Oleh : Agus Mualif Rohadi, Alumni HMI Tinggal di Surabaya
Doktrin tidak resmi HMI itu disebut Nasionalis Religius. Saya sebut tidak resmi karena, itu merupakan tafsir pendek bahkan sangat singkat atas:
1. Sejarah berdirinya HMI maupun sejarah HMI dari waktu kewaktu, dan
2. Tujuan HMI yang tercantum dalam AD/ART HMI.
Karena tafsir tidak resmi, namun selalu di dengung-dengungkan oleh semua instruktur dalam semua level training HMI, maka hal itu menjadi semacam brand HMI.
Masalahnya tafsir pendek itu tidak ada penjelasannya dalam AD/ART HMI. Misalnya mengapa disebut Nasionlis Religius, bukan disebut Religius Nasionalis.
Mengapa yang disebut Nasionalis duluan, bukan Religius duluan. Sedang tidak mungkin jadi anggota HMI jika bukan Islam.
Dengan tidak adanya penjelasan itu, efeknya bagaimana ?
Tidak aneh jika ada anggota atau pimpinan HMI yang :
1. Tarikan nasionalisnya lebih kuat dari tarikan religiusnya.
2. Tarikan Islamnya lebih kuat dari nasionalisnya.
3. Tidak masuk kategori 1 dan 2.
Nomor 3 ini tidak bisa saya sebut kategori moderat karena baik kategori 1 maupun 2 dan 3, pada dasarnya sikap keagamaan dan sikap poitik HMI pada ketiga kategori tersebut moderat.
Sikap moderat HMI itu karena Nasionalisme HMI adalah Nasionalis dalam semangat pluralitas. Demikian pula sikap religius HMI sangat menghargai dan menjunjung pluralitas agama di Indonesia.
Perbedaan alumni HMI hanya pada orientasi aspirasi politik saja, yang sangat mungkin justru lebih banyak dipengaruhi oleh latar belakang orientasi politik dan tradisi dalam keluarga, lingkungan pergaulan atau lingkungan kerja.
Oleh karena itu tidak aneh jika disemua partai politik ada alumni HMI. Alumni HMI tidak mungkin dikotakkan dalam satu wadah partai politik.
Kecenderungan politik HMI menjadi berbeda dengan ormas mahasiswa lainnya yang mempunyai kecenderungan aspirasi politik tertentu.
Meskipun ada capres berlatar belakang kader HMI seperti Anies Baswedan, faktanya hal itu tidak membuat alumni HMI dengan serta merta mendukung Anies.
Bahkan alumni HMI yang tidak berpartai pun, yang tidak terikat dengan keputusan partai, alumni HMI tidak serta merta mendukung Anies Baswedan.
Namun demikian, dari sekitar 25 Grup WA (GWA) alumni HMI yang saya ada didalamnya, nampaknya anggota GWA alumni HMI mayoritas mendukung Anies Baswedan.
Alasan mendukung Anies, rata rata bukan karena analisa kemungkinan menang atau kalah, atau Anies nampak lebih salih dibanding calon lain.
Tetapi lebih pada alasan rasional berdasar track record, kejujuran dan kemampuan mengartikulasikan gagasan.
Ya itu logis saja, karena alumni HMI dalam masyarakat adalah kelompok menengah yang tercerahkan namun banyak tuntutan, yang mencari jawaban atas pemahaman masalah bangsa dari capres berdasar track record, kejujuran dan keunggulan dalam menarasikan gagasan perbaikan dan kemajuan.
Dalam hal itu nampak Anies unggul jauh dibanding Prabowo dan Ganjar yang hampir tidak nampak narasinya. Ganjar bahkan dalam hal itu dinilai paling lemah. Sedang track record dan narasi Anies bahkan bisa dilacak sejak masih pelajar, mahasiswa, ketika menjadi dosen dan ketika menjadi menteri maupun Gubernur.
Namun karena alumni HMI berada dalam kelompok menengah, mereka dalam menentukan sikap pilihannya lebih ditentukan sikap kemandirinnya, sehingga sulit diorganisasikan.
Jangan harap ada semacam organisasi relawan yang semata-mata mengorganisasikan alumni HMI untuk tujuan pilpres.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama



live bdsm videosNovember 13, 2024 at 1:20 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/alumni-hmi-dalam-pilpres/ […]