Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Ketika di Tabuk, nabi Muhammad di datangi penguasa kota-kota kecil arabiya disekitarnya, seperti Aylah, Jarba’ dan Adzruh. Penduduk kota tersebut adalah orang Kristen atau beragama pagan, yang kebanyakan orang-orang arab dari bani Ghasan. Penguasa kota tersebut bersedia berdamai dan bersedia membayar jizyah (semacam pajak untuk keamanan) ke Madinah. Dengan demikian, kota-kota kecil tersebut telah mengakui kekuasaan negeri Islam Madinah dan menjadi bagian dari negeri baru yaitu negeri Islam Arabiya.
Kondisi Bizantium dan sekutunya serta Sasania Persia yang saat itu sedang mengalami kemunduran telah sangat menguntungkan bagi nabi Muhammad dan kaum muslim. Allah telah membuat situasi penduduk negeri negeri besar dalam kesulitan dan kelelahan akibat perang besar bertahun tahun, sehingga sebuah negeri baru tiba-tiba muncul dari tempat yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh dua imperium yang mengapitnya baik secara geopolitik dan geoekonomi saat itu. Sebuah negeri baru yang didirikan oleh nabi terakhir, Rasul terakhir yang merubah kepercayaan pagan yang telah berumur ribu tahun menjadi negeri yang penduduknya beragama Islam yang merupakan agama baru yang keyakinannya mengkoreksi dan menyempurnakan risalah tauhid sebelumnya yang telah melahirkan agama Yahudi dan Kristen.
Setelah beberapa lama tidak ada pergerakan dari Bizantium yang membahayakan, nabi Muhammad mengutus Khalid bin Walid dengan membawa sekitar lima ratus orang pasukan muslim untuk pergi ke kotanya bani Kindah di Daumatul Jandal. Suku yang berasal dari Yaman yang ingkar terhadap Allah, yang kemudian dihukum Allah dengan diserang oleh penduduk dari negeri sekitarnya sehingga terusir dan bermigrasi sekitar abad 2 SM sebagaimana yang dikisahkan pada Qs Al-Adiyat. Khalid bin Walid dapat menaklukkan bani Kindah yang saat itu
beragama Kristen kemudian membawa pemimpinnya yaitu Ukaidir Dawmah bin Abdul Malik menghadap Rasulullah. Ukaidir bersedia berdamai dengan Rasulullah dan bersedia membayar diyat yang berarti telah mengakui kekuasaan negeri baru arabiya.
Dengan tidak adanya gerakan dari Bizantium dan takluknya kota-kota kecil di perbatasan jazeerah Arabiya, Nabi Muhammad kemudian menganggap misinya selesai dan telah ada pengakuan tidak langsung dari imperium Bizantium bahwa di jazeerah Arabiya bahwa telah berdiri negeri baru yaitu negara islam Arabiya yang berbatasan dengan wilayah Yordania, yang batas wilayahnya di sebelah utara kota Tabuk dan kota kota kecil lainnya disekitar Tabuk.
Ibnu Ishaq berkisah, Nabi Muhammad kemudian mengajak kaum muslim balik ke Madinah. Ketika melewati lembah Al-Musyaqqaq, nabi Muhammad mengetahui bahwa di lembah tersebut terdapa sumur kecil yang airnya keluar pelan yang sekali ambil hanya cukup untuk dua tiga orang saja. Nabi Muhammad berpesan agar siapapun yang tiba di sumur itu terlebih dahulu, agar tidak mengambil airnya terlebih dahulu. Namun orang orang munafiq diam-diam mendahului ke sumur tersebut kemudian mengambil airnya.
Ketika Rasulullah sampai di tempat tersebut, air di sumur tersebut telah habis. Rasulullah kemudian bertanya siapa yang telah mengambil airnya, lalu disebutkan si fulan dan si fulan. Rasulullah kemudian mengutuk orang tersebut, kemudian berdo’a kepada Allah dengan memegang sumur tersebut. Sesaat kemudian terdengar suara yang bergemuruh, suara air yang bergerak dari bawah, dan kemudian air memancar dengan deras pada sumur tersebut. Kaum muslim kemudian mengambil air tersebut selain untuk diminum saat itu, juga untuk memenuhi kantung-kantung persediaan air untuk perjalanan.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-265)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-266)
Ketika nabi Muhammad sampai di Dhirar, beliau mendengar laporan tentang perbuatan dua belas orang pendiri masjid di Dhirar itu. Sebelum nabi Muhammad berangkat ke Tabuk, dua belas orang tersebut menemui beliau bermaksud untuk menyampaikan maksudnya untuk membangun masjid di Dhirar. Namun ketika pulang dari Tabuk, setelah mendengar laporan tentang perbuatan mereka, nabi Muhammad memerintah Malik bin Ad-Dhuksyum dari bani Salim bin Awf dan Ma’na bin Adi ada pula yang menyebutkan saudaranya Ma’na yaitu Ashim bin Adi untuk meruntuhkan dan membakar masjid tersebut, sehingga penghuni masjid
tersebut kemudian lari tunggang langgang.
Atas peristiwa tersebut kemudian turun wahyu dari Allah mengenai masjid tersebut sebagaimana pada Qs At-Taubah 107: “ Dan (diantara orang orang munafiq itu) ada orang -orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang orang mukmin “. Akhirnya nabi Muhammad dan kaum muslim tiba kembali di Madinah. Tidak ada kurban jiwa dalam misi ke Tabuk.
Setelah istirahat cukup, ketika kaum muslim sedang berkumpul dengan nabi Muhammad, Rasulullah berpesan agar tidak berbicara dengan orang muslim yang tidak ikut dalam misi ke Tabuk sampai datang petunjuk dari Allah. Orang orang tersebut yaitu Ka’ab bin Malik bin Abu Ka’ab, Murarah bin Rabi’, Hilal bin Umayyah bin Abu Khaitsamah. Mereka tentu sangat tertekan jiwanya karena merasa dikucilkan oleh seluruh kaum muslim Madinah. Mereka kemudian bertaubat atas kelalaian mereka sehingga terlambat ikut dalam misi bersama Rasulullah.
Pada saat itu, orang orang munafiq berdatangan kepada nabi Muhammad untuk meminta maaf karena ketidakikut sertaan mereka, yang langsung dimaafkan oleh nabi Muhammad meskipun nabi Muhammad sama sekali tidak percaya atas ketulusannya, apalagi nabi Muhammad menerima wahyu sebagaimana Qs At-Taubah 95-96 yang menyatakan kebohongan mereka yang didahului dengan pernyataan sumpah. Namun terhadap tiga sahabat muslim, Nabi Muhammad justru menguji kejujuran tiga orang tersebut dan dipanggilnya satu persatu untuk didengarkan keterangannya dan didengarkan kebenaran perkataannya. Tentu ketiga orang tersebut sangat tersiksa karena nabi Muhammad tetap menangguhkannya, hingga akhirnya muncul wahyu kepada nabi Muhammad sebagaimana dalam Qs At-Taubah 118, yang merehabilitasi nama ketiga sahabat tersebut.
Kaum muslim merasakan setelah ekspedisi Tabuk mereka tidak akan berperang lagi, sehingga sebagian kaum muslim menjual senjatanya. Nabi mendengar hal tersebut, kemudian bersabda bahwa umatnya tidak akan berhenti berjuang hingga munculnya Dajjal. Sebelum Dajjal muncul, kaum muslim akan dipimpin oleh al-Mahdi, yaitu orang yang diberi petunjuk yang orang tersebut dari keluarga nabi Muhammad. Ciri –cirinya dahinya lebar dan hidungnya mancung bagaikan paruh burung elang. Ia akan memenuhi bumi dengan kebaikan dan keadilan, pada saat bumi telah dipenuhi kebatilan dan kezaliman. Namun al-Mahdi hanya akan memerintah selama tujuh tahun, dan pada saat akhir kekuasaan muncullah Dajjal, yang ciri – cirinya mata kanannya buta, sedang mata kirinya tidak ada bagian putihnya sehingga matanya seperti anggur. Dajjal mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang menkajubkan tetapi menyebarkan kerusakan di bumi. Kemudian akan muncul kaum beriman yang akan melawan Dajjal. Saat Dajjal berperang dengan kaum mukmin, datang nabi “iysaa ke bumi memimpin kaum mukmin. Allah akan membunuh Dajjal melalui tangan ‘Iysaa.
Suatu ketika, ketika kaum muslim sedang duduk duduk dengan nabi Muhammad, datang seorang tamu yang berpakaian putih cemerlang yang langkahnya tidak menimbulkan jejak di tanah. Kaum muslim tidak pernah melihatnya apalagi mengenalnya. Orang tersebut kemudian duduk disebelah nabi Muhammad dan satu telapak tangannya pada tangan nabi Muhammad. Kemudian ada dialog antara orang tersebut dengan nabi Muhammad, sedang kaum muslim mendengarnya.
Cukup panjang dialognya sehingga akhirnya tamu tersebut meminta nabi Muhammad menjelaskan tentang hari kiamat. Nabi Muhammad kemudian menjawab bahwa yang bertanya lebih tahu dari yang menjawab. Masih ada dialog lagi, dan ketika dilog selesai, tamu tersebut kemudian pergi. Setelah kepergiannya, nabi Muhammad bertanya kepada Umar ibn Khattab apakah dia mengenal tamu tersebut, yang dijawab oleh Umar bahwa Allah dan Rasulnya lebih tahu. Nabi Muhammad kemudian berkata bahwa tamunya tersebut adalah Malaikat Jibril yang datang mengajarkan agama Islam kepada kaum muslim.
(bersambung …………..)
EDITOR: REYNA
Related Posts
 - Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
 - Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
 - Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
 - Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
 - Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)




torzonOctober 28, 2024 at 9:18 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-267/ […]
chat roomJanuary 4, 2025 at 8:33 pm
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-267/ […]
painters CalgaryJanuary 28, 2025 at 5:05 pm
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-267/ […]