Agus Mualif: RASUL (Qs Yunus : 2)

Oleh : Agus Mualif Rohadi.

Jika semua manusia mengakui bahwa mereka keturunan Adam dan Hawa, pantaskah ada diantara manusia yang tidak mengakui adanya tuhan ?
Apakah manusia merasa bahwa dirinya keturunan kera ? karena menganggap Adam adalah keturunan kera ? maka dengan demikian Adam tidak mengenal tuhan ?

Mengapa mereka tidak pernah berfikir bagaimana awalnya manusia bisa mengucapkan kata kata, kemudian memberikan nama nama pada benda ?
Sampai saat ini manusia sendiri tidak dapat menemukan bukti bahwa ada kera yang dapat mengucapkan sebuah kata, apalagi memberi nama nama pada benda, memberi nama pada anggota tubuhnya sendiri.

Apakah ada manusia yang berpikir bahwa manusia bukan hanya keturunan Adam dan Hawa ? dan menganggap ada makhluk lain sejenis Adam dan Hawa dan beranak pinak pula ? Lalu dari mana datangnya makhluk yang sejenis Adam dan Hawa tersebut ? Apakah juga evolusi dari kera ? Apakah mereka ini ada dengan sendirinya dan tidak ada yang menciptakan ?  Jika ada yang menciptakan ? Siapa ?

Hanya Tuhan Yang Satu yang menciptakan Adam. Tidak mungkin ada tuhan lain yang menciptakan manusia seperti Adam.  Jika manusia menganggap dirinya keturunan Adam, maka dari mana datangnya pikiran bahwa ada eksistensi tuhan lainnya atau bahkan tidak ada tuhan yang mencipta dan menganggap  semuanya ada dengan sendirinya.

Anak anak Adam, ketika bapak dan ibunya masih hidup, dan bisa memberikan peringatan dan petunjuk bagaimana menjalani hidup, namun tetap saja ada yang tersesat pikirnya karena iri dan dengki, sehingga membunuh saudaranya. Sebagaimana Adam yang juga merasakan bagaimana tipuan setan, maka ada anak Adam yang terjerumus oleh rayuan setan.  Sejak awal  manusia berselisih karena tipuan setan.

Jika tidak ada diantara sesama manusia yang memberikan peringatan dan petunjuk yang haq, maka manusia akan hidup dengan hukum seperti halnya binatang dalam rimba ? Jadi,  dari mana pertama kali datangnya petunjuk yang haq itu ?

Qs Yunus : 2, susunan kalimatnya cukup panjang dan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu :

Kalimat pertama berbunyi :
” Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberi wahyu kepada seorang laki – laki diantara mereka……”.

Kalimat pertama adalah pernyataan logis bagi manusia yang mau berfikir, bahwa memang manusia membutuhkan seseorang terpercaya untuk memberi petunjuk yang benar agar dapat menjadi pegangan hidup yang menyelamatkan dari perbuatan buruk yang merusak, saling bunuh membunuh tanpa alasan yang benar dan tidak ada yang bisa memberi penghakiman siapa yang salah dan siapa yang benar.  Manusia tidak akan mampu membangun peradaban jika sejak awal tidak ada seseorang yang diberi otoritas oleh Allah dengan dibekali ilmu dari sisiNya untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk yang haq.

Kalimat kedua Qs Yunus : 2, berbunyi :
” … Berikanlah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan….”

Seorang Rasul, tugasnya memberikan peringatan kepada manusia agar manusia selamat hidupnya.

Dan bagi orang orang yang beriman, maka keselamatan bagi hidupnya baik ketika masih didunia maupun di kehidupan kekalnya disisi Tuhan.  Tugas orang orang beriman ini kemudian melanjutkan mengembangkan peradaban manusia setelah Rasul pergi.

Tapi karena tipuan setan,  setelah berlalu seorang Rasul, tidak lama kemudian manusia menjalani kehidupan yang menyimpang dari petunjuk Nabi mereka.  Demikianlah terjadi secara berulang ulang, setiap datang Nabi maka kehidupan dapat di luruskan kembali, dan manusia mengingat kepada Tuhannya lagi.  Keyakinan akan kehidupan yang lebih baik muncul kembali.

Namun demikian, terdapat beberapa kaum yang fasik dan dhalim, yang tidak mau mendengarkan peringatan Nabi yang diutus diantara mereka, bahkan mengancam membunuh Nabi, maka Allah memusnahkan kaum tersebut. Hal itu sebagai pelajaran bagi manusia.

Demikianlah berulang kali datang seorang Nabi atau Rasul dalam kehidupan kaum untuk memberi peringatan dan petunjuk, hingga datang Rasul yang terakhir.

Kalimat terakhir Qs Yunus : 2 berbunyi :
…. Orang orang kafir berkata ” orang ini (Muhammad) benar benar pesihir “.

Kultur arab saat itu, sanjungan tertinggi diberikan kepada orang yang mampu membuat syair yang memukau. Semua hajatan besar acaranya selalu di tutup dengan lomba membaca syair, yang dibacakan dengan diiringi gerak ekspresi. Ada yang membaca dengan cara berguling guling bahkan sampai kehilangan kesadaran (trance).  Lomba membaca syair selalu diakhiri dengan tepuk tangan panjang dan pemberian hadiah.  Sambutan terhadap seoarang penyair hebat melebihi penyambutan terhadap kepala suku.

Oleh karena itu penyair sering dikatakan sebagai penyihir, karena mampu membuat pendengarnya larut dalam kekaguman dan menjadi pengikut penyair.

Kultur syair suku suku arab ini menjadi bukti bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tidak mewariskan risalah tauhid secara tertulis, namun hanya meninggalkan ajaran lisan kepada anak cucunya.  Kehebatan dalam membuat syair ini juga sekaligus berfungsi sebagai penolak kitab kitab Ibrani dan Kristen sehingga hanya sedikit suku suku arab Mekkah dan Madinah yang beragama yahudi maupun kristen. Bisa dikatakan suku suku arabia tidak terpengaruh oleh kitab Yahudi dan Kristen.  Syair bagi suku suku arabia bahkan berfungsi sebagai ungkapan ajaran agama pagan yang mereka anut.

Wahyu – wahyu yang di sampaikan Nabi Muhammad kepada kaum qurays dan suku suku arabia lainnya, jauh melampaui kehebatan syair yang pernah ada dan jauh melampaui daya cipta suku suku arabia dalam menciptakan syair maupun ajaran agama .

Firman Allah menjadi sangat radikal dan meniadakan terhadap kumpulan syair dan ajaran suku suku arabia sehingga berakibat memecah belah kepercayaan suku suku arab. Banyak kejadian anak melawan bapaknya, dan istri bertengkar dengan suami, budak melawan majikan. Pangikut awal Nabi Muhammad adalah para ibu ibu yang memang sangat sensitif dengan keindahan, menyedot perhatian kaum muda dan menjadi ungkapan bagi gejolak perlawanan kaum yang tertindas, serta menjadi tantangan bagi orang orang yang mau berfikir dan mempunyai kecerdasan. Kebanyakan dari mereka ini kemudian berbaiat menjadi kaum muslim awal. Masyarakat dan keluarga suku suku arabia menjadi terbelah

Nabi Muhammad disebut sebagai pesihir hebat yang membahayakan dan oleh karena itu, Nabi Muhammad harus dilenyapkan dan ajarannya harus dimusnahkan.

Related Posts