Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-69)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-69)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haekal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

Dari kisah Al – Qur’an maupun Kitab 1 Raja Raja, menunjukkan bahwa nama nabi Sulaiman tersohor sampai ke tempat yang jauh. Negeri negeri tetangga kerajaan Israel pasti juga mengetahui tentang kemampuan, kekayaan dan ketangguhan kerajaan Israel, sehingga tidak berani gegabah untuk menjadikan wilayah kerajaan Israel sebagai wilayah jajahan seperti masa sebelum bani Israel datang dan menguasai wilayah kana’an. Namun wilayah kerajaan Israel juga tidak sampai memasuki kerajaan lainnya yang telah ada terlebih dahulu.

Kompasiana.com kegiatan arkheologi penggalian negeri saba’ di Yaman.

18. Hukuman kepada Nabi Sulaiman.

Dalam Qs Shad 34 – 35, dijelaskan bahwa Allah telah menguji nabi Sulaiman. Allah menjadikan nabi Sulaiman tergeletak sebagai tubuh yang lemah diatas kursinya, dan atas hukuman tersebut kemudian nabi Sulaiman bertaubat atas kesalahannya. Selain bertaubat dan mohon ampunan, nabi Sulaiman juga mohon kepada Allah agar di karuniai kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelah dirinya.

Apakah yang dimaksud dengan ujian sehingga akhirnya nabi Sulaiman di hukum menjadi tergeletak tidak berdaya ? Qs Shad 31 – 33 memberikan informasi dengan kalimat yang bersifat metafora, yaitu nabi Sulaiman tertarik dengan kuda kuda yang jinak tetapi sangat cepat larinya, sehingga nabi Sulaiman terlena oleh keindahan kuda kuda tersebut dengan selalu mengusap usap kaki dan leher kuda kuda tersebut sepanjang hari yang berakibat lalai dengan tugas tugasnya sebagai rasul maupun sebagai raja.

Kalimat metafora ini bila di lihat pada kisah dari kitab raja – raja, maka sangat mungkin disebabkan nabi Sulaiman mempunyai banyak istri dari berbagai macam suku, baik dari suku suku Israel sendiri maupun suku suku kanaan seperti suku Het, Sidon dan lain-lain. Juga istri dari suku suku kerabat suku Israel seperti suku Moab, Amon dan Edom, bahkan istri dari anak Fir’aun yaitu raja Seshnoq atau atau Shosheng atau Sisak. Jumlah istri nabi Sulaiman lebih banyak dari istri nabi Dawud. Sangat mungkin nabi Sulaiman menjadi sangat sibuk dengan istri-istrinya ini sehingga lalai dengan tugasnya. Karena istri-istrinya ini banyak yang berasal dari suku-suku penyembah berhala kemudian nabi Sulaiman lalai dengan masih maraknya penyembahan terhadap berhala yang terjadi disekelilingnya. Bahkan istri nabi Sulaiman pun masih ada yang menyembah berhala. Karena kelalaian ini kemudian Allah menghukum nabi Sulaiman.

Tribun Manado.co.id, Lukisan nabi Sulaiman tergeletak tidak berdaya di singgasana. Mendapat hukuman Allah karena perbuatan lalainya.

Namun demikian, dalam Qs Shad 36 – 40 diterangkan bahwa Allah mengampuni kelalaian nabi Sulaiman tersebut dan bahkan kemudian sesuai permohonan ampunan dan permintaan tentang kerajaannya, Allah mengampuni nabi Sulaiman dan menganugerahinya dengan kerajaan yang tidak akan bisa ditiru oleh bani Israel sesudahnya. Kelalaian yang akan berakibat berat pada kerajaan Israel setelah masa nabi Sulaiman berlalu (Kitab 1 raja raja 11 : 9 – 13). Sedang Qs Shad 40 menunjukkan sayangnya Allah kepada Rasulnya dengan menyatakan bahwa nabi Sulaiman mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Allah dan tempat kembali yang baik. Allah tetap memberikan anugerah kerajaan yang damai, kuat dan kaya kepada nabi Sulaiman.

Pada masa nabi Sulaiman, kerajaan Israel melakukan hubungan kerjasama yang baik dengan kerajaan Mesir yang telah mulai bangkit dari keterpurukan yang panjang. Bahkan untuk memperkecil kemungkinan serangan dari Mesir yang telah kembali menjadi negeri yang kuat, nabi Sulaiman menikahi anak Fir’au (Pharaoh) periode dinasti XXII Mesir raja pertama yaitu raja Sheshnoq I disebut juga Shosheng I (945 SM – 924 SM). Saat itu Mesir telah bangkit dari keterpurukan setelah matinya Mernephtah dimana kerajaan Mesir terpuruk dan terpecah pecah dalam kerajaan kerajaan kecil. Ketika kerajaan Mesir telah mampu bangkit dari keterpurukan selama sekitar 300 tahun, pada saat yang hampir sama kerajaan Israel telah menjadi negara yang cukup kuat, sehingga tidak mudah diserang oleh negeri-negeri di sekitarnya.

19. Bibit Perpecahan Kerajaan Israel.

Selama pemerintahan nabi Dawud dan nabi Sulaiman, terdapat beberapa bibit perpecahan kerajaan Israel yaitu :

a) Pada masa nabi Dawud, ketika terjadi peperangan dengan kerabat suku Israel yaitu suku Edom, Yoab panglima pasukan nabi Dawud, selama enam bulan menduduki wilayah Edom dan banyak melakukan pembunuhan yang mengakibatkan pengungsian suku Edom ke negeri Mesir. Salah satu tokoh muda suku Edom yaitu Hadad, di Mesir menarik perhatian Sheshnoq yang kemudian dipeliharanya bahkan di kawinkan dengan adik istrinya. Ketika Hadad mendengar bahwa nabi Dawud dan Yoab meninggal, tidak lama kemudian Hadad minta ijin kepada Shesnoq untuk pulang kembali kenegerinya yaitu Edom untuk membangkitkan negerinya kembali.

b) Terdapat seorang lawan nabi Dawud yang melarikan diri ke Damsyk, yaitu Rezon bin Elyada yang bahkan kemudian berhasil menjadi raja di Damsyk, menjadi raja bangsa Aram. Rezon menunggu waktu yang baik untuk kembali ke Israel menyerang kerajaan Israel.

c) Ketika nabi Sulaiman membangun Milo yaitu tembok besar penopang istana Sulaiman yang menutup tembok Dawud, terdapat seorang wanita bernama Zerua yang menentang pembangunan tersebut. Zerua adalah ibu Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim bin Yusuf pegawai nabi Sulaiman. Pada saat yang ada seorang salih yaitu Ahia orang dari kota Silo, yang kecewa dengan nabi Sulaiman karena membiarkan istri-istrinya yang dari Sidon, Moab dan Amon masih menyembah berhala-berhala sukunya yaitu Asyitoret dewa suku Sidon, Kamos atau Chemos dewa suku Moab, Milkom dewa suku Amon.

BACA JUGA:

Ahia menemui Yerobeam dan mengungkapkan kekecewaannya itu dan mendorong Yerobeam untuk memberontak yang akan didukungnya dengan mengerahkan dukungan dari sepuluh suku Israel. Ketika nabi Sulaiman mengetahui hal itu kemudian berusaha menangkap dan membunuh Yerobeam, namun Yerobeam lebih dahulu meninggalkan Yerusalem. Ketika pasukan nabi Sulaiman mengejar, Yerobeam kemudian lari ke Mesir, berlindung kepada Shehnoq. Dari tiga hal tersebut nampak bahwa pada masa nabi Dawud dan nabi Sulaiman, kerajaan Mesir telah menjadi pilihan tempat pelarian dari lawan kerajaan Israel dan para penentang raja Israel. Hal ini menunjukkan bahwa kerajaan Mesir telah pulih, namun karena di wilayah Kanaan telah berdiri kerajaan yang kuat yaitu kerajaan Israel, maka kerajaan Mesir sampai dengan masa kedua rasul tersebut tidak berani mencoba mengambil dan menjajah wilayah kerajaan Israel. Namun telah menjadi tempat pelarian musuh Israel dan menjadi tempat menyusun kekuatan untuk melawan kerajaan atau raja Israel.

20. Kematian Nabi Sulaiman

Baik Al – Qur’an maupun Kitab Raja Raja tidak menginformasikan bagaimana kejadiannya nabi Sulaiman meninggal dunia. Qs Saba’ 14 menginformasikan tidak ada yang mengetahui bagaimana nabi Sulaiman meninggal, bahkan jin pun tidak mengetahui kematian nabi Sulaiman. Dalam ayat ini ditunjukkan bahwa ketika nabi Sulaiman mengawasi para jin yang diperintahnya untuk bekerja, para jin ini tidak mengetahui bahwa nabi Sulaiman telah meninggal dan baru mengetahuinya pada saat nabi Sulaiman tersungkur ketika tongkatnya patah karena dimakan rayap.

Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa nabi Sulaiman sebenarnya sudah cukup lama meninggal namun masih nampak mengawasi manusia dan jin yang sedang bekerja. Ayat ini sekaligus menunjukkan tentang misteri sesuatu yang ghaib, yang sangat jarang manusia dapat mengetahuinya meskipun sedikit. Termasuk bangsa jin, yang juga tidak mengetahuinya.

(bersambung ………..)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K