Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Usai perjanjian Hudaibiyah di tuliskan kemudian orang-orang Khuza’ah berdiri sebagai saksi dan sekutu nabi Muhammad, sedang bani Bakr sebagai saksi dan sekutu kaum qurays. Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada bulan Dzulqa’dah 6 H atau maret 628 M. Ikut menjadi saksi dari pihak muslim adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Awf, Abdullah bin Suhayl bin Amr, Sa’ad bin Abu Waqash, Mahmud bin Maslamah. Sedang dari kaum Qurays yang ikut menjadi saksi adalah Mikraz bin Hafsh.
Sesaat setelah perjanjian Hudaibiyah disahkan, tiba-tiba datang Abu Jandal bin Suhayl bin Amr yang dalam keadaan di rantai. Abu Jandal ternyata dapat lolos dari penjara kaum Qurays. Abu Jandal bin Suhayl datang kepada nabi Muhammad karena akan bergabung dengan kaum muslim. Saat itu Abu Jandal bin Suhayl juga melihat kakaknya yaitu Abdullah bin Suhayl yang telah terlebih dahulu bergabung menjadi kaum muslim. Suhayl bin Amr yang melihat anaknya dapat lolos, kemudian melompat, menampar wajahnya dan mencengkeram baju anaknya sambil berkata: “ Wahai Muhammad, perjanjian diantara kita telah usai sebelum orang ini datang menemuimu “. Suhayl bin Amr sangat marah dengan lolosnya Abu Jandal dari penjara dirumahnya. Dia penjarakan Abu jandal karena tidak ingin anaknya tersebut pergi ke Madinah sebagaimana suadaranya yang telah bergabung dengan kaum muslim.

experidreligionblog.wordpress.com lokasi perjanjian Hudaibiyah, pernah dibangun namun sudah rusak. Tempat ini sering di datangi jamaah haji atau umrah sebelum melakukan miqat.
Nabi Muhammad dan para sahabat berdiam terpaku dan sedih melihat pemandangan itu. Abu Jandal bin Suhayl kemudian berteriak : “ Wahai kaum muslimin, apakah kalian akan membiarkan aku diseret dan dibawa kepada kaum musyrikin lalu mereka menyiksaku karena agamaku?“. Nabi Muhammad kemudian bersabda: “ Wahai Abu Jandal bersabarlah dan berharaplah pahala disisi Allah, sesungguhnya Allah akan membuka jalan keluar bagimu dan bagi orang-orang yang tertindas sepertimu. Sungguh kita telah menandatangani perjanjian dengan kaum tersebut. Kita berikan kepada meraka perjanjian dan mereka berikan kepada kita janji Allah, kita tidak akan mengkhianati mereka “.
Umar bin Khattab kemudian berdiri menghampiri Abu jandal, lalu berjalan disampingnya sambil mendekatkan pedang dipinggangnya pada tangan Abu Jandal, sambil berkata: “Bersabarlah engkau, wahai Abu Jandal, sesungguhnya mereka orang musyrikin dan darah mereka adalah darah anjing “. Umar berharap pedangnya ditarik oleh Abu Jandal dan ditebaskan pada Suhayl. Namun Abu Jandal tidak melakukan itu.
Mikraz bin Hafsh yang saat itu ikut melihat kejadian itu, memandangnya sebagai permulaan yang tidak menguntungkan bagi perjanjian gencatan senjata tersebut kemudian menyela, dan berkata: “Hai Muhammad, kami akan memberinya perlindungan atas namamu “. Dengan demikian, Abu Jandal dibawa mereka namun dijauhkan dari ayahnya.
Kesediaan kaum Qurays mendatangi nabi Muhammad ke Hudaibiyah dan berinisiatif menawarkan perjanjian gencatan senjata, dapat dilihat bahwa kaum Qurays tidak lagi bernafsu untuk memerangi kaum muslim, meskipun kaum muslim telah hampir masuk ke dalam kota Makkah. Kaum muslim dengan adanya perjanjian tersebut akan lebih leluasa untuk menjalankan dakwahnya ke berbagai wilayah suku di Arabiya tanpa harus memperhitungkan gangguan dari kaum qurays Makkah.
Namun demikian, karena banyak kaum muslim yang kecewa, membuat suasana di Hudaibiyah tidak nyaman. Nabi Muhammad kemudian masuk kedalam kemahnya, dimana istrinya, Ummu Salamah sedang berada di dalam tenda. Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa perjanjian gencatan senjata tersebut dan kondisi kaum muslim saat itu. Ummu Salamah kemudian menyarankan kepada nabi Muhammad untuk keluar tenda dan diminta tidak berbicara dengan siapapun sampai nabi menyembelih untanya. Nabi Muhammad kemudian mengikuti saran istrinya.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-243)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-244)
Saat itu nabi Muhammad masih dalam keadaan berpakaian ihram, kemudian berjalan menuju untanya. Setelah itu, dengan suara keras nabi mengucapkan: “ Bismillah, Allahu Akbar “, maka untanya telah disembelihnya. Mendengar suara keras takbir nabi Muhammad, kaum muslim segera bangkit dan cepat cepat menuju untanya masing masing, kemudian dengan bertakbir mereka menyembelih unta kurban masing masing. Setelah menyembelih unta, nabi Muhammad kemudian melakukan tahalul, mencukur rambutnya. Beberapa orang segera berebut potongan rambut nabi Muhammad.
Setelah itu, kaum muslim juga melakukan hal yang serupa. Saat itu, sebagian kaum muslim hanya memendekkannya dengan memangkas rambutnya. Nabi Muhammad kemudian berkata: “ Semoga Allah merahmati orang yang mencukur rambutnya“. Mendengar perkataan Rasul tersebut, yang hanya memangkas rambut bertanya dengan nada protes. Tetapi nabi selalu menjawab dengan perkataan yang diucapkannya seperti semula. Sampai tiga kali pertanyaan tersebut dan dijawab dengan jawaban yang sama, dan ketika pertanyaan yang ke empat kemudian nabi Muhammad menjawab: “ Semoga Allah juga merahmati orang-orang yang memangkas rambutnya “. Namun masih ada yang bertanya: “ Wahai Rasulullah, mengapa engkau mengulang ulang do’a untuk orang-orang yang mencukur rambutnya dan tidak untuk orang-orang yang memendekkannya ?”. Rasulullah menjawab: “Mereka tidak ragu-ragu “. Dengan penyembelihan kurban ini, kondisi kaum muslim kembali seperti semula.

wafyapp.com masjid Hudaibiyah, tempat miqat haji dan umrah, di tempat ini dahulu di buat perjanjian Hudaibiyah.
Setelah penyembelihan kurban selesai, dan setelah beristirahat dan tenaga telah kembali pulih, kaum muslim segera bersiap siap kembali ke Madinah. Dalam perjalanan pulang Umar bin Khattab selalu terlihat dalam keadaan sedih sehingga berjalan di depan mendahului rombongan. Umar bin Khattab merasa malu karena telah berbuat yang tidak semestinya kepada nabi Muhammad. Di tengah jalan antara Makkah dan Madinah, turun wahyu yang cukup panjang kepada nabi Muhammad sebagaimana Qs al-Fath 1 – 27. Wahyu tersebut memberi tahu kepada kaum muslim bahwa Allah telah memberikan kepada mereka kemenangan dan memberikan ampunan dosa yang telah lalu. Sesungguhnya kaum muslim pasti memasuki masjidil haram dalam keadaan aman.
(Bersambung ……………)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
No Responses