang jalur dari Makkah hingga ke Damascus, dengan adanya negeri Madinah telah merubah penguasaan atas jalur perdagangan tersebut yang secara perlahan mulai dibawah kendali kaum muslim. Madinah telah mulai menjadi kekuatan baru yang sangat berpengaruh di jalur perdagangan tersebut.

Dalam perjalanan pulang dari Daumat al-Jandal, nabi dan beberapa sahabat mengendarai untanya paling belakang yang berjarak agak jauh dengan pasukannya. Nabi Muhammad yang mengendarai untanya dengan santai dapat menyusul seorang muslim yang bernama Jabir. Nabi bertanya, kenapa dia berjalan sangat lambat. Jabir menjawab bahwa untanya sudah tua, dan dia tidak memaksa untanya untuk mengimbangi jalan unta unta lainnya. Nabi Muhammad kemudian turun dan meminta Jabir agar untuk untanya dirundukkan, dan meminjam pecut untanya. Kemudian dipukulnya unta tersebut. Setelah itu Jabir disuruh menunggang untanya lagi. Ternyata untanya sekarang dapat berjalan dengan cepat dan dapat mendahului unta nabi.

Baca Juga:

Ketika masih diperjalanan, nabi bertanya kepada Jabir apakah mau menjual untanya kepada beliau. Awalnya Jabir menolak, namun nabi Muhammad memaksanya untuk membeli. Akhirnya jabir mau menjual untanya, dan setelah tawar menawar disepakati harga unta tersebut sebesar satu uqiyah atau empat puluh dirham. Nabi bertanya kepada Jabir apakah telah beristri. Yang dijawab sudah beristri seorang janda. Ketika ditanya mengapa memilih janda sedang dia pantas untuk mendapatkan perawan. Jabir menjawab bahwa ayahnya gugur dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Dia memilih istri yang dapat ikut mengasuh tujuh saudara perempuannya. Nabi Muhammad memuji keputusan Jabir, dan mengatakan ketika pulang nanti, istrinya pasti menyambut dengan senang dan menyiapkan bantal untuknya. Namun Jabir menjawab bahwa dirinya tidak mempunyai bantal. Nabi kemudian menjawab bahwa bantal itu akan datang dengan sendirinya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kaum muhajirin masih banyak yang miskin karena ketika hijrah ke Madinah, mereka meninggalkan hartanya di Makkah.

Ketika sudah di Madinah, Jabir kemudian membawa untanya kepada nabi Muhammad. Nabi kemudian menyuruh untanya ditambatkan kemudian meminta bilal menimbang emas seharga satu uqiyah. Nabi Muhammad kemudian mengajak Jabir shalat dua raka’at di Masjid. Usai shalat, nabi Muhammad menyerahkan emas dan menyuruh Jabir membawa pulang untanya. Nabi Muhammad mengatakan emas dan unta itu milik Jabir, sehingga membuat Jabir sangat gembira.

Selama beberapa bulan usai perang Uhud, ada seorang budak dari kaum Yahudi Quraidzah, yaitu Salman al Farisi yang sering datang menemui nabi Muhammad untuk bertanya dan meminta nasihat nabi Muhammad. Dari dialog itu, nabi Muhammad mengetahui kecerdidikan Salman al-Farisi yang banyak mengetahui tentang kitab terdahulu, namun tidak membuatnya puas dan akhirnya masuk Islam. Nabi Muhammad juga mengetahui riwayat perjalanan Salman al-Farisi. Salman ingin bergabung dengan kaum muslim namun terbentur oleh statusnya sebagai budak orang yahudi. Ketika dia bertanya kepada majikannya berapa harga yang harus dibayarnya agar dirinya menjadi orang merdeka, ternyata harga untuk dirinya sangat mahal, yaitu empat puluh ons emas dan menanam tiga ratus tunas pohon kurma. Suatu harga yang tidak mungkin dapat di bayar oleh Salman.

Mendengar kesulitan yang dihadapi Salman, kemudian nabi Muhammad mengumpulkan kaum muslim, dan akhirnya terkumpul tiga ratus tunas pohon kurma. Nabi Muhammad kemudian meminta di beri tahu dimana tunas tersebut harus ditanam, karena nabi Muhammad sendiri yang akan menanamnya. Setelah penanaman, ternyata tunas tersebut menjadi lebih cepat keluar akar dan cepat tumbuh. Sedang emas yang dibutuhkan, ada seorang muslim yang pekerjaannya menambang emas kemudian menyumbangkan emasnya yang sebesar telur ayam. Salman menerimanya namun ragu apakah emas tersebut mencukupi. Nabi kemudian meminta emas tersebut, di kulumnya kedalam mulutnya
kemudian emas tersebut diserahkan lagi kepada Salman untuk diserahkan kepada majikannya. Setelah ditimbang ternyata emas tersebut cukup untuk memenuhi permintaan majikannya. Salman al-Farisi pun menjadi orang merdeka dan kemudian berkumpul dengan kaum muslim.

Sehari hari nabi Muhammad selain melayani kaum muslim di Masjid dan mendengarkan laporan kegiatan keseharian penduduk Madinah, juga sering mengunjungi rumah sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab dan lainnya. Sering kali nabi Muhammad pada siang hari mendapat kunjungan keluarga seperti para bibi dan saudara saudara dari keluarga ibunya. Ali dan Fatimah jika berkunjung ke rumah nabi Muhammad selalu membawa Hasan yang sudah bisa berjalan sendiri dan Husain yang masih dalam gendongan. Rumah nabi Muhammad menjadi terasa sangat sibuk jika telah mendekati waktu shalat. Sedang pada malam hari selepas waktu ‘Isyak dan pulang dari masjid, nabi Muhammad lebih banyak di kamar istrinya secara bergantian.

(bersambung ……………..)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. my pageOctober 26, 2024 at 4:21 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 86838 more Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-233/ […]

  2. :November 5, 2024 at 5:27 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-233/ […]

  3. rca77November 23, 2024 at 1:29 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-233/ […]

  4. moved hereJanuary 4, 2025 at 8:53 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-233/ […]

  5. kiowa casinoJanuary 13, 2025 at 10:31 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-233/ […]

Leave a Reply