Anas Urbaningrum: UKT harus mempertimbangkan keadaan ekonomi dan kemampuan mahasiswa dan keluarganya

Anas Urbaningrum: UKT harus mempertimbangkan keadaan ekonomi dan kemampuan mahasiswa dan keluarganya
Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN)

JAKARTA – Mencermati kenaikan UKT mahasiswa yang mengalami kenaikan drastis, Pimpinan Nasional Partai Kebangkitan Nusantaraas (Pimnas PKN) berpandangan bahwa UKT yang disesuaikan dengan perkembangan keperluan peningkatan kualitas pendidikan, itu bisa dimengerti.

“Tetapi harus tetap mempertimbangkan keadaan ekonomi dan kemampuan para mahasiswa dan keluarganya. Jika naik meroket jelas akan merusak keadilan akses terhadap pendidikan tinggi,” kata Ketua Umum PKN Anas Urbaningrum dalam pernyataan tertulis.

Menurutnya, menyempitnya akses pendidikan tinggi akan menjadikan kampus menjadi kemewahan bagi anak-anak rakyat kebanyakan. Hanya orang-orang yang mampu secara ekonomi saja yang sanggup mengirim anak-anaknya untuk belajar di kampus. Akibatnya, kampus benar-benar mewakili pendidikan tersier. Dan jika ini terjadi, maka ketidakadilan baru justru muncul, khususnya di bidang pendidikan.

Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN)

PKN menolak alasan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa kenaikan UKT ini hanya untuk mahasiswa baru.

“Bukanlah argumentasi yang patut,” kata Anas.

Baik mahasiswa baru, mahasiswa lama dan bahkan calon mahasiswa pun harus dilihat dalam konteks yang sama. Yakni haknya untuk mendapatkan sentuhan tangan adil negara di bidang pendidikan.

“Apa mahasiswa baru dikira mempunyai keluarga yang kemampuan ekonominya pasti lebih baik dari mahasiswa lama? Apa karena berstatus mahasiswa baru sehingga boleh dikenakan aturan UKT yang meroket? Logika argumen Menteri Nadiem sama sekali tidak relevan untuk menjawab masalah UKT ini,” ujarnya.

PKN mendesak khususnya Menteri Nadiem untuk melakukan evaluasi dan koreksi kebijakan tentang UKT ini. Jangan diarak oleh tendensi komersialisasi pendidikan. Pendidikan wajib digerakkan dengan prinsip untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan karena itu harus terbuka aksesnya bagi seluruh rakyat, tanpa batasan kelas ekonomi.

“Prinsipnya adalah pendidikan untuk semua, bukan untuk golongan yang mampu secara ekonomi saja. Kampus tidak boleh berbisnis dengan mahasiswanya, apalagi melakukan eksploitasi dengan menarik UKT yang tinggi,” tegas Anas.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K