Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-52)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-52)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haikal Sulaiman Dan Pecahnya Kerajaan Israel.

1. Bani Israel setelah ditinggal Yosua.

Wilayah Mesir sepeninggal Meremptah menjadi wilayah dengan banyak raja kecil dengan menguasai wilayah kecil. Demikian pula wilayah Hitti, menjadi wilyah yang terpecah dalam kerajaan kerajaan kecil yang lemah. Sedang Assyiria dan Elam meskipun wilayah masing masing tetap utuh namun kehilangan kekuatan imperiumnya, karena ekonominya hancur akibat perang yang panjang. Hal itu menjadikan wilayah Kanaan sebagai ajang perebutan suku suku Kanaan, suku filistin dan suku suku lainnya. Suku Filistin menjadi suku yang cukup kuat dan pasukannya banyak melakukan penetrasi ke wilayah timur dan selatan wilayah Kanaan. Dalam situasi wilayah Kanaan yang terpecah pecah tersebut, Yoshua dengan jumlah bani Israel yang cukup besar dibanding suku suku lainnya dapat memimpin bani Israel merebut banyak wilayah suku Kanaan. Namun bani Israel tidak dapat membersihkan wilayahnya dari suku suku Kanaan dan puak suku Filistin. Masih banyak penduduk dari suku lain yang di klaim sebagai wilayah 12 suku bani Israel. Pembagian wilayah bani Israel dalam kawasan yang luas dalam penjagaan wilayahnya diserahkan pada masing masing suku. Hal itu membuat bani Israel semakin lama semakin kesulitan mempersatukan kekuatannya.

Wilayah tradisional suku Filistin, selain di Gaza juga meliputi Askhelon, Ashdod, Gat dan  Gerar. Disamping itu, saat itu puak puak suku Filistin juga menguasai banyak wilayah pesisir sepanjang laut tengah, meskipun ada klaim Yoshua dan bani Israel bahwa wilayah itu merupakan bagian dari wilayah Baitul Maqdish. Apalagi saat itu bani Israel bukan suku yang mempunyai tradisi maritim sehingga belum dapat memanfaatkan pesisir yang dikuasainya. Wilayah sempit rata rata selebar 80 km sepanjang lebih kurang 210 km sisi sebelah barat sungai yordan dimulai dari dari utara mulai laut galilea keselatan hingga wilayah Edom, dan dari barat mulai dari pesisir pantai laut tengah ke timur hingga sungai Yordan, menjadi wilayah perebutan antara bani Israel dengan puak puak suku Filistin dan suku suku Kanaan kuno lainnya. Wilayah tersebut akan menjadi wilayah yang akan selalu bergolak dengan banyak peperangan perebutan wilayah.

Di wilayah yang dikuasainya, bani Israel masih hidup berdampingan dengan suku Sidon, Hewi, Het, Amori, Yebus, Feris, Filistin dan banyak puak puaknya serta suku suku Kanaan lainnya. Suku suku asli tersebut mempunyai kepercayaan pagan dengan menyembah dewa Baal dan Asytoret sedang suku Filistin yang menyembah dewa Dagon atau Dagan yaitu dewa ikan yang sebelumnya juga dikenal sebagai dewa beberapa suku di wilayah Hitti yang tinggal di wilayah pantai. Dengan kuil Dagon tersebut menunjukkan bahwa suku Filistin bukan berasal dari suku Kanaan, sangat mungkin berasal dari suku Hitti atau suku suku Mesopotamia yang tinggal di
sekitar sungai Eufrat. Dengan demikian suku Filistin adalah pengembara yang kemudian menguasai wilayah gaza dan menetap di wilayah tersebut. Jadi bani Israel memasuki wilayah Kanaan yang saat itu di huni oleh suku suku yang mempunyai perbedaan dalam pemujaan dewa. Kuil pemujaan dewa saat itu merupakan identitas penting kesukuan. Dengan demikian, wilayah Baitul maqdish adalah wilayah yang menyimpan potensi konflik yang berat, karena bani Israel saat itu adalah suku asing di wilayah Baitul Maqdish, sebagaimana nabi Ibrahim juga bukan orang Kanaan namun orang Akadia dari wilayah Mesopotamia. Risalah Taurat nabi Musa dalam kitab kejadian, keluaran, imamat, bilangan dan ulangan, adalah risalah yang narasinya lebih banyak ditujukan pada bani Israel, yang Tuhannya tidak nampak secara fisik untuk disembah, yang mungkin sulit untuk dikomunikasikan kepada suku suku asli di wilayah tersebut yang mempunyai kepercayaan pagan.

Dalam perjalanan waktu yang panjang, seperti halnya pengalaman bergaul dengan suku Moab, bani Israel banyak melanggar pesan pesan nabi Musa dan Yosua, agar tidak berzinah dengan wanita suku suku Kanaan dan suku suku lainnya, karena hal itu dapat menjadi jerat dan perangkap bagi bani Israel. Sebagian dari bani Israel bahkan melupakan ajaran Torah dan ikut menyembah Baal dan Asytoret. Ketika bani Israel mulai meninggalkan Allah dan hidup bersama dengan suku Kanaan serta ikut menyembah dewa suku Kanaan, maka bencana menimpa bani Israel. Mereka sering dikalahkan oleh suku suku di wilayah itu. Ketika mereka dikalahkan maka kemudian mereka ganti ditindas dan diperbudak.

Setelah itu, mereka baru ingat kembali pada Taurat dan meminta pertolongan Allah, kemudian Allah membangkitkan pahlawan atau menurunkan orang orang salih diantara mereka. Oleh para pahlawan atau orang salih lalu dilantunkan nyanyian Musa untuk mengingatkan agar mereka kembali kepada Taurat dan diselamatkan oleh Allah.Orang salih diantara mereka kemudian mereka angkat sebagai Hakim yang memutusi berbagai macam perkara diantara mereka. Hakim tersebut juga berfungsi sebagai penjaga tabut taurat, mengajarkan risalah taurat dan komunikator kepentingan antar suku bani Israel. Sedang kepala suku dan para tetua suku tetap menjadi pemutus kepentingan suku masing masing. Diantara hakim hakim itu bahkan ada yang menjadi nabi bani Israel.

Karena sulit bersatu diantara suku bani Israel pernah diperbudak oleh suku lain. Diantaranya, Suku Ben Yamin pernah dikalahkan dan diperbudak oleh raja Moab yang bersekutu dengan raja suku Amalek namun kemudian dibebaskan oleh pahlawannya yang bernama Ehud. Suku Efraim, Naftali dan Zebulon dikalahkan dan diperbudak oleh Yabin raja Kanaan yang berkuasa di Hazor yang mempunyai kereta perang dari besi. Suatu penemuan baru dalam peralatan perang pada masa itu. Kemudian muncul Hakim perempuan yang bernama Debora dari suku Efraim, yang dapat menyatukan tiga suku tersebut sehingga dapat mengalahkan raja Yabin.

BACA JUGA:

Beberapa suku Bani Israel lainnya juga pernah dikalahkan dan diperbudak oleh raja Zebah  dan Salmuna dari puak suku Madyan. Belasan tahun kemudian muncul pahlawan bani Israel dari Ofra tepi barat sungai Yordan yaitu Gideon orang Abiezer dari suku BenYamin yang dapat menyatukan suku BenYamin, Naftali, Asyer, Manasye dan Efraim yang kemudian mengalahkan raja Zebah dan Salmuna.

Mikael Mau, Lukisan Debora, Wanita suku Efraim yangmenyatukan suku Efraim, Naftali dan Zebulon yangdapat mengalahkan raja Yabin.

(bersambung ……)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

5 Responses

  1. therich789November 18, 2024 at 8:57 am

    … [Trackback]

    […] Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-52/ […]

  2. PGSLOT ใจดีให้ยืมเครดิตฟรี 100%December 19, 2024 at 1:08 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-52/ […]

  3. beautiful womenDecember 29, 2024 at 9:15 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-52/ […]

  4. ETJanuary 24, 2025 at 6:44 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-52/ […]

  5. InfographicsJanuary 24, 2025 at 7:08 pm

    … [Trackback]

    […] Here you can find 20593 more Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-52/ […]

Leave a Reply